16. Ruangan Kepala Sekolah

"Rose, mau ngapain Ayah dan Bundamu kemari?" Rina memperhatikan Martin dan Marlina yang berjalan di parkiran menuju ruang kepala sekolah.

Rose ikut mengintip dari jendela kelasnya yang ada dilantai dua sekolah mereka. "Nggak tahu. Ayah sama Bunda nggak ada bilang-bilang kok ke Rose kalau mau ke sekolah," ucapnya merasa bingung.

"Jangan-jangan kau tidak naik kelas Rose, tuh lihat, Paman dan Bibi menuju ruang kepala sekolah," Norsa ikut bergumam di.samping telinga sepupunya itu.

Plak!

Buku tulis Rose seketika mendarat tepat di kepala Norsa tanpa kekuatan tenaga. "Enak saja, biar gini aku pasti naik kelas lah Sa, aku gak bodoh-bodoh amat, liat aja nanti," ucapnya tidak terima. Norsa yang menerima pukulan buku di kepalanya oleh Rose hanya menunjukan cengiran tidak bersalahnya.

"Rina! Rose! Norsa!"

Ketiganya tersentak kaget, lalu buru-buru kembali ke kursinya masing-masing ketika melihat ibu Mira, sang wali kelas memasuki kelas dengan membawa setumpuk raport dalam pelukannya.

"Kalian sedang mengintip apa?" tanya ibu Mira lagi, menatap ketiga muridnya yang merasa.malu karena mendapat sorakan dari teman-teman sekelasnya.

"Kami melihat kedua orang tua Rose yang datang ke ruang bapak kepala sekolah Bu," sahut Rina mewakili Rose dan Norsa.

"Sudah! Diam!" sentak ibu Mira ketika masih terdengar keributan siswa-siswinya.

"Baik, semuanya tertib, jangan ada yang ribut. Sebentar lagi Ibu mau membagikan raport kalian. Mulai besok kita akan libur sampai pertengahan Juli. Gunakan waktu liburan kalian sebaik mungkin. Yang berprestasi sebisa mungkin di pertahankan di kelas 12 nanti, yang nilainya kurang ditingkatkan belajarnya, yang tinggal kelas?" wali kelas sengaja menjedah ucapannya, menatap semua siswanya yang diam menegang.

"Semuanya naik kelas!" seru sang wali kelas dengan senyum lebarnya.

"HORE!!!" Seketika gemuruh tempik sorak semua siswa membuat kegaduhan didalam kelas.

...⚘️⚘️⚘️...

Di ruang Kepala Sekolah.

"Selamat pagi," ucap Martin memasuki ruang kepala sekolah bersama Marlina isterinya.

"Selamat pagi juga pak Martin dan ibu Marlina. Mari silahkan duduk," Hartanto Widjaya, sang kepala sekolah SMU Negeri Tangga Arang mempersilahkan kedua tamunya masuk.

"Maaf, sepertinya kami datang terlambat," ucap Martin berbasa-basi, melihat Reyn dan kedua orang tuanya sudah lebih dulu ada disana.

"Tidak pak Martin, sesuai janji kita bertemu jam 10 pagi," ucap Hartanto sembari memperhatikan jam dinding di ruangannya.

"Baiklah, karena kita semua sudah berkumpul silahkan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu menyampaikan apa yang menjadi dasar pertemuan kita pagi ini," ucapnya mempersilahkan.

Reyn lebih dulu membuka suaranya sebagai kata pengantar dari pembicaraan penting mereka, sebelum orang tuanya dan kedua orang tua Rose berbicara. Wajah Hartanto sedikit demi sedikit terlihat menegang mendengar penuturan Reyn yang sudah menjadi anggota guru selama tiga tahun di sekolah itu.

Kemudian berlanjut pada Martin. Hartanto semakin menyimak dengan baik, sesekali ia harus memperbaiki posisi duduknya begitu pula dengan kaca matanya yang sering naik turun akibat rasa tegangnya.

