12.

Mustafa Akmal langsung berdiri, "Apa kamu yakin?!" Serunya terkejut.

Walaupun secara medis penyakit ayahnya tidak bisa dideteksi tapi dokter spesialis penyakit dalam di Singapura, dr. Robert memang pernah mengemukakan sebuah hipotesis seperti yang dikatakan oleh Mumu barusan. Cuma karena pendapatnya tidak didukung oleh data (penyakitnya tidak bisa dideteksi oleh alat-alat medis) sehingga pada waktu itu dr. Robert akhirnya menyerah atas hipotesisnya.

Bagaimana Mustafa Akmal tidak terkejut dengan kenyataan ini. Seorang anak muda yang entah datang dari mana dan masih sangat muda bisa mendiagnosa penyakit ayahnya sesuai dengan hipotesis seorang dokter spesialis dari luar negeri.

Walaupun terkejut, Mustafa Akmal tidak langsung percaya seratus persen.

"Apakah ada kemungkinan penyakit ayah kami bisa diobati, Dik?"

Saudara-saudaranya yang lain sontak memandang ke arah Mumu. Begitu juga dengan Buk Husnalita, ibu mereka.

Ada sedikit pengharapan di sana walaupun masih banyak keraguan di hati mereka akan kemampuan Mumu.

"Kalau sekedar meringankan rasa sakit..."

"Aduuh..." Kata-kata Mumu terpotong oleh rintih kesakitan yang keluar dari bibir Pak Surya Atmaja.

Rupanya dia terbangun karena rasa sakit yang menyengat dadanya.

Serempak Mustafa Akmal, Ibu dan saudaranya mendekati kasur.

"Yah..." Buk Husnalita mencoba memegang dada suaminya berharap tindakannya bisa mengurangi sakit yang diderita suaminya.

Anak-anaknya yang lain hanya bisa memandang atau memijit sekujur tubuh ayah mereka tanpa mampu berbuat apa pun.

"Coba panggil dokter, Randi!" Perintah Mustafa Akmal kepada adiknya.

"Bang, dokter keluarga kita sudah angkat tangan atas penyakit ayah. Dipanggil pun tak bisa juga, Bang. Percuma."

Mustafa Akmal pun tahu juga.

Dia melirik saudaranya yang lain, tapi mereka hanya bisa menunduk tanpa solusi.

Pandangan Mustafa Akmal beralih ke wajah Mumu, "Tadi kamu mau bilang apa, Dik? Meringankan apa tadi?"

"Jika diizinkan Insya Allah saya bisa sedikit meringankan sakit orang tua Bapak."

"Lakukan saja Mumu! Mana tahu dengan perantaraan kamu, kondisi Ayah bisa agak baikan. Kasihan lihatnya." Ujar Randi. Di antara saudara-saudaranya, dia yang paling percaya kepada Mumu.

Mustafa Akmal memandang ibunya, setelah mendapat persetujuan ibunya, dia berkata kepada Mumu, "Lakukan saja sesuai kemampuan kamu, Dik! Apa pun hasilnya kami sekeluarga sangat berterima kasih."

"Baik, Pak."

Mumu kembali mendekati pembaringan pak Surya Atmaja. Setelah mengatur nafas dan mengembalikan tingkat konsentrasinya, Mumu menyalurkan sedikit tenaga ke jari-jarinya dan langsung melakukan semacam totokan di titik-titik syaraf Pak Surya Atmaja.

Buk Husnalita dan anak-anaknya menahan nafas. Berdebar. Mereka takut kondisi orang yang mereka sayangi bertambah parah.

Tapi untunglah kekhawatiran mereka tidak berdasar. Mereka melihat Pak Surya Atmaja tidak mengeluh lagi. Bahkan nafasnya sudah tenang.

Tak lama kemudian pak Surya membuka matanya dan melihat anak-anak dan istrinya berkumpul di sisinya. Pak Surya menarik nafas panjang-panjang.

Sakitnya sudah jauh berkurang.

Sambil menangis haru Buk Husnalita mendekati suaminya.

"Jangan menangis, Bu. Aku tidak apa-apa." Pak Surya menenangkan dirinya.

Pak Surya mengalihkan pandangannya ke arah Mumu dan berkata, "Nak siapa nama kamu? Terima kasih banyak atas bantuannya. Tanpa bantuan kamu entah apa yang akan terjadi pada diri saya." Walaupun dalam keadaan sakit Pak Surya masih menyadari apa yang dilakukan oleh Mumu.

