4.

"Melihat Mumu berani melawannya, agak kecut juga nyali Rani. Tapi dia tak mau kalah, Berani melawan kamu sekarang ya! Awas kamu!

Aku laporkan nanti sama kak Zulaikha, biar kamu tahu rasa!"

Rani bergegas pergi. Dia takut jika tiba-tiba Mumu menjadi gila dan berani main fisik dengannya.

Mumu mendengus. Ia bukanlah tipe orang yang suka cari masalah. Tapi jika masalah sengaja datang menyongsong maka bagaimana pun caranya akan ia hadapi.

Sesampainya Mumu di ruangan pustaka, Buk Zulaikha langsung memanggil Mumu.

"Saya sudah mendapat laporan tentang ulah kamu. Kamu harus ingat, kamu kerja di sini karena pak Kadis yang menolongmu. Jadi jangan bikin masalah!"

"Tapi, Buk..."

Saya tak perlu penjelasan kamu! Saya dan Rani sudah lama bekerja di sini dan saya percaya dengan sifatnya. Jadi tak perlu kamu menghabiskan energimu untuk mempengaruhi saya!" Tegas buk Zulaikha.

Mumu bengong. Sehina inikah dirinya dalam pandangan semua orang.

"Kamu bersihkan gudang buku yang satu lagi. Yang dipojok sana. Buku-buku itu sudah tak berguna lagi, jadi kamu bakar saja!" Perintahnya.

Mumu hanya mengangguk dan beranjak pergi. Tak perlu ia memperpanjang kata. Tak perlu ia menyebut alasan jika pada akhirnya kata-katanya tidak dianggap.

Mumu bertekad bahwa ia akan menjadi orang yang berguna agar tidak ada lagi orang yang merendahkan dirinya semaunya.

Mumu menuju gudang buku yang dimaksud. Ini bukan gudang, ini lebih mirip tempat pembuangan sampah.

Sepertinya gudang ini sudah bertahun-tahun tak pernah dibersihkan.

Debu dan sarang laba-laba menutupi buku dan ruangan tersebut.

Mumu terpaksa membuka baju dan digunakan untuk menutup hidungnya. Lalu mengambil sapu dan mulai membersihkan dengan bersungguh-sungguh.

Entah mengapa sepertinya ada yang sedang menatap Mumu.

'Apa mungkin Rani datang untuk mencari gara-gara?' pikirnya.

Ia berbalik melihat ke arah pintu tapi tidak ada orang.

'Apa hanya perasaanku saja.' Mumu melanjutkan aktivitasnya lagi.

Tak berselang lama, Mumu kembali merasa diperhatikan.

Tanpa peringatan, secepat kilat Mumu langsung berlari menuju pintu. Ingin memergoki. Tapi di luar sepi. Tak ada orang sama sekali.

Bulu kuduk Mumu sontak merinding.

Hal itu terus berulang hingga akhirnya Mumu bosan mencari siapa pelakunya. Akhirnya Mumu fokus melanjutkan pekerjaannya.

Matahari sudah condong ke ufuk barat ketika Mumu menyelesaikan pekerjaannya.

Kantor sudah sepi. Karena semua orang sudah pulang dari tadi.

Mumu mengelap keringatnya dengan punggung tangan.

Ruangan ini sudah bersih.

Tak semua buku Mumu bakar.

Masih ada beberapa buku yang menurut Mumu masih layak dibaca dan sudah ia pilah ke dalam satu kotak besar.

Mumu kembali ke kamarnya sambil membawa buku tersebut.

Selama tinggal di sini Mumu belum pernah keluar jalan-jalan malam. Pada hal motor ada. Tapi ia lebih suka duduk-duduk di rumah sambil membaca buku.

Seperti saat ini, ia sedang membongkar dan membolak-balik buku yang tadi sore dibawa dari gudang tua.

Ada satu buku yang menarik minatnya.

Buku yang berjudul pengobatan tradisional karangan Syeik Abdurrahman.

Dilihat dari daftar isi buku ini mengkatagori pengobatan menjadi tiga bab besar yaitu pengobatan dengan cara urut, pengobatan dengan cara menekan titik-titik akupuntur dan pengobatan dengan cara doa dan tenaga dalam.

