15. Bebas Dari Belajar

Martin dan Marlina melambaikan tangannya ketika mobil yang dikemudikan Reyn dan keluarganya meninggalkan kediaman mereka siang itu.

Sepasang suami isteri itu menunda niatnya untuk masuk kerumah saat melihat Steven berdiri didepan pagar rumah mereka memohon untuk masuk.

"Benarkan kata Ayah, anak muda itu pasti datang lagi untuk menemui putri kita," timpal Martin.

"Udahlah Yah, acuhkan saja. Bunda kan sudah bilang semalam, supaya dia tidak perlu menemui Rose lagi." Marlina yang terlanjur sakit hati pada ibu Steven langsung bergegas,, namun Martin menahan tangan isterinya supaya tetap berdiri diposisi semula.

"Bunda, kita tunggu saja sampai anak itu mendekat, kasihan juga bila kita mengacuhkannya. Ingat, mengacuhkan tamu sangat tidak sopan, apalagi disini Ayah adalah seorang ketua RT,".ucap Martin, ia memberi isyarat supaya Steven datang mendekat.

"Selamat siang Om, Tante," Sapa Steven, begitu dirinya telah berdiri dihadapan kedua orang tua Rose.

"Selamat siang juga Steven. Ayo duduk dulu," Martin mempersilahkan Steven duduk pada kursi berbahan kayu diteras rumah.

Steven tersenyum sopan. "Terima Om, Tante." Ia melangkah mengikuti Martin dan Marlina menuju kursi teras yang ditunjuk. Sejenak ia memperhatikan suasana rumah Rose yang nampak tenang dan asri, ditumbuhi berbagai tanaman hias dan beberapa pohon buah-buahan yang dicangkok membuat rumah itu tetap terasa sejuk walau disiang hari yang terik.

"Mau minum apa Steven?" tanya Marlina menawarkan, berusaha menampilkan senyum ramah pada tamunya.

"Tidak usah repot-repot Tan, saya sebentar saja," tolaknya halus.

"Walau sebentar, kau harus tetap minum Steven. Peraturan dirumah ini, tamu tidak boleh pulang sebelum minum segelas air." Martin turut menawarkan.

"Baiklah, apa saja Om, saya akan minum," sahut Steven menyetujui.

"Bibi Ara!" panggil Marlina.

"Iya Bu," terdengar suara bi Ara dari dalam, wanita paruh baya itu tergopoh-gopoh menghampiri majikannya.

"Tolong buatkan tiga gelas es lemon tea ya Bi," pinta Marlina.

"Baik Bu," begitu mendapat pesanan, bibi Ara bergegas ke belakang, menyiapkan permintaan sang majikan.

"Ada keperluan apa kau kemari Steven?" tanya Martin kemudian

"Saya kebetulan pulang dari Universitas, mendapftarkan kuliah Om. Sejak semalam saya menelpon dan mengirim pesan, tidak satupun diangkat atau dijawab Rose sampai siang ini. Jujur saja saya khawatir, karena semalam Rose sakit ketika pulang bersama Om dan Tante," Steven menghentikan ucapannya beberapa detik hanya untuk mengambil napas sebelum melanjutkan perkataannya.

Martin dan Marlina terlihat menyimak setiap ucapan Steven.

"Tadi, saya sempat bertemu Rose didepan, ketika ia pulang dengan bus sekolah. Semalam, hubungan kami baik-baik saja. Tapi siang ini, Rose seperti marah pada saya dan meminta saya menjauhinya," Pemuda itu kembali menjedah ucapannya, seolah ada beban berat yang mengganjal didadanya.

"Tante," Steven memandang wajah Marlina yang duduk berdampingan dengan Martin dihadapannya.

"Apa benar kata Rose, kalau Mami bilang ke Tante, kalau Mami tidak merestui hubungan Steven dengan Rose? Dan Mami sampai mengatakan tentang bibit, bobot, dan bebet?" cecar pemuda itu dengan raut penuh tanya.