"Apa Rose tahu masalah ini?" selidik Hartanto, karena gadis yang menjadi pusat pembicaraan mereka tidak turut hadir dalam pertemuan penting mereka pagi itu.

"Belum pak Kepala Sekolah," sahut Martin.

Hartanto terlihat menganggukan kepalnya pelan, dirinya terlihat sedang menimbang hal apa yang paling tepat ia katakan dalam forum ini.

"Pak Martin, Anda adalah ayahnya Rose, dan Anda juga berkerja sebagai seorang kepala Dinas di instansi pemerintah kota kabupaten kita ini, tentu Anda sangat tahu tentang undang-undang terbaru di negara kita tahun 2019, bila seorang wanita baru boleh menikah dan sah secara negara bila sudah genap berusia 19 tahun. Dan Rose, dia masih berusia 18 tahun kelas 11." Urai Hartanto.

"Iya, saya tahu tentang peraturan perundangan-undangan pernikahan itu Pak, dan dua hari lagi Rose sudah berusia 19 tahun." jelas Martin.

"Lalu bagaimana kalau Rose nantinya mengandung? Sedangkan ditahun ajaran baru nanti dia masih di kelas 12," Hartanto menatap masing-masing tamunya satu persatu termasuk Reyn yang menjadi anggota guru pengajar di sekolah yang ia pimpin.

Martin dan Marlina melirik pada Reyn begitu pula dengan Haswan dan Sarina, kedua orang tua Reyn.

"Saya bisa menjamin, Rose tidak akan mengandung sampai dia menyelesaikan pendidikannya di SMU ini Pak," ucap Reyn yakin.

"Anda yakin pak Reyn?" Hartanto sekali lagi memastikan.

"Saya yakin Pak," tegasnya.

Hartanto kembali menganggukan kepalanya pelan. Baginya sangat sulit mengambil kebijakan dalam pembicaraan penting mereka pagi itu.

"Selama saya menjadi kepala sekola SMU ini, baru kali ini saya menghadapi masalah seperti ini." ungkap Hartanto datar.

"Sebenarnya saya keberatan dengan rencana ini, karena sangat sensitif. Saya tidak bisa menyetujui, juga tidak bisa melarang, mengingat alasan yang telah disampaikan kedua belah pihak keluarga mengapa keputusan pernikahan Reyn dan Rose ini harus dilakukan." Hartanto berusaha menyampaikan apa yang ada dalam benaknya.

"Jadi saya harap, ini menjadi tanggung jawab kedua belah pihak keluarga, termasuk Anda pak Reyn." Hartanto menatap wajah Reyn yang juga sedang memandang kearahnya.

"Jadikan apa yang Anda jamin tadi, kalau Rose tidak akan mengandung selama masih menjadi siswi SMU sekolah ini sebagai catatan yang harus kita tanda-tangani bersama, kemudian pernikahan ini harus menjadi rahasia khusus untuk sekolah kita, karena saya tidak ingin ini akan menjadi contoh bagi siswa yang lain,"

"Dan saya juga harap, pak Reyn tetap harus adil dalam memberikan nilai pelajaran pada Rose sama seperti pada siswa lainnya, walau ia adalah isteri dari pak Reyn nanti." ucap Hartanto lagi.

...⚘️⚘️⚘️...

Tin! Tin!

"Bunda lihat 'kan Steven tetap berusaha menemui putri kita, padahal kemarin Bunda sudah cerita apa yang dikatakan ibunya pada kita," ucap Martin lalu menghentikan mobilnya didekat terminal bus sekolah.

"Jadi keputusan kita untuk menikahkan Rose dengan Reyn adalah langkah yang tepat. Ayah curiga, ibunya Steven hanya bicara seperti itu pada kita tapi tidak pada anaknya," duga Martin.

Rose menoleh, ia melihat mobil ayahnya berhenti didekatnya, begitu pula mobil orang tua Reyn yang dikemudikan oleh Reyn juga berhenti dibelakang mobil ayahnya.