Dilihat dari daftar isinya saja, buku ini agak terlalu berlebihan menurut Mumu.

Terlalu lebay.

Di mana zaman sekarang ini ilmu kedokteran sudah semakin maju sehingga pengobatan tradisional ini sudah semakin ditinggalkan.

Walau pun kurang percaya tapi entah mengapa hati Mumu merasa ada daya tarik yang dipancarkan dari buku tersebut.

Tanpa terasa Mumu sudah menyelesaikan bab yang pertama. Ini sudah jam 04.00 wib dini hari.

Tapi Mumu tidak merasa ngantuk sedikitpun.

Buku yang awalnya lebay menurutnya tapi sekarang ia merasa sayang terhadap buku tersebut.

Ilmunya sangat bermanfaat. Tapi sayangnya daya serap Mumu agak lambat sehingga ia hanya sekadar membaca tapi tidak bisa menghafalnya.

Tapi tak mengapa, ia akan membacanya sesering mungkin dan mencoba untuk menghafalnya dengan perlahan-lahan.

...****************...

Seminggu berlalu semenjak Mumu terakhir kali disuruh datang ke rumah pak Wahab.

Saat ini malam hari sekitar waktu isya.

Pak Wahab dan istrinya dengan duduk di ruang tv. Tapi fikiran mereka berdua tidak fokus ke acara tv. Mereka sedang dirungsingkan dengan kondisi anaknya Mirna yang tak selera makan.

Berat badannya mulai menurun.

"Coba kamu pesan makanan lewat go food, ma, mana tahu Mirna mau makan." Ucap pak Wahab memecah kebisuan.

"Sudah, Pa." Jawab istrinya. Malah sebelum memesan makanan, mama sudah tanya dulu sama Mirna, tapi setelah pesanannya sampai malah tak dimakannya sama sekali. Baru mencium baunya saja sudah mau muntah." Keluhnya.

Mereka berdua sangat sedih. Mirna anak semata wayangnya yang dahulu sangat ceria kini hanya berdiam diri di kamar.

Jauh dari pergaulan teman-temannya.

Teman curhat banyak tapi teman yang bisa jaga rahasia susah dicari.

Mirna tak punya teman seperti itu.

Kalau teman yang suka membuka aib sesama teman tinggal dipilih.

Maka jadilah Mirna kini hanya main handphone dan nonton tv. Tapi lama-lama bosan juga.

Apa lagi tubuhnya sekarang lemah, makanan tak ada masuk tapi malah sering keluar karena muntah.

"Kita harus bawa Mirna ke rumah sakit, Pa." Saran buk Fatimah.

Pak Wahab mengela nafas, "Hal itu sudah ada dalam fikiran aku, Ma. Tapi jika kita bawa ke rumah sakit atau ke klinik dokter, maka akan ketahuan bahwa anak kita hamil.

Apa Mama tak malu jika seluruh Selatpanjang ini tahu anak kita hamil tanpa suami."

Mereka kembali terdiam. Sepuluh menit berlalu. Tiba-tiba buk Fatimah berseru, "Suami...!"

Pak Wahab terkejut, "Ada apa sih, Ma? Mengejutkan saja." sentaknya.

"Suami, Pa."

"Suami sia...?" Mulut pak Wahab terbuka dan menutup kembali. "Iya, Ma, baru teringat aku. Untung kamu mengingatnya." Ujar pak Wahab sambil menepuk jidatnya.

"Coba ambil handphone di kamar, Ma biar aku telpon agar besok pagi dia datang ke sini."

"Hallo, Mumu."

"Iya, Pak."

"Besok pagi kamu datang ke rumah ya! Jam 07.00 wib kamu sudah stand by di sini. Faham kamu?"

"Siap, Pak!"

Pak Wahab memutuskan sambungan telponnya.

"Besok kita suruh Mumu membawa Mirna ke klinik dokter, Ma. Tapi jangan dokter umum. Ke dokter kandungan saja. Bagaimana menurut mama?"

"Iya, Pa, mama fikir juga begitu. Kasus Mirna ini pasti karena kehamilannya. Cuma mama tak tahu bagaimana cara mengatasinya. Karena seingat mama waktu mengandung dahulu, mama tidak mengalami hal seperti ini."