Di hatinya selain terkejut dengan kemampuan Mumu, dia juga tak menyangka bahwa masih ada ilmu pengobatan akupuntur di zaman serba canggih ini.

Yang dia tahu ilmu pengobatan ini hanya populer di negara Cina.

Jangankan Pak Surya, sedangkan Mustafa Akmal dan saudaranya masih tercengang hingga kini.

Mereka bukanlah orang tanpa pengalaman hidup. Mereka sudah sering ke luar negeri dan bertemu banyak hal aneh. Tapi mereka masih sangat terkejut dengan semua tindakan Mumu dan tercengang dengan hasilnya. Walaupun mereka sangat gembira akan hasilnya.

Tanpa sadar mereka menoleh ke arah Randi dan menganggukkan kepalanya.

Karena Randilah yang telah membawa pemuda yang luar biasa ini ke sini.

"Saya Mumu, Pak. Saya temannya Bang Randi. Tak perlu Bapak berterima kasih, saya hanya bisa melakukan apa yang bisa saya lakukan." Jawab Mumu sopan. "Lagi pula ini hanya bersifat sementara." Lanjutnya.

"Walau cuma sementara hal ini tidak mengurangi rasa terima kasih saya kepadamu, Nak." Ujar pak Surya. "Kamu boleh meminta apa pun. Selama saya mampu pasti akan saya penuhi." Janjinya.

"Saya tidak meminta imbalan apa-apa, Pak. Sudah bisa sedikit menolong dan berkenalan dengan keluarga Bapak sudah menjadi suatu kehormatan bagi saya. Insya Allah kondisi Bapak bisa bertahan selama satu bulan ke depan. Saya mohon izin dahulu, Pak, Buk." Randi pamit mau undur diri.

"Jangan tergesa-gesa, Nak!" Cegah Buk Husnalita. "Randi bawa nak Mumu makan dulu ya!"

"Baik, Bu. Ayo Mumu!" Randi keluar bersama Mumu dan membawanya ke ruang makan.

Sepeninggal Mumu, buk Husnalita berpaling ke Mustafa Akmal dan saudaranya dan berkata, "Siapkan hadiah untuk Mumu, Nak! Walaupun Ibu melihat keikhlasan di wajahnya, tapi tak mungkin kita tidak memberikan apa-apa atas anugrah yang telah dia berikan untuk keluarga kita."

"Siap, Bu. Kalau begitu kami izin keluar dahulu." Mereka bertiga lalu ke luar dengan beriringan.

Saat ini Mumu dan Randi sedang makan.

Bermacam-macam lauk-pauk yang tersedia di meja. Membuat Mumu yang pada awalnya ingin menolak tapi tak jadi.

Ia makan dengan lahap. Baru ia menyadari bahwa ia sangat lapar.

Randi hanya tersenyum melihat tingkah Mumu.

"Tambah lauknya, Mumu. Daging angsa ini enak lho." Randi mengangsurkan daging ke piring Mumu.

"Terima kasih, Bang." Mumu melahapnya.

Memang enak. Mumu jadi ingin nambah lagi rasanya.

"Terima kasih karena kamu telah mengobati Ayah, Mumu. Ilmu pengobatan kamu sangat luar biasa. Abang salut sama kamu."

"He he bisa saja Abang memujinya. Aku jadi tambah lapar, Bang." Mereka berdua tertawa bersama.

"Walaupun hanya satu bulan itu sudah cukup mengembirakan bagi kami. Kami tak perlu lagi melihat Ayah yang menderita menahan sakit setiap kali penyakitnya kambuh."

"Sebenarnya bisa lebih dari itu, Bang. Cuma aku belum punya alatnya sehingga tak bisa mengobati orang tua Abang." Mumu menyudahi makannya. Sekarang ia sudah kenyang.

"Bagaimana caranya dan apa nama alatnya, Mumu? Mana tahu abang bisa carikan." Ujar Randi dengan penuh semangat.

"Jarum akupuntur perak, Bang. Harus dari bahan perak agar kualitasnya terjamin. Cuma masalahnya aku tak tahu apakah ada jual di Selatpanjang ini." Jawab Mumu.

Sebenarnya jika pun ada, Mumu belum bisa membelinya untuk saat ini. Jarum akupuntur perak pasti sangat mahal. Keuangan Mumu masih sangat jauh untuk bisa membelinya.

"Jarum akupuntur perak ya." Randi tampak serius memikirkannya.

