My Dear TEACHER

My Dear TEACHER

1. Oh My God

"Berapa umurmu?" Reyn menatap wajah Rose yang tengah berdiri dihadapannya.

Sementara Rina dan Norsa yang berdiri dibelakang Rose saling sikut menyikut, keduanya menggigit ibu jarinya masing-masing dengan perasaan was-was, menatap satu titik pada belakang rok abu-abu sahabat mereka itu.

"18 tahun, memang kenapa Pak? Pagi-pagi tanya umur?" Rose terlihat tidak suka bila pertanyaan seputar usia, namun ia tetap menjawabnya.

Wajib baginya menjawab pertanyaan gurunya, sebagai bentuk penghormatan, penghargaan, dan didikan etika yang selalu digaung-gaungkan oleh kedua orang tuanya.

"Heum, seusia itu masih saja ceroboh," balas Reyn masih memandangi wajah Rose yang seketika memerah mendengar cercaannya.

"Maksud pak Reyn apa?" Rose tidak terima dikatakan ceroboh.

Ia memang sering mendengar dari siswa-siswi lainnya, bila sang guru Biologi-nya ini tipikal manusia yang suka nyeleneh dan menyebalkan kalau berbicara. Dan hari ini, sepertinya giliran dirinya yang harus menghadapi sikap menyebalkan gurunya itu.

"Kalau sedang datang b*lan, jangan lupa pakai p*m-ba-lut," ungkap Reyn tanpa disaring.

"A-apa?!" pekik Rose kaget, ia lantas memutar kepalanya kebelakang sembari menarik rok abu-abunya.

"Oh My God!!" Rose kembali memekik kaget, ia malu luar biasa.

"Jangan ceroboh lagi kalau sudah berumur 18 tahun, ingat!" setelah berkata demikian, Reyn meninggalkan koridor sekolah menuju ruang guru.

"Pyiuhh!! Kenapa harus guru menyebalkan itu sih yang melihat ini?" sesal Rose hampir menangis dan berusaha menyembunyikan noda d*rah di rok abu-abunya yang terlihat sangat terang.

"Kalian! Kenapa gak bilang-bilang sih, kalau ha*dku itu tembus kaya gini!" omel Rose pada dua sahabatnya itu.

"Y-yah ma-af! Kami juga gak ngeliat tadi, kita 'kan jalannya barengan saat masuk gerbang sekolah. Sekali tahu saat pak Reyn memanggilmu." sahut Rina membela diri.

"Iya bener," Norsa ikut membenarkan, takut dipersalahkan juga.

"Kami baru melihatnya ketika kamu berbalik badan saat pak Reyn memanggilmu tadi," imbuhnya lagi.

"Kamu juga Rose, kenapa bisa sampai tembus sepagi ini? Apa kamu lupa pake pem*alut?" berondong Rina, tidak habis fikir.

"Aku bukannya lupa Rina, ini PMI sepertinya baru datang pagi ini, di rumah tadi belum ada kok. Pantes aja ada rasa basah-basah dibawah sana, aku fikir air hujan." ucap Rose masih bingung sambil menunjukan cengirannya seperti biasa.

Rina dan Norsa sama-sama menepuk jidatnya masing-masing. "Beda Rose!" ucap keduanya.

"Pantes aja kamu dibilang ceroboh sama pak Reyn, masa gak bisa beda'in sih basah air hujan sama basah yang begituan," timpal Norsa.

"Lagian, kamu tadi pake mantel waktu dibonceng sama kak Bram, ujung rokmu aja gak ada yang basah." imbuhnya lagi.

" Cih... bela'in aja terooos pak guru Biologi yang nyebelin itu. Kamu memang suka kan sama tampangnya yang sok kegantengan itu?" cerocos Rose sebel.

"Udahlah. Buruan pake ini!" Rina mengakhiri perdebatan dua sepupu yang menjadi teman sekelasnya itu. Ia menarik tas punggung Rose dengan paksa dan menyampirnya pada punggungnya, lalu memberikan tas selempangnya yang lebar untuk menutupi noda pada rok belakang Rose.

"Ayo, cepetan ke kelas. Bentar lagi lonceng masuk berdering, jangan sampai terlambat masuk kelas, bisa-bisa dihukum lagi didepan kelas seperti kemarin, ogah pokoknya!" Rina buru-buru menarik pergelangan tangan dua temannya itu untuk mengikuti langkah cepatnya.

"Iya, tapi gimana dong urusan rokku ini?" celoteh Rose masih pusing memikirkan nasib apesnya pagi itu. Ketiganya berjalan setengah berlari menuju kelas.

"Kirim pesan ke Ibumu saja Rose, supaya dikirim lewat ojek online. Bereskan?" ucap Rina memberi ide.

"Heum, kamu benar juga." Rose yang sempat pusing memikirkan nasib rok seragamnya yang terkena noda langsung tersenyum lega.