Marlina dan Martin saling berpandangan. Bagimana Rose bisa tahu? Batin Marlina, seingatnya, saat ia berkisah dengan suaminya dikamar, mereka terlebih dahulu memeriksa kamar Rose, dan putri mereka itu sudah tertidur.

"Apa benar begitu Tan?" tanya Steven lagi. Ia memandang wanita itu yang masih tergugu dan saling berpandangan dengan suaminya.

"Semalam, ibumu memanggil Tante secara pribadi ke ruangan yang berada di lorong menuju toilet," ucap Marlina mengingat tempat ia berbicara dengan ibu Steven.

"Tante juga tidak tahu, kenapa Rose bisa tahu cerita ini. Tapi yang jelas, apa yang dikatakan Rose padamu itu, itulah yang disampaikan ibumu pada Tante tadi malam," sahut Marlina menatap pemuda dihadapannya.

"Karena hal itulah Tante berpesan padamu sesaat sebelum kami pulang, supaya kau dan Rose jangan saling bertemu lagi, kau harus kuliah dengan baik, karena itulah yang diinginkan ibumu. Lagi pula ibumu benar, kalian berdua sama-sama terlalu muda untuk membina hubungan yang lebih serius, dan juga sangat rentan dengan bahaya bila dibiarkan. Tante harap kau mengerti Steven, ini semua juga untuk kebaikan kau dan Rose," sambung Marlina.

Steven duduk membisu, dirinya masih belum bisa percaya bila ibunya berkata demikian, karena dihadapannya ibunya sangat mendukung hubungannya dengan Rose sampai-sampai memaksa dirinya harus mengajak Rose datang ke pesta semalam. Tapi tidak mungkin Rose dan ibunya berbohong, Steven masih bergulat dengan fikirannya sendiri.

"Bu, ini minumannya," bibi Ara datang dengan membawa tiga gelas minuman dingin didalam nampan lalu menyajikannya diatas meja.

"Terima kasih Bi," ucap Marlina.

"Sama-sama Bu," bi Ara kembali meninggalkan tempat itu.

"Steven, diminum dulu," Martin membuyarkan lamunan Steven.

"I-iya Om, terima kasih," Steven mengambil minuman dihadapannya dan meneguknya. Terasa dingin dan menyegarkan disiang terik itu, tapi hatinya masih saja kusut, memikirkan apa yang baru saja ia dengar.

...⚘️⚘️⚘️...

"Bun, beneran pak Reyn itu anaknya paman Haswan dan bibi Sarina?" tanya Rose penasaran.

"Iya beneran, kenapa?" Marlina balik bertanya, ia meraih gelas jus dan memberikannya pada suaminya yang baru menyelesaikan makan malamnya. Sementara Rose sibuk mengupas buah duku dan memasukannya kedalam mulutnya.

"Nggak mirip sama sekali, apa pak Reyn anak pungut?" timpalnya asal.

"Hush! Asal aja kalau ngomong," tegur Marlina dengan jari telunjuk menempel diujung mulutnya yang seketika memancung mendengar perkataan putrinya.

"Lha bener "kan? Gak ada mirip-miripnya, bo'ong aja kalau ada yang bilang mirip," ucap Rose masih membahas.

"Memangnya harus mirip? Kakakmu Bram saja tidak mirip sama Ayah dan Bunda kok, tapi Bram tetap anak kami, iyakan Bun?" Marlina langsung mengangguk mengiyakan.

"Hanya kamu yang sedikit mirip Ayah dan banyak mengikuti wajah Bundamu, tapi sikap manjamu itu sangat berlawanan dengan Bundamu yang mandiri, dan malas bangun pagi, dan tidak bisa masak, dan--"

"Stop Ayah!" Rose buru-buru menghentikan ayahnya dengan tangan mengembang diudara. "Rose sudah tahu, nggak perlu dirinci satu-satu kekurangan Rose, bikin sakit telinga Rose aja," ucap gadis itu dengan wajah manyun tidak suka.