Ini suatu peluang bagi kesehatan ayahnya. Dia pasti harus berusaha untuk mendapatkannya. Tak peduli di mana harus mencarinya. Harga bukan masalah bagi Randi.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

semoga aja keluarga Randi membukakan jalan bagi si Mumu yah,,,

2024-03-30

1

Edi Porwanto

Edi Porwanto

ini baru mantappp

2023-10-10

6

Tatang

Tatang

gue demen nih cerita over power tiba tiba kaya bgt dan ga sakti sakti bgt...

2023-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.
24 24.
25 25.
26 26.
27 27.
28 28.
29 29.
30 Mengambil Alih Perusahaan
31 Rencana
32 Itu Kamu?
33 Tolong Obati Dia, Dik!
34 Jangan Abaikan Penyakit Itu!
35 Ternyata Tabibnya Sangat Muda
36 Musuh Ada Di mana-mana
37 Kewalahan
38 38.
39 39.
40 40.
41 41.
42 42.
43 43.
44 44.
45 45.
46 46.
47 47.
48 48.
49 49.
50 50.
51 51.
52 52.
53 53.
54 54.
55 55.
56 56.
57 57.
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 75.
76 76.
77 77.
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87. Jelatik
88 88. Mencapai Batas
89 Itu Dia
90 Mimpi Seperti Nyata
91 Pertemuan
92 Penolakan
93 Keputusan
94 Menanggung Resiko
95 Energi Tidak Berbentuk dan Tidak Berwarna
96 Serangan
97 Masalah
98 Taruhan
99 Hadiah
100 ICU
101 Menilai Buku dari Sampul
102 Meninggal Dunia
103 Secercah Harapan
104 Tanpa Pamrih
105 Hadiah Tak Terduga
106 Hati yang Gundah-gulana
107 Kanker Otak Stadium Akhir
108 Hati yang Berbunga-bunga
109 Penyelidikan
110 Rindu
111 Kehidupan Buk Senah
112 Buah dari Kebaikan
113 Bisakah Kita Bertemu?
114 Makan Bersama
115 Tawaran Kuliah Kedokteran
116 Menolak Tawaran
117 Apa kah Ini Yang Namanya Rindu
118 'Hadiah' Untukmu
119 Cinta Yang Mulai Bersemi
120 Khodam
121 Mutasi
122 Mencari Informasi
123 Pengobatan Keliling
124 Selama Kamu Mau
125 Souvenir
126 Jangan Putuskan Komunikasi
127 Cincin Ruang
128 Pulang Kampung
129 Berubah
130 Gosip
131 Pernikahan
132 Makhluk Hitam
133 Mulai Mengobati
134 Pengobatan Kedua
135 Bernazar
136 Handphone
137 Pertemuan
138 Memulai Pengembaraan
139 70 Meter Persegi
140 Ujian Tertulis
141 Ujiannya Tidak Fair
142 Persiapan Ujian Wawancara
143 Bahasa Inggris itu Aneh
144 Wawancara
145 Mengunjungi Pasien
146 Pedang Kayu
147 Ginjal Kronis
148 Diteror
149 Terlambat
150 Andika
151 Naik Pesawat
152 Masuk Universitas
153 Pertunangan
154 Wulan...?!
155 Sindikat
156 Curhat
157 Makhluk Apa Lagi?
158 Ke RSUD
159 Shofia Yang Malang
160 Hari yang Sibuk