Sebenarnya bisa saja ia ijin pulang dengan alasan sakit, namun sedari TK, ia sudah terdidik tidak boleh ijin sekolah sesukanya oleh kedua orang tuannya kecuali kalau memang bener-bener sakit.

Tepat disaat ketiga sahabat itu duduk dikursinya masing-masing, bel berdering tanda pelajaran akan dimulai.

Tidak seperti sekolah lainnya, SMU negeri Tangga Arang hanya mewajibkan para siswa-siswinya berbaris di depan kelas sebelum pelajaran dimulai hanya dihari senin dan sabtu saja, selain hari tersebut, semua siswa harus sudah bersiap di mejanya masing-masing untuk menerima pelajaran.

Tap! Tap! Tap!

Suara sepatu pantofel memasuki ruangan kelas, tepat disaat bel tanda kegiatan belajar mengajar akan dimulai berhenti berdering.

Semua siswa-siswi melongo melihat siapa yang masuk ke ruang kelas mereka, termasuk Rendy, sang ketua kelas.

"Maaf Pak, sepertinya Bapak salah kelas. Pagi ini jam mata pelajaran Bahasa Indonesia, ibu Mira." ucap Rendy memberanikan diri.

"Kau benar Rendy. Ibu Mira bertukar jadwal dengan saya karena ada keperluan mendadak. Jadi setelah jam istirahat pertama nanti, beliau baru masuk dimata pelajaran saya," terang Reyn Hamdani, guru mata pelajaran Biologi.

Setelah mendengar penjelasan singkat sang guru Biologi, Rendy segera melakukan tugasnya selaku ketua kelas 11 A1.

"Bersiap! Sebelum pelajaran dimulai, marilah kita berdoa menurut kepercayaan agama kita masing-masing! Berdoa dimulai!" Suasana nampak hening beberapa saat setelah mendengar aba-aba dari Rendy.

"Berdoa selesai!" ucap Rendy lagi mengakhiri doa bersama.

"Rendy, bagikan kertas ulangan ini," panggil Reyn, lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas ulangan sesuai jumlah siswa-siswi dikelas itu.

Suara berisik mulai terdengar disana-sini saat Rendy mulai membagikan lembaran soal ulangan pada semua siswa-siswi. Kebisingan didalam kelas itu tercipta setelah mendengar bahwa pagi itu dilakukan ulangan Biologi secara mendadak.

"Kenapa? Tidak siap? Kalian itu pelajar! Kenapa bisa tidak siap?" tegur Reyn lantang, mendengar kebisingan yang mengganggu indera pendengarannya.

Suasana seketika sepi, tidak ada satupun dari para siswa itu yang berani menyela, karena tidak ada yang sanggup mendapat ceramah yang tidak mengenakan dari mulut sang guru Biologi.

"Apa aku bilang, pak Reyn itu memang guru paling nyebelin disekolah kita ini." bisik Rose pelan didekat telinga Norsa sambil melirik dengan ekor matanya kearah guru Biologi yang tengah fokus dengan buku dihadapannya.

"Pak Reyn memang kadang nyebelin sih, suka kasih ulangan harian mendadak kaya gini. Tapi dia ganteeeng ampun-ampun," sahut Norsa sambil nyengir.

"Yeeee... bukan ganteng ampun-ampun, tapi amit-amit jabang bayi punya laki kaya dia," cibir Rose, rasa kesalnya pada guru Biologinya saat mereka di koridor masih belum sirna.

"Kalian berdua!"

Norsa dan Rose tersentak kaget, buru-buru menoleh kearah Reyn yang duduk dimeja guru, tengah menatap tajam pada mereka.

Untuk lebih meyakinkan, Rose dan Norsa mulai tolah-toleh ke kiri dan kanan, muka dan belakang, kali saja bukan mereka yang dimaksud. Sedangkan seiisi kelas melihat kerah mereka berdua.

"Tidak perlu tolah-toleh lagi. Apa yang kalian berdua percakapkan, sementara teman-teman kalian yang lain sudah mulai mengerjakan soal ulangannya masing-masing," ucap Reyn lagi dengan sorot mata tajamnya.

"M-maafkan kami Pak," ucap keduanya hampir bersamaan, dengan detak jantung yang jedak jeduk, takut dihukum seperti Rina kemarin.

"Heum! Kali ini saja, tidak untuk berikutnya!" tegas Reyn menatap Rose dan Norsa.

"Waktu mengerjakan soal hanya 40 menit dari sekarang," imbuhnya, lalu kembali menunduk, membaca buku yang masih terbuka diatas mejanya, sementara para siswa-siswinya juga kembali fokus pada kertas ulangannya masing-masing.