"Rose mau kekamar, mau belajar," gadis itu bergegas bangkit dengan wajah berubah kesal.

"Belajar?" Martin nampak heran. "Bukankah besok terima Raport kenaikan kelas? Setahu Ayah, semesteran saja kau malas belajar apalagi udah mau libur?" jujur Martin.

Rose nampak berfikir mendengar ucapan ayahnya, seketika ia duduk kembali. "Ayah benar, kebahagian terbesar Rose adalah saat datangnya musim libur, karena Rose terbebas dari BE-LA-JAR" ejanya lalu tertawa senang. Martin dan Marlina hanya menggeleng, hal itu memang bukan rahasia lagi.

"Bun, Rose gak pernah ngeliat sama sekali pak Reyn di rumah atau gerai orang tuanya waktu kita berkunjung kesana?" tanya Rose lagi, ia nampaknya masih penasaraan tentang gurunya yang tau-tau adalah anak dari orang yang ia kenal juga.

"Rose juga belum bisa percaya kalau orang seramah paman Haswan dan bibi Sarina bisa punya anak seperti pak Rey yang dingin, dan ngomongnya suka nyelekit," ucap Rose, mengingat beberapa kali dirinya pernah menerima ucapan tidak mengenakan dari gurunya itu.

"Reyn itu sekolahnya di Jogja karena dia anak yang pintar dan mandiri, dan kalau liburan dia pulang ke Samarinda membantu orang tuanya mengurus beberapa gerai milik mereka, dia anak yang rajin juga cerdas, tidak seperti dirimu Rose, malas," pungkas ayahnya lagi yang menjawab mendahului ibunya.

"Kenapa sih Ayah malam ini ngeselin! Nyebelin! Kaya si artis Jeng'Kelin itu." serobot Rose kesal, lalu berdiri dan bergegas pergi.

Bersambung...👉

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Harusnya potoin aja Steven setiap kali dia menganggu Rose,Dan kasih ke mommy nya,Biar mommy nya tau siapa yg menganggu siapa..