161 Pertemuan
162 Ke RSUD Lagi
163 Ngukur Baju Pengantin
164 Mama Wulan
165 Aku Ingin Bertemu Untuk Terakhir Kali
166 Perpisahan
167 'Orang Pintar'
168 Kromosom
169 Seberkas Cahaya
170 Psikiatri
171 Tujuh Batang Jarum
172 Bertemu dengan Mirna
173 Berdiskusi
174 Mengobati Wulan
175 Ungkapan Perasaan
176 Tertidur Lelap
177 Imelda
178 Pertemuan di Cafe Elit
179 S1 Kedokteran
180 Persiapan Pernikahan Wulan
181 Janji Emak
182 Mengikuti dr. Revi Pratama
183 Papa Imelda
184 Ariani Utari
185 Geng Motor
186 Populer
187 Konsultasi
188 Seminggu Lagi
189 Persiapan Ujian Kompetensi
190 Ujian Kompetensi dimulai
191 Mbah Kung Sakit
192 Permintaan Mbah Kung
193 Ijab Qabul
194 Poli Akupuntur
195 Spesialis Akupuntur Medik
196 Aku Tak Mau dimadu
197 Masalah
198 Mimpi Buruk
199 Bertemu Wulan
200 Keinginan Wulan
201 Kesurupan
202 250 Meter Persegi
203 Pertemuan Tanpa Disengaja
204 Mirna yang Pendiam
205 Keinginan Belum Terpenuhi
206 Dihina
207 Hari yang Sibuk
208 Konspirasi
209 Ada Orang yang Tidak Senang dengan Pernikahan Kita
210 Pertemuan Di Tempat Biasa
211 Berkunjung ke Rumah Wulan
212 Sebuah Keluarga Yang...
213 Pernikahan Bersyarat
214 Marah
215 Penyesalan
216 Pertolongan
217 Paranormal
218 Madu
219 Diserang
220 Melayani Pasien
221 Tidak Waras
222 Jakarta
223 Mengobati Halimah
224 Mirna dan Imelda
225 Menemui Jalan Buntu
226 Tiba di Pekan Baru
227 Cari dan Undang Dia
228 Di Rumah Pak Anggara
229 Identitas Yang Lain
230 Kangen
231 Sang Penolong Misterius Itu Ternyata Dia
232 Kakek Tua Sakit
233 Terpaksa Pulang
234 Di Aula RSUD
235 Bisakah Anda Diam Sebentar?
236 Pasien Tidak Sadar
237 Persalinan
238 Penderitaan Wulan
239 Pria Bertopeng
240 Eric Yang Malang
241 Menikah lah
242 Direktur Yang Kocak
243 Berkelahi
244 Permana Group
245 Diagnosa
246 Memulai Pengobatan
247 Pulang ke Jogja
248 Jika Siap Menjadi Miskin
249 Diagnosanya Sama Persis
250 Permintaan Imelda
251 Hanya Batu Kerikil Biasa
252 Nekad
253 Intel
254 Menghilang
255 Menyelidiki Sendiri
256 Sebuah Pertolongan dari Sang Menantu
257 Pergi Tanpa Pamit
258 Penyakit Non Medis
259 Bertemu Lewat Mimpi
260 Desa Kauman
261 Pulang Kampung
262 Teleportasi
263 Halusinasi?
264 Rencana Resign
265 Rumah Angker
266 Kehidupan di Bengkalis
267 Makhluk Tinggi Besar
268 Serangan lagi
269 Panggilan dari Jogja
270 Mengobati Putri Pak Suprapto
271 Setahun Berlalu
272 Sungguh Malang Nasibmu, Kawan
273 Bertemu Erna
274 Sebagai Kenangan
Episodes