"Heuh! Mana soal essay semua lagi," sungut Rose didalam hati, ia bener-benar tidak belajar semalam karena sibuk menonton drama-drama televisi yang menjadi hobbynya itu.

Bersambung...✍️

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Salken, thor..
cus ah baca

2023-10-16

1

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aku hadiiiiir

2023-10-14

1

Neldes Novber

Neldes Novber

semangatt thor

2023-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Oh My God
2 2. Basa-Basi
3 3. Laporan Warga
4 4. Burung
5 5. Berani Katakan Tidak!
6 6. Kami Berpacaran
7 7. Putriku adalah Harga Diri dan Kehormatanku
8 8. Disidang Ayah
9 9. Meminta Ijin
10 10. Bertemu Ibu Steven
11 11. Suara Lembut Setenang Telaga
12 12. Jangan Temui Rose Lagi
13 13. Ingat Baik-Baik
14 14. Kita Tidak Baik-Baik Saja
15 15. Bebas Dari Belajar
16 16. Ruangan Kepala Sekolah
17 17. Hadiah
18 18. Kepohonan
19 HARI PERNIKAHAN
20 MAKAN SIANG
21 21. PENANGKALNYA
22 22. PERHATIAN KECIL
23 23. BELAJAR
24 24. Terkontaminasi
25 25. HUKUMAN (Visual Rose)
26 26. TIDAK BOLEH ADA SKANDAL (Visual Steven Jhon)
27 TERBANGUN (Visual Reyn)
28 28. EMPAT MATA
29 29. RESIKO PUNYA ISTERI ANAK MURID SENDIRI
30 30. SEMAKIN MENCURIGAKAN
31 31. MAKANAN KESUBURAN
32 KITA SUDAH SELESAI
33 33. GADIS CENGENG
34 34. AKU BUKAN PINKY BOY
35 35. Kuli Panggul
36 36. KENA BATUNYA
37 37. BERTEMU MANTAN LAGI
38 38. ANDAI SAJA
39 39. HARTA YANG PALING BERNILAI
40 40. BUKTI REKAMAN
41 41. OBROLAN KELUARGA
42 42. SALAD BUAH
43 43. MENGAMBANG
44 44. RISIH
45 45. TENTANG REYN HAMDANI
46 46. WALK IN CLOSET
47 47. BAHAYA
48 48. MEMPERINGATI RINA
49 49. MEMBUNTUTI
50 50. ZAMAN BATU
51 51. RENCANA AWAL
52 52. BUKAN ADIK TAPI ISTERI
53 53. PESAN REYN
54 54. LEDEKAN KOPI PAHIT
55 55. Di RESTORAN
56 56. MENGEJAR SANG GURU BIOLOGI
57 57. TEGANG DAN GUGUP
58 58. STATUS PERKAWINAN
59 59. TERLALU NAIF
60 60. KECELAKAAN LALU LINTAS
61 61. MERASA KUSUT
62 62. GARA-GARA ROSE
63 63. BUKAN DARAH BANGSAWAN
64 64. KABUR KARENA BIKINI
65 65. BAGAI HUJAN DI MUSIM KEMARAU
66 66. MULAI TERBONGKAR
67 67. GEGER
68 68. KENAPA JADI KACAU?
69 69. SO SWEET
70 70. PERLAWANAN MARLINA
71 71. FATAL DAN SALAH LANGKAH
72 72. TANGGAPAN PAK KADIN
73 73. DEMI SI BUAH HATI DAN SI BUAH...
74 74. LAKI-LAKI ITU, HARUS BISA DIPEGANG JANJINYA
75 75. SERIBU KALI LIPAT
76 76. SETIAP TINDAKAN ADA TIMBAL BALIK
77 77. AYANG BIDADARI (VISUAL BRAM DAN LEONY)
78 78. GANTI RUGI
79 79. MEMOHON BANTUAN
80 80. KAKAK-BERADIK SEBELAS-DUA BELAS
81 81. KUSUT
82 82. OTW Berkembang Biak
83 83. Apa ini punya Rose?
84 84. Nggak Kapok
85 85. Ratunya
86 86. Pengen Telur Dinosaurus
87 87. Kaget
88 88. Clara Pulang
89 89. Setitik Terang
90 90. Juru Bicara
91 91. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya.
92 92. Maju atau Mundur
93 93. Tajau Emas
94 94. Insiden Es Krim
95 95. Belajar Menerima, Atau DENDA
96 96. Dsangka Merindu
97 97. Kebahagiaan Vs Harga Diri
98 98. Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri
99 99. Clara Sakit
100 100. Gangguan Rose
101 101. Bram! Jangan Pergi!
102 102. Serasa Ada Yang Hilang
103 103. Sang Guru Jablai
104 104. Konvoi Kelulusan
105 105. Bertemu Orang Tua Olin
106 106. Terbang
107 107. Menonton Secara Live
108 108. Mengantar Leony Pulang
109 109. Kita Urus Rasa Bencimu
110 110. The End
Episodes