"Maaf Kak, aku tidak bisa ikut kak Steven lagi. Permisi," Rose bergegas, ia takut ayahnya akan marah bila dirinya tidak segera naik ke mobil.

Steven terpaku dimotornya, pemuda itu hanya bisa melihat Rose masuk kemobil ayahnya dengan perasaan sedih, sudah tiga hari ini hatinya begitu kacau memikirkan hubungannya dengan Rose yang kian merenggang.

"Norsa! Ayo naik! Paman antar!" panggil Martin.

"Iya Paman," Norsa buru-buru naik sambil menarik pergelangan tangan Rina untuk mengikutinya.

"Ayo!" paksa Norsa karena Rina berusaha menolak.

"Ayo Rina, Om antar," Martin menawarkan.

"Terima kasih Om, Rina naik bus saja, lagipula rute kerumah Rina berlawanan arah," ucap Rina.

"Oh iya Om lupa," ucap Martin sambil tertawa. "Kalau begitu kami duluan ya?"

"Iya Om," Rina melambaikan tangannya saat mobil ayah Rose perlahan meninggalkannya, begitu pula mobil yang dikemudikan Reyn dibelakangnya.

Setelah mobil itu menjauh Rina mendekati Steven yang masih menatap mobil ayah Rose dikejauhan.

"Kak Steven," suara Rina dibuat selembut mungkin.

Tidak ada sahutan, Steven masih pokus pada apa yang dilihatnya.

"Kak Steven," kali ini bukan hanya mulutnya yang berbicara, tapi tangan Rina menyentuh lengan Steven untuk menyadarkan lamunan lelaki itu.

Berhasil. Steven menoleh dengan wajah datarnya.

"Aku boleh ikut kak Steven? Rumah kita searah," ucapnya sambil tersenyum semanis mungkin.

"Maaf, saya sibuk,"

Drum. Drum. Drum.

Begitu mesin motornya hidup, Steven bergegas meninggalkan Rina tanpa pamit, membuat gadis itu menyentakan kakinya diaspal hingga beberapa kali dengan raut kesal.

Suara cekikikan dan bisik-bisik tidak jelas terdengar disegala penjuru terminal bus sekolah, membuat Rina mendelikan matanya menatap wajah-wajah yang mengeluarkan suara yang semakin mengesalkan hatinya.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Sena judifa