"Iya iya lah, Ma. Kan pengalaman orang beda-beda. Contohnya si Lidi..." Pak Wahab langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Siapa, Pa? S Lidi siapa?" Buk Fatimah mendadak berdiri. Matanya melotot ke arah suaminya yang diam membatu.

Terpopuler

Comments

MATADEWA

MATADEWA

Pak Wahab selingkuh....????

2025-03-14

0

Winter Milo

Winter Milo

keceplosan

2024-12-03

0

Big Boss

Big Boss

ini cerita di selat panjang kan ...... soalnya selat panjang masih kabupaten beda pulau dengan pekanbaru .... kayaknya belum ada masuk go food

2024-11-19

1

lihat semua
Episodes
1 1.
2 2.
3 3.
4 4.
5 5.
6 6.
7 7.
8 8.
9 9.
10 10.
11 11.
12 12.
13 13.
14 14.
15 15.
16 16.
17 17.
18 18.
19 19.
20 20.
21 21.
22 22.
23 23.
24 24.
25 25.
26 26.
27 27.
28 28.
29 29.
30 Mengambil Alih Perusahaan
31 Rencana
32 Itu Kamu?
33 Tolong Obati Dia, Dik!
34 Jangan Abaikan Penyakit Itu!
35 Ternyata Tabibnya Sangat Muda
36 Musuh Ada Di mana-mana
37 Kewalahan
38 38.
39 39.
40 40.
41 41.
42 42.
43 43.
44 44.
45 45.
46 46.
47 47.
48 48.
49 49.
50 50.
51 51.
52 52.
53 53.
54 54.
55 55.
56 56.
57 57.
58 58.
59 59.
60 60.
61 61.
62 62.
63 63.
64 64.
65 65.
66 66.
67 67.
68 68.
69 69.
70 70.
71 71.
72 72.
73 73.
74 74.
75 75.
76 76.
77 77.
78 78.
79 79.
80 80.
81 81.
82 82.
83 83.
84 84.
85 85.
86 86.
87 87. Jelatik
88 88. Mencapai Batas
89 Itu Dia
90 Mimpi Seperti Nyata
91 Pertemuan
92 Penolakan
93 Keputusan
94 Menanggung Resiko
95 Energi Tidak Berbentuk dan Tidak Berwarna
96 Serangan
97 Masalah
98 Taruhan
99 Hadiah
100 ICU
101 Menilai Buku dari Sampul
102 Meninggal Dunia
103 Secercah Harapan
104 Tanpa Pamrih
105 Hadiah Tak Terduga
106 Hati yang Gundah-gulana
107 Kanker Otak Stadium Akhir
108 Hati yang Berbunga-bunga
109 Penyelidikan
110 Rindu
111 Kehidupan Buk Senah
112 Buah dari Kebaikan
113 Bisakah Kita Bertemu?
114 Makan Bersama
115 Tawaran Kuliah Kedokteran
116 Menolak Tawaran
117 Apa kah Ini Yang Namanya Rindu
118 'Hadiah' Untukmu
119 Cinta Yang Mulai Bersemi
120 Khodam
121 Mutasi
122 Mencari Informasi
123 Pengobatan Keliling
124 Selama Kamu Mau
125 Souvenir
126 Jangan Putuskan Komunikasi
127 Cincin Ruang
128 Pulang Kampung
129 Berubah
130 Gosip
131 Pernikahan
132 Makhluk Hitam
133 Mulai Mengobati
134 Pengobatan Kedua
135 Bernazar
136 Handphone
137 Pertemuan
138 Memulai Pengembaraan
139 70 Meter Persegi
140 Ujian Tertulis
141 Ujiannya Tidak Fair
142 Persiapan Ujian Wawancara
143 Bahasa Inggris itu Aneh
144 Wawancara
145 Mengunjungi Pasien
146 Pedang Kayu
147 Ginjal Kronis
148 Diteror
149 Terlambat
150 Andika
151 Naik Pesawat
152 Masuk Universitas
153 Pertunangan
154 Wulan...?!
155 Sindikat
156 Curhat
157 Makhluk Apa Lagi?
158 Ke RSUD
159 Shofia Yang Malang
160 Hari yang Sibuk
161 Pertemuan
162 Ke RSUD Lagi
163 Ngukur Baju Pengantin
164 Mama Wulan
165 Aku Ingin Bertemu Untuk Terakhir Kali
166 Perpisahan