Updated 110 Episodes

1
1. Oh My God
2
2. Basa-Basi
3
3. Laporan Warga
4
4. Burung
5
5. Berani Katakan Tidak!
6
6. Kami Berpacaran
7
7. Putriku adalah Harga Diri dan Kehormatanku
8
8. Disidang Ayah
9
9. Meminta Ijin
10
10. Bertemu Ibu Steven
11
11. Suara Lembut Setenang Telaga
12
12. Jangan Temui Rose Lagi
13
13. Ingat Baik-Baik
14
14. Kita Tidak Baik-Baik Saja
15
15. Bebas Dari Belajar
16
16. Ruangan Kepala Sekolah
17
17. Hadiah
18
18. Kepohonan
19
HARI PERNIKAHAN
20
MAKAN SIANG
21
21. PENANGKALNYA
22
22. PERHATIAN KECIL
23
23. BELAJAR
24
24. Terkontaminasi
25
25. HUKUMAN (Visual Rose)
26
26. TIDAK BOLEH ADA SKANDAL (Visual Steven Jhon)
27
TERBANGUN (Visual Reyn)
28
28. EMPAT MATA
29
29. RESIKO PUNYA ISTERI ANAK MURID SENDIRI
30
30. SEMAKIN MENCURIGAKAN
31
31. MAKANAN KESUBURAN
32
KITA SUDAH SELESAI
33
33. GADIS CENGENG
34
34. AKU BUKAN PINKY BOY
35
35. Kuli Panggul
36
36. KENA BATUNYA
37
37. BERTEMU MANTAN LAGI
38
38. ANDAI SAJA
39
39. HARTA YANG PALING BERNILAI
40
40. BUKTI REKAMAN
41
41. OBROLAN KELUARGA
42
42. SALAD BUAH
43
43. MENGAMBANG
44
44. RISIH
45
45. TENTANG REYN HAMDANI
46
46. WALK IN CLOSET
47
47. BAHAYA
48
48. MEMPERINGATI RINA
49
49. MEMBUNTUTI
50
50. ZAMAN BATU
51
51. RENCANA AWAL
52
52. BUKAN ADIK TAPI ISTERI
53
53. PESAN REYN
54
54. LEDEKAN KOPI PAHIT
55
55. Di RESTORAN
56
56. MENGEJAR SANG GURU BIOLOGI
57
57. TEGANG DAN GUGUP
58
58. STATUS PERKAWINAN
59
59. TERLALU NAIF
60
60. KECELAKAAN LALU LINTAS
61
61. MERASA KUSUT
62
62. GARA-GARA ROSE
63
63. BUKAN DARAH BANGSAWAN
64
64. KABUR KARENA BIKINI
65
65. BAGAI HUJAN DI MUSIM KEMARAU
66
66. MULAI TERBONGKAR
67
67. GEGER
68
68. KENAPA JADI KACAU?
69
69. SO SWEET
70
70. PERLAWANAN MARLINA
71
71. FATAL DAN SALAH LANGKAH
72
72. TANGGAPAN PAK KADIN
73
73. DEMI SI BUAH HATI DAN SI BUAH...
74
74. LAKI-LAKI ITU, HARUS BISA DIPEGANG JANJINYA
75
75. SERIBU KALI LIPAT
76
76. SETIAP TINDAKAN ADA TIMBAL BALIK
77
77. AYANG BIDADARI (VISUAL BRAM DAN LEONY)
78
78. GANTI RUGI
79
79. MEMOHON BANTUAN
80
80. KAKAK-BERADIK SEBELAS-DUA BELAS
81
81. KUSUT
82
82. OTW Berkembang Biak
83
83. Apa ini punya Rose?
84
84. Nggak Kapok
85
85. Ratunya
86
86. Pengen Telur Dinosaurus
87
87. Kaget
88
88. Clara Pulang
89
89. Setitik Terang
90
90. Juru Bicara
91
91. Buah Jatuh Tidak Jauh Dari Pohonnya.
92
92. Maju atau Mundur
93
93. Tajau Emas
94
94. Insiden Es Krim
95
95. Belajar Menerima, Atau DENDA
96
96. Dsangka Merindu
97
97. Kebahagiaan Vs Harga Diri
98
98. Terpaksa Menjilat Ludah Sendiri
99
99. Clara Sakit
100
100. Gangguan Rose
101
101. Bram! Jangan Pergi!
102
102. Serasa Ada Yang Hilang
103
103. Sang Guru Jablai
104
104. Konvoi Kelulusan
105
105. Bertemu Orang Tua Olin
106
106. Terbang
107
107. Menonton Secara Live
108
108. Mengantar Leony Pulang
109
109. Kita Urus Rasa Bencimu
110
110. The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!