2024-10-25

1

auliasiamatir

auliasiamatir

kkkkk rose kena trlerus.. makanya yang rajin rose

2023-10-20

1

auliasiamatir

auliasiamatir

sebenar nya steve anak yang baik sih

2023-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. Oh My God
2 2. Basa-Basi
3 3. Laporan Warga
4 4. Burung
5 5. Berani Katakan Tidak!
6 6. Kami Berpacaran
7 7. Putriku adalah Harga Diri dan Kehormatanku
8 8. Disidang Ayah
9 9. Meminta Ijin
10 10. Bertemu Ibu Steven
11 11. Suara Lembut Setenang Telaga
12 12. Jangan Temui Rose Lagi
13 13. Ingat Baik-Baik
14 14. Kita Tidak Baik-Baik Saja
15 15. Bebas Dari Belajar
16 16. Ruangan Kepala Sekolah
17 17. Hadiah
18 18. Kepohonan
19 HARI PERNIKAHAN
20 MAKAN SIANG
21 21. PENANGKALNYA
22 22. PERHATIAN KECIL
23 23. BELAJAR
24 24. Terkontaminasi
25 25. HUKUMAN (Visual Rose)
26 26. TIDAK BOLEH ADA SKANDAL (Visual Steven Jhon)
27 TERBANGUN (Visual Reyn)
28 28. EMPAT MATA
29 29. RESIKO PUNYA ISTERI ANAK MURID SENDIRI
30 30. SEMAKIN MENCURIGAKAN
31 31. MAKANAN KESUBURAN
32 KITA SUDAH SELESAI
33 33. GADIS CENGENG
34 34. AKU BUKAN PINKY BOY
35 35. Kuli Panggul
36 36. KENA BATUNYA
37 37. BERTEMU MANTAN LAGI
38 38. ANDAI SAJA
39 39. HARTA YANG PALING BERNILAI
40 40. BUKTI REKAMAN
41 41. OBROLAN KELUARGA
42 42. SALAD BUAH
43 43. MENGAMBANG
44 44. RISIH
45 45. TENTANG REYN HAMDANI
46 46. WALK IN CLOSET
47 47. BAHAYA
48 48. MEMPERINGATI RINA
49 49. MEMBUNTUTI
50 50. ZAMAN BATU
51 51. RENCANA AWAL
52 52. BUKAN ADIK TAPI ISTERI
53 53. PESAN REYN
54 54. LEDEKAN KOPI PAHIT
55 55. Di RESTORAN
56 56. MENGEJAR SANG GURU BIOLOGI
57 57. TEGANG DAN GUGUP
58 58. STATUS PERKAWINAN
59 59. TERLALU NAIF
60 60. KECELAKAAN LALU LINTAS
61 61. MERASA KUSUT
62 62. GARA-GARA ROSE
63 63. BUKAN DARAH BANGSAWAN
64 64. KABUR KARENA BIKINI
65 65. BAGAI HUJAN DI MUSIM KEMARAU
66 66. MULAI TERBONGKAR
67 67. GEGER
68 68. KENAPA JADI KACAU?
69 69. SO SWEET
70 70. PERLAWANAN MARLINA
71 71. FATAL DAN SALAH LANGKAH
72 72. TANGGAPAN PAK KADIN
73 73. DEMI SI BUAH HATI DAN SI BUAH...
74 74. LAKI-LAKI ITU, HARUS BISA DIPEGANG JANJINYA
75 75. SERIBU KALI LIPAT
76 76. SETIAP TINDAKAN ADA TIMBAL BALIK
77 77. AYANG BIDADARI (VISUAL BRAM DAN LEONY)
78 78. GANTI RUGI
79 79. MEMOHON BANTUAN
80 80. KAKAK-BERADIK SEBELAS-DUA BELAS
81 81. KUSUT
82 82. OTW Berkembang Biak
83 83. Apa ini punya Rose?
84 84. Nggak Kapok
85 85. Ratunya
86 86. Pengen Telur Dinosaurus
87 87. Kaget
88 88. Clara Pulang
89 89. Setitik Terang
90 90. Juru Bicara
91 91. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya.
92 92. Maju atau Mundur
93 93. Tajau Emas
94 94. Insiden Es Krim
95 95. Belajar Menerima, Atau DENDA
96 96. Dsangka Merindu
97 97. Kebahagiaan Vs Harga Diri
98 98. Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri
99 99. Clara Sakit
100 100. Gangguan Rose
101 101. Bram! Jangan Pergi!
102 102. Serasa Ada Yang Hilang
103 103. Sang Guru Jablai
104 104. Konvoi Kelulusan
105 105. Bertemu Orang Tua Olin
106 106. Terbang
107 107. Menonton Secara Live