167 'Orang Pintar'
168 Kromosom
169 Seberkas Cahaya
170 Psikiatri
171 Tujuh Batang Jarum
172 Bertemu dengan Mirna
173 Berdiskusi
174 Mengobati Wulan
175 Ungkapan Perasaan
176 Tertidur Lelap
177 Imelda
178 Pertemuan di Cafe Elit
179 S1 Kedokteran
180 Persiapan Pernikahan Wulan
181 Janji Emak
182 Mengikuti dr. Revi Pratama
183 Papa Imelda
184 Ariani Utari
185 Geng Motor
186 Populer
187 Konsultasi
188 Seminggu Lagi
189 Persiapan Ujian Kompetensi
190 Ujian Kompetensi dimulai
191 Mbah Kung Sakit
192 Permintaan Mbah Kung
193 Ijab Qabul
194 Poli Akupuntur
195 Spesialis Akupuntur Medik
196 Aku Tak Mau dimadu
197 Masalah
198 Mimpi Buruk
199 Bertemu Wulan
200 Keinginan Wulan
201 Kesurupan
202 250 Meter Persegi
203 Pertemuan Tanpa Disengaja
204 Mirna yang Pendiam
205 Keinginan Belum Terpenuhi
206 Dihina
207 Hari yang Sibuk
208 Konspirasi
209 Ada Orang yang Tidak Senang dengan Pernikahan Kita
210 Pertemuan Di Tempat Biasa
211 Berkunjung ke Rumah Wulan
212 Sebuah Keluarga Yang...
213 Pernikahan Bersyarat
214 Marah
215 Penyesalan
216 Pertolongan
217 Paranormal
218 Madu
219 Diserang
220 Melayani Pasien
221 Tidak Waras
222 Jakarta
223 Mengobati Halimah
224 Mirna dan Imelda
225 Menemui Jalan Buntu
226 Tiba di Pekan Baru
227 Cari dan Undang Dia
228 Di Rumah Pak Anggara
229 Identitas Yang Lain
230 Kangen
231 Sang Penolong Misterius Itu Ternyata Dia
232 Kakek Tua Sakit
233 Terpaksa Pulang
234 Di Aula RSUD
235 Bisakah Anda Diam Sebentar?
236 Pasien Tidak Sadar
237 Persalinan
238 Penderitaan Wulan
239 Pria Bertopeng
240 Eric Yang Malang
241 Menikah lah
242 Direktur Yang Kocak
243 Berkelahi
244 Permana Group
245 Diagnosa
246 Memulai Pengobatan
247 Pulang ke Jogja
248 Jika Siap Menjadi Miskin
249 Diagnosanya Sama Persis
250 Permintaan Imelda
251 Hanya Batu Kerikil Biasa
252 Nekad
253 Intel
254 Menghilang
255 Menyelidiki Sendiri
256 Sebuah Pertolongan dari Sang Menantu
257 Pergi Tanpa Pamit
258 Penyakit Non Medis
259 Bertemu Lewat Mimpi
260 Desa Kauman
261 Pulang Kampung
262 Teleportasi
263 Halusinasi?
264 Rencana Resign
265 Rumah Angker
266 Kehidupan di Bengkalis
267 Makhluk Tinggi Besar
268 Serangan lagi
269 Panggilan dari Jogja
270 Mengobati Putri Pak Suprapto
271 Setahun Berlalu
272 Sungguh Malang Nasibmu, Kawan
273 Bertemu Erna
274 Sebagai Kenangan
275 Skandal
276 Ego?
277 Mengadu
278 Marah
279 Ikut Mencari Korban Bencana
280 Keberuntungan?
281 Melarikan Diri
282 Luka yang Sangat Parah
283 Pertolongan Tepat Waktu
284 Saling Mengalah
285 Ayam Cemani
286 Sudah Tidak Sejalan
287 Tersambar Petir
288 Malu untuk Bertemu
289 Terluka
290 Sudah Tiba di Penghujung Jalan
291 Meninggal dengan Tenang
292 Normal Kembali
293 Memerlukan Sosok Seorang Ibu
294 Mengobati Purnama
295 Harus Lebih Berani
296 Apakah Masih Ada Rasa
297 Pertemuan
298 Tidak Nampak Bukan Berarti Tidak Ada
299 Fendi Tato
300 Bahtera Mahligai
301 Pengumuman
Episodes