Updated 274 Episodes

1
1.
2
2.
3
3.
4
4.
5
5.
6
6.
7
7.
8
8.
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
13.
14
14.
15
15.
16
16.
17
17.
18
18.
19
19.
20
20.
21
21.
22
22.
23
23.
24
24.
25
25.
26
26.
27
27.
28
28.
29
29.
30
Mengambil Alih Perusahaan
31
Rencana
32
Itu Kamu?
33
Tolong Obati Dia, Dik!
34
Jangan Abaikan Penyakit Itu!
35
Ternyata Tabibnya Sangat Muda
36
Musuh Ada Di mana-mana
37
Kewalahan
38
38.
39
39.
40
40.
41
41.
42
42.
43
43.
44
44.
45
45.
46
46.
47
47.
48
48.
49
49.
50
50.
51
51.
52
52.
53
53.
54
54.
55
55.
56
56.
57
57.
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
75.
76
76.
77
77.
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87. Jelatik
88
88. Mencapai Batas
89
Itu Dia
90
Mimpi Seperti Nyata
91
Pertemuan
92
Penolakan
93
Keputusan
94
Menanggung Resiko
95
Energi Tidak Berbentuk dan Tidak Berwarna
96
Serangan
97
Masalah
98
Taruhan
99
Hadiah
100
ICU
101
Menilai Buku dari Sampul
102
Meninggal Dunia
103
Secercah Harapan
104
Tanpa Pamrih
105
Hadiah Tak Terduga
106
Hati yang Gundah-gulana
107
Kanker Otak Stadium Akhir
108
Hati yang Berbunga-bunga
109
Penyelidikan
110
Rindu
111
Kehidupan Buk Senah
112
Buah dari Kebaikan
113
Bisakah Kita Bertemu?
114
Makan Bersama
115
Tawaran Kuliah Kedokteran
116
Menolak Tawaran
117
Apa kah Ini Yang Namanya Rindu
118
'Hadiah' Untukmu
119
Cinta Yang Mulai Bersemi
120
Khodam
121
Mutasi
122
Mencari Informasi
123
Pengobatan Keliling
124
Selama Kamu Mau
125
Souvenir
126
Jangan Putuskan Komunikasi
127
Cincin Ruang
128
Pulang Kampung
129
Berubah
130
Gosip
131
Pernikahan
132
Makhluk Hitam
133
Mulai Mengobati
134
Pengobatan Kedua
135
Bernazar
136
Handphone
137
Pertemuan
138
Memulai Pengembaraan
139
70 Meter Persegi
140
Ujian Tertulis
141
Ujiannya Tidak Fair
142
Persiapan Ujian Wawancara
143
Bahasa Inggris itu Aneh
144
Wawancara
145
Mengunjungi Pasien
146
Pedang Kayu
147
Ginjal Kronis
148
Diteror
149
Terlambat
150
Andika
151
Naik Pesawat
152
Masuk Universitas
153
Pertunangan
154
Wulan...?!
155
Sindikat
156
Curhat
157
Makhluk Apa Lagi?
158
Ke RSUD
159
Shofia Yang Malang
160
Hari yang Sibuk
161
Pertemuan
162
Ke RSUD Lagi
163
Ngukur Baju Pengantin
164
Mama Wulan
165
Aku Ingin Bertemu Untuk Terakhir Kali
166
Perpisahan
167
'Orang Pintar'
168
Kromosom
169
Seberkas Cahaya
170
Psikiatri
171
Tujuh Batang Jarum
172
Bertemu dengan Mirna
173
Berdiskusi
174
Mengobati Wulan
175
Ungkapan Perasaan
176
Tertidur Lelap
177
Imelda
178
Pertemuan di Cafe Elit
179
S1 Kedokteran
180
Persiapan Pernikahan Wulan
181
Janji Emak
182
Mengikuti dr. Revi Pratama
183
Papa Imelda
184
Ariani Utari
185
Geng Motor
186
Populer
187
Konsultasi
188
Seminggu Lagi
189
Persiapan Ujian Kompetensi
190
Ujian Kompetensi dimulai
191
Mbah Kung Sakit
192
Permintaan Mbah Kung
193
Ijab Qabul
194
Poli Akupuntur
195
Spesialis Akupuntur Medik
196
Aku Tak Mau dimadu
197
Masalah
198
Mimpi Buruk
199
Bertemu Wulan
200
Keinginan Wulan
201
Kesurupan
202
250 Meter Persegi
203
Pertemuan Tanpa Disengaja
204
Mirna yang Pendiam
205
Keinginan Belum Terpenuhi
206
Dihina
207
Hari yang Sibuk
208
Konspirasi
209
Ada Orang yang Tidak Senang dengan Pernikahan Kita
210
Pertemuan Di Tempat Biasa
211
Berkunjung ke Rumah Wulan
212
Sebuah Keluarga Yang...
213
Pernikahan Bersyarat
214
Marah
215
Penyesalan
216
Pertolongan
217
Paranormal
218
Madu
219
Diserang
220
Melayani Pasien
221
Tidak Waras
222
Jakarta
223
Mengobati Halimah
224
Mirna dan Imelda
225
Menemui Jalan Buntu
226
Tiba di Pekan Baru
227
Cari dan Undang Dia
228
Di Rumah Pak Anggara
229
Identitas Yang Lain
230
Kangen
231
Sang Penolong Misterius Itu Ternyata Dia
232
Kakek Tua Sakit
233
Terpaksa Pulang
234
Di Aula RSUD
235
Bisakah Anda Diam Sebentar?
236
Pasien Tidak Sadar
237
Persalinan
238
Penderitaan Wulan
239
Pria Bertopeng
240
Eric Yang Malang
241
Menikah lah
242
Direktur Yang Kocak
243
Berkelahi
244
Permana Group
245
Diagnosa
246
Memulai Pengobatan
247
Pulang ke Jogja
248
Jika Siap Menjadi Miskin
249
Diagnosanya Sama Persis
250
Permintaan Imelda
251
Hanya Batu Kerikil Biasa
252
Nekad
253
Intel
254
Menghilang
255
Menyelidiki Sendiri
256
Sebuah Pertolongan dari Sang Menantu
257
Pergi Tanpa Pamit
258
Penyakit Non Medis
259
Bertemu Lewat Mimpi
260
Desa Kauman
261
Pulang Kampung
262
Teleportasi
263
Halusinasi?
264
Rencana Resign
265
Rumah Angker
266
Kehidupan di Bengkalis
267
Makhluk Tinggi Besar
268
Serangan lagi
269
Panggilan dari Jogja
270
Mengobati Putri Pak Suprapto
271
Setahun Berlalu
272
Sungguh Malang Nasibmu, Kawan
273
Bertemu Erna
274
Sebagai Kenangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!