108 108. Mengantar Leony Pulang
109 109. Kita Urus Rasa Bencimu
110 110. The End
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Oh My God
2
2. Basa-Basi
3
3. Laporan Warga
4
4. Burung
5
5. Berani Katakan Tidak!
6
6. Kami Berpacaran
7
7. Putriku adalah Harga Diri dan Kehormatanku
8
8. Disidang Ayah
9
9. Meminta Ijin
10
10. Bertemu Ibu Steven
11
11. Suara Lembut Setenang Telaga
12
12. Jangan Temui Rose Lagi
13
13. Ingat Baik-Baik
14
14. Kita Tidak Baik-Baik Saja
15
15. Bebas Dari Belajar
16
16. Ruangan Kepala Sekolah
17
17. Hadiah
18
18. Kepohonan
19
HARI PERNIKAHAN
20
MAKAN SIANG
21
21. PENANGKALNYA
22
22. PERHATIAN KECIL
23
23. BELAJAR
24
24. Terkontaminasi
25
25. HUKUMAN (Visual Rose)
26
26. TIDAK BOLEH ADA SKANDAL (Visual Steven Jhon)
27
TERBANGUN (Visual Reyn)
28
28. EMPAT MATA
29
29. RESIKO PUNYA ISTERI ANAK MURID SENDIRI
30
30. SEMAKIN MENCURIGAKAN
31
31. MAKANAN KESUBURAN
32
KITA SUDAH SELESAI
33
33. GADIS CENGENG
34
34. AKU BUKAN PINKY BOY
35
35. Kuli Panggul
36
36. KENA BATUNYA
37
37. BERTEMU MANTAN LAGI
38
38. ANDAI SAJA
39
39. HARTA YANG PALING BERNILAI
40
40. BUKTI REKAMAN
41
41. OBROLAN KELUARGA
42
42. SALAD BUAH
43
43. MENGAMBANG
44
44. RISIH
45
45. TENTANG REYN HAMDANI
46
46. WALK IN CLOSET
47
47. BAHAYA
48
48. MEMPERINGATI RINA
49
49. MEMBUNTUTI
50
50. ZAMAN BATU
51
51. RENCANA AWAL
52
52. BUKAN ADIK TAPI ISTERI
53
53. PESAN REYN
54
54. LEDEKAN KOPI PAHIT
55
55. Di RESTORAN
56
56. MENGEJAR SANG GURU BIOLOGI
57
57. TEGANG DAN GUGUP
58
58. STATUS PERKAWINAN
59
59. TERLALU NAIF
60
60. KECELAKAAN LALU LINTAS
61
61. MERASA KUSUT
62
62. GARA-GARA ROSE
63
63. BUKAN DARAH BANGSAWAN
64
64. KABUR KARENA BIKINI
65
65. BAGAI HUJAN DI MUSIM KEMARAU
66
66. MULAI TERBONGKAR
67
67. GEGER
68
68. KENAPA JADI KACAU?
69
69. SO SWEET
70
70. PERLAWANAN MARLINA
71
71. FATAL DAN SALAH LANGKAH
72
72. TANGGAPAN PAK KADIN
73
73. DEMI SI BUAH HATI DAN SI BUAH...
74
74. LAKI-LAKI ITU, HARUS BISA DIPEGANG JANJINYA
75
75. SERIBU KALI LIPAT
76
76. SETIAP TINDAKAN ADA TIMBAL BALIK
77
77. AYANG BIDADARI (VISUAL BRAM DAN LEONY)
78
78. GANTI RUGI
79
79. MEMOHON BANTUAN
80
80. KAKAK-BERADIK SEBELAS-DUA BELAS
81
81. KUSUT
82
82. OTW Berkembang Biak
83
83. Apa ini punya Rose?
84
84. Nggak Kapok
85
85. Ratunya
86
86. Pengen Telur Dinosaurus
87
87. Kaget
88
88. Clara Pulang
89
89. Setitik Terang
90
90. Juru Bicara
91
91. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya.
92
92. Maju atau Mundur
93
93. Tajau Emas
94
94. Insiden Es Krim
95
95. Belajar Menerima, Atau DENDA
96
96. Dsangka Merindu
97
97. Kebahagiaan Vs Harga Diri
98
98. Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri
99
99. Clara Sakit
100
100. Gangguan Rose
101
101. Bram! Jangan Pergi!
102
102. Serasa Ada Yang Hilang
103
103. Sang Guru Jablai
104
104. Konvoi Kelulusan
105
105. Bertemu Orang Tua Olin
106
106. Terbang
107
107. Menonton Secara Live
108
108. Mengantar Leony Pulang
109
109. Kita Urus Rasa Bencimu
110
110. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!