Sena judifa

rose taukh mw dinikahkn

2023-10-25

1

auliasiamatir

auliasiamatir

hummm rina mo jadi orngkgianat

2023-10-20

1

Teteh Lia

Teteh Lia

hai Kaka...
aq mampir lagi nih...
🌹

2023-10-18

1

lihat semua
Episodes
1 1. Oh My God
2 2. Basa-Basi
3 3. Laporan Warga
4 4. Burung
5 5. Berani Katakan Tidak!
6 6. Kami Berpacaran
7 7. Putriku adalah Harga Diri dan Kehormatanku
8 8. Disidang Ayah
9 9. Meminta Ijin
10 10. Bertemu Ibu Steven
11 11. Suara Lembut Setenang Telaga
12 12. Jangan Temui Rose Lagi
13 13. Ingat Baik-Baik
14 14. Kita Tidak Baik-Baik Saja
15 15. Bebas Dari Belajar
16 16. Ruangan Kepala Sekolah
17 17. Hadiah
18 18. Kepohonan
19 HARI PERNIKAHAN
20 MAKAN SIANG
21 21. PENANGKALNYA
22 22. PERHATIAN KECIL
23 23. BELAJAR
24 24. Terkontaminasi
25 25. HUKUMAN (Visual Rose)
26 26. TIDAK BOLEH ADA SKANDAL (Visual Steven Jhon)
27 TERBANGUN (Visual Reyn)
28 28. EMPAT MATA
29 29. RESIKO PUNYA ISTERI ANAK MURID SENDIRI
30 30. SEMAKIN MENCURIGAKAN
31 31. MAKANAN KESUBURAN
32 KITA SUDAH SELESAI
33 33. GADIS CENGENG
34 34. AKU BUKAN PINKY BOY
35 35. Kuli Panggul
36 36. KENA BATUNYA
37 37. BERTEMU MANTAN LAGI
38 38. ANDAI SAJA
39 39. HARTA YANG PALING BERNILAI
40 40. BUKTI REKAMAN
41 41. OBROLAN KELUARGA
42 42. SALAD BUAH
43 43. MENGAMBANG
44 44. RISIH
45 45. TENTANG REYN HAMDANI
46 46. WALK IN CLOSET
47 47. BAHAYA
48 48. MEMPERINGATI RINA
49 49. MEMBUNTUTI
50 50. ZAMAN BATU
51 51. RENCANA AWAL
52 52. BUKAN ADIK TAPI ISTERI
53 53. PESAN REYN
54 54. LEDEKAN KOPI PAHIT
55 55. Di RESTORAN
56 56. MENGEJAR SANG GURU BIOLOGI
57 57. TEGANG DAN GUGUP
58 58. STATUS PERKAWINAN
59 59. TERLALU NAIF
60 60. KECELAKAAN LALU LINTAS
61 61. MERASA KUSUT
62 62. GARA-GARA ROSE
63 63. BUKAN DARAH BANGSAWAN
64 64. KABUR KARENA BIKINI
65 65. BAGAI HUJAN DI MUSIM KEMARAU
66 66. MULAI TERBONGKAR
67 67. GEGER
68 68. KENAPA JADI KACAU?
69 69. SO SWEET
70 70. PERLAWANAN MARLINA
71 71. FATAL DAN SALAH LANGKAH
72 72. TANGGAPAN PAK KADIN
73 73. DEMI SI BUAH HATI DAN SI BUAH...
74 74. LAKI-LAKI ITU, HARUS BISA DIPEGANG JANJINYA
75 75. SERIBU KALI LIPAT
76 76. SETIAP TINDAKAN ADA TIMBAL BALIK
77 77. AYANG BIDADARI (VISUAL BRAM DAN LEONY)
78 78. GANTI RUGI
79 79. MEMOHON BANTUAN
80 80. KAKAK-BERADIK SEBELAS-DUA BELAS
81 81. KUSUT
82 82. OTW Berkembang Biak
83 83. Apa ini punya Rose?
84 84. Nggak Kapok
85 85. Ratunya
86 86. Pengen Telur Dinosaurus
87 87. Kaget
88 88. Clara Pulang
89 89. Setitik Terang
90 90. Juru Bicara
91 91. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya.
92 92. Maju atau Mundur
93 93. Tajau Emas
94 94. Insiden Es Krim
95 95. Belajar Menerima, Atau DENDA
96 96. Dsangka Merindu
97 97. Kebahagiaan Vs Harga Diri
98 98. Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri
99 99. Clara Sakit
100 100. Gangguan Rose
101 101. Bram! Jangan Pergi!
102 102. Serasa Ada Yang Hilang
103 103. Sang Guru Jablai
104 104. Konvoi Kelulusan
105 105. Bertemu Orang Tua Olin
106 106. Terbang
107 107. Menonton Secara Live