Updated 301 Episodes

1
1.
2
2.
3
3.
4
4.
5
5.
6
6.
7
7.
8
8.
9
9.
10
10.
11
11.
12
12.
13
13.
14
14.
15
15.
16
16.
17
17.
18
18.
19
19.
20
20.
21
21.
22
22.
23
23.
24
24.
25
25.
26
26.
27
27.
28
28.
29
29.
30
Mengambil Alih Perusahaan
31
Rencana
32
Itu Kamu?
33
Tolong Obati Dia, Dik!
34
Jangan Abaikan Penyakit Itu!
35
Ternyata Tabibnya Sangat Muda
36
Musuh Ada Di mana-mana
37
Kewalahan
38
38.
39
39.
40
40.
41
41.
42
42.
43
43.
44
44.
45
45.
46
46.
47
47.
48
48.
49
49.
50
50.
51
51.
52
52.
53
53.
54
54.
55
55.
56
56.
57
57.
58
58.
59
59.
60
60.
61
61.
62
62.
63
63.
64
64.
65
65.
66
66.
67
67.
68
68.
69
69.
70
70.
71
71.
72
72.
73
73.
74
74.
75
75.
76
76.
77
77.
78
78.
79
79.
80
80.
81
81.
82
82.
83
83.
84
84.
85
85.
86
86.
87
87. Jelatik
88
88. Mencapai Batas
89
Itu Dia
90
Mimpi Seperti Nyata
91
Pertemuan
92
Penolakan
93
Keputusan
94
Menanggung Resiko
95
Energi Tidak Berbentuk dan Tidak Berwarna
96
Serangan
97
Masalah
98
Taruhan
99
Hadiah
100
ICU
101
Menilai Buku dari Sampul
102
Meninggal Dunia
103
Secercah Harapan
104
Tanpa Pamrih
105
Hadiah Tak Terduga
106
Hati yang Gundah-gulana
107
Kanker Otak Stadium Akhir
108
Hati yang Berbunga-bunga
109
Penyelidikan
110
Rindu
111
Kehidupan Buk Senah
112
Buah dari Kebaikan
113
Bisakah Kita Bertemu?
114
Makan Bersama
115
Tawaran Kuliah Kedokteran
116
Menolak Tawaran
117
Apa kah Ini Yang Namanya Rindu
118
'Hadiah' Untukmu
119
Cinta Yang Mulai Bersemi
120
Khodam
121
Mutasi
122
Mencari Informasi
123
Pengobatan Keliling
124
Selama Kamu Mau
125
Souvenir
126
Jangan Putuskan Komunikasi
127
Cincin Ruang
128
Pulang Kampung
129
Berubah
130
Gosip
131
Pernikahan
132
Makhluk Hitam
133
Mulai Mengobati
134
Pengobatan Kedua
135
Bernazar
136
Handphone
137
Pertemuan
138
Memulai Pengembaraan
139
70 Meter Persegi
140
Ujian Tertulis
141
Ujiannya Tidak Fair
142
Persiapan Ujian Wawancara
143
Bahasa Inggris itu Aneh
144
Wawancara
145
Mengunjungi Pasien
146
Pedang Kayu
147
Ginjal Kronis
148
Diteror
149
Terlambat
150
Andika
151
Naik Pesawat
152
Masuk Universitas
153
Pertunangan
154
Wulan...?!
155
Sindikat
156
Curhat
157
Makhluk Apa Lagi?
158
Ke RSUD
159
Shofia Yang Malang
160
Hari yang Sibuk
161
Pertemuan
162
Ke RSUD Lagi
163
Ngukur Baju Pengantin
164
Mama Wulan
165
Aku Ingin Bertemu Untuk Terakhir Kali
166
Perpisahan
167
'Orang Pintar'
168
Kromosom
169
Seberkas Cahaya
170
Psikiatri
171
Tujuh Batang Jarum
172
Bertemu dengan Mirna
173
Berdiskusi
174
Mengobati Wulan
175
Ungkapan Perasaan
176
Tertidur Lelap
177
Imelda
178
Pertemuan di Cafe Elit
179
S1 Kedokteran
180
Persiapan Pernikahan Wulan
181
Janji Emak
182