108 108. Mengantar Leony Pulang
109 109. Kita Urus Rasa Bencimu
110 110. The End
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Oh My God
2
2. Basa-Basi
3
3. Laporan Warga
4
4. Burung
5
5. Berani Katakan Tidak!
6
6. Kami Berpacaran
7
7. Putriku adalah Harga Diri dan Kehormatanku
8
8. Disidang Ayah
9
9. Meminta Ijin
10
10. Bertemu Ibu Steven
11
11. Suara Lembut Setenang Telaga
12
12. Jangan Temui Rose Lagi
13
13. Ingat Baik-Baik
14
14. Kita Tidak Baik-Baik Saja
15
15. Bebas Dari Belajar
16
16. Ruangan Kepala Sekolah
17
17. Hadiah
18
18. Kepohonan
19
HARI PERNIKAHAN
20
MAKAN SIANG
21
21. PENANGKALNYA
22
22. PERHATIAN KECIL
23
23. BELAJAR
24
24. Terkontaminasi
25
25. HUKUMAN (Visual Rose)
26
26. TIDAK BOLEH ADA SKANDAL (Visual Steven Jhon)
27
TERBANGUN (Visual Reyn)
28
28. EMPAT MATA
29
29. RESIKO PUNYA ISTERI ANAK MURID SENDIRI
30
30. SEMAKIN MENCURIGAKAN
31
31. MAKANAN KESUBURAN
32
KITA SUDAH SELESAI
33
33. GADIS CENGENG
34
34. AKU BUKAN PINKY BOY
35
35. Kuli Panggul
36
36. KENA BATUNYA
37
37. BERTEMU MANTAN LAGI
38
38. ANDAI SAJA
39
39. HARTA YANG PALING BERNILAI
40
40. BUKTI REKAMAN
41
41. OBROLAN KELUARGA
42
42. SALAD BUAH
43
43. MENGAMBANG
44
44. RISIH
45
45. TENTANG REYN HAMDANI
46
46. WALK IN CLOSET
47
47. BAHAYA
48
48. MEMPERINGATI RINA
49
49. MEMBUNTUTI
50
50. ZAMAN BATU
51
51. RENCANA AWAL
52
52. BUKAN ADIK TAPI ISTERI
53
53. PESAN REYN
54
54. LEDEKAN KOPI PAHIT
55
55. Di RESTORAN
56
56. MENGEJAR SANG GURU BIOLOGI
57
57. TEGANG DAN GUGUP
58
58. STATUS PERKAWINAN
59
59. TERLALU NAIF
60
60. KECELAKAAN LALU LINTAS
61
61. MERASA KUSUT
62
62. GARA-GARA ROSE
63
63. BUKAN DARAH BANGSAWAN
64
64. KABUR KARENA BIKINI
65
65. BAGAI HUJAN DI MUSIM KEMARAU
66
66. MULAI TERBONGKAR
67
67. GEGER
68
68. KENAPA JADI KACAU?
69
69. SO SWEET
70
70. PERLAWANAN MARLINA
71
71. FATAL DAN SALAH LANGKAH
72
72. TANGGAPAN PAK KADIN
73
73. DEMI SI BUAH HATI DAN SI BUAH...
74
74. LAKI-LAKI ITU, HARUS BISA DIPEGANG JANJINYA
75
75. SERIBU KALI LIPAT
76
76. SETIAP TINDAKAN ADA TIMBAL BALIK
77
77. AYANG BIDADARI (VISUAL BRAM DAN LEONY)
78
78. GANTI RUGI
79
79. MEMOHON BANTUAN
80
80. KAKAK-BERADIK SEBELAS-DUA BELAS
81
81. KUSUT
82
82. OTW Berkembang Biak
83
83. Apa ini punya Rose?
84
84. Nggak Kapok
85
85. Ratunya
86
86. Pengen Telur Dinosaurus
87
87. Kaget
88
88. Clara Pulang
89
89. Setitik Terang
90
90. Juru Bicara
91
91. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya.
92
92. Maju atau Mundur
93
93. Tajau Emas
94
94. Insiden Es Krim
95
95. Belajar Menerima, Atau DENDA
96
96. Dsangka Merindu
97
97. Kebahagiaan Vs Harga Diri
98
98. Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri
99
99. Clara Sakit
100
100. Gangguan Rose
101
101. Bram! Jangan Pergi!
102
102. Serasa Ada Yang Hilang
103
103. Sang Guru Jablai
104
104. Konvoi Kelulusan
105
105. Bertemu Orang Tua Olin
106
106. Terbang
107
107. Menonton Secara Live
108
108. Mengantar Leony Pulang
109
109. Kita Urus Rasa Bencimu
110
110. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!