Mengikuti dr. Revi Pratama
183
Papa Imelda
184
Ariani Utari
185
Geng Motor
186
Populer
187
Konsultasi
188
Seminggu Lagi
189
Persiapan Ujian Kompetensi
190
Ujian Kompetensi dimulai
191
Mbah Kung Sakit
192
Permintaan Mbah Kung
193
Ijab Qabul
194
Poli Akupuntur
195
Spesialis Akupuntur Medik
196
Aku Tak Mau dimadu
197
Masalah
198
Mimpi Buruk
199
Bertemu Wulan
200
Keinginan Wulan
201
Kesurupan
202
250 Meter Persegi
203
Pertemuan Tanpa Disengaja
204
Mirna yang Pendiam
205
Keinginan Belum Terpenuhi
206
Dihina
207
Hari yang Sibuk
208
Konspirasi
209
Ada Orang yang Tidak Senang dengan Pernikahan Kita
210
Pertemuan Di Tempat Biasa
211
Berkunjung ke Rumah Wulan
212
Sebuah Keluarga Yang...
213
Pernikahan Bersyarat
214
Marah
215
Penyesalan
216
Pertolongan
217
Paranormal
218
Madu
219
Diserang
220
Melayani Pasien
221
Tidak Waras
222
Jakarta
223
Mengobati Halimah
224
Mirna dan Imelda
225
Menemui Jalan Buntu
226
Tiba di Pekan Baru
227
Cari dan Undang Dia
228
Di Rumah Pak Anggara
229
Identitas Yang Lain
230
Kangen
231
Sang Penolong Misterius Itu Ternyata Dia
232
Kakek Tua Sakit
233
Terpaksa Pulang
234
Di Aula RSUD
235
Bisakah Anda Diam Sebentar?
236
Pasien Tidak Sadar
237
Persalinan
238
Penderitaan Wulan
239
Pria Bertopeng
240
Eric Yang Malang
241
Menikah lah
242
Direktur Yang Kocak
243
Berkelahi
244
Permana Group
245
Diagnosa
246
Memulai Pengobatan
247
Pulang ke Jogja
248
Jika Siap Menjadi Miskin
249
Diagnosanya Sama Persis
250
Permintaan Imelda
251
Hanya Batu Kerikil Biasa
252
Nekad
253
Intel
254
Menghilang
255
Menyelidiki Sendiri
256
Sebuah Pertolongan dari Sang Menantu
257
Pergi Tanpa Pamit
258
Penyakit Non Medis
259
Bertemu Lewat Mimpi
260
Desa Kauman
261
Pulang Kampung
262
Teleportasi
263
Halusinasi?
264
Rencana Resign
265
Rumah Angker
266
Kehidupan di Bengkalis
267
Makhluk Tinggi Besar
268
Serangan lagi
269
Panggilan dari Jogja
270
Mengobati Putri Pak Suprapto
271
Setahun Berlalu
272
Sungguh Malang Nasibmu, Kawan
273
Bertemu Erna
274
Sebagai Kenangan
275
Skandal
276
Ego?
277
Mengadu
278
Marah
279
Ikut Mencari Korban Bencana
280
Keberuntungan?
281
Melarikan Diri
282
Luka yang Sangat Parah
283
Pertolongan Tepat Waktu
284
Saling Mengalah
285
Ayam Cemani
286
Sudah Tidak Sejalan
287
Tersambar Petir
288
Malu untuk Bertemu
289
Terluka
290
Sudah Tiba di Penghujung Jalan
291
Meninggal dengan Tenang
292
Normal Kembali
293
Memerlukan Sosok Seorang Ibu
294
Mengobati Purnama
295
Harus Lebih Berani
296
Apakah Masih Ada Rasa
297
Pertemuan
298
Tidak Nampak Bukan Berarti Tidak Ada
299
Fendi Tato
300
Bahtera Mahligai
301
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!