Ep 2. Naik Darah.

''Baik Ma, Kinan akan bilang Mas Bimo agar dia segera transfer jatah Mama. '' Kinan segera mematikan ponsel nya begitu saja. Pasti Mama mertua nya akan marah-marah dan menyumpahi Kinan, dengan sumpah serapah nya ketika sedang marah.

''Manager, sepuluh juta.... ?'' ucapan Mama nya selalu terngiang dalam benak Kinan. Gaji suami sepuluh juta tapi hanya di kasih uang receh setiap minggu nya. Kadang hanya uang dua puluh ribu Bimo berikan untuk nafkah kinan. Uang dua ratus ribu saja harus sampai dua minggu untuk segala keperluan rumah.

Kinanti semakin menangis meratapi kesedihan nya, betapa bodoh nya dia tidak tahu jika suami nya sudah naik jabatan dan gajinya sudah dua kali lipat dari sebelum nya. Bagaimana mungkin seorang istri tidak tahu pekerjaan dan gaji suaminya sendiri.

Kinan semakin peansaran dengan kebohongan suami nya, apa lagi yang lelaki itu sembunyikan di belakng nya. Dian mencari ke segala arah sudut kamar tetapi tidak menemukan apapun. Kinan lelah, pada akhir nya dia menyerah untuk mencari bukti, karena seperti nya Bimo selalu menyimpan nya di tempat yang aman.

Hari ini Bimo pulang telat, hari sudah larut lelaki itu baru saja sampai di rumah mengendarai motor kesangan nya. Sebenar nya Bimo memiliki mobil baru, dia baru saja kredit dua bulan lalu. Hanya saja dia enggan membawa pulang karena takut Kinan tahu.

Kinan melihat suami nya dengan emosi yang sudah menunpuk di dada nya, tetapi dia mencoba menahan emosi nya sebelum semua bukti dia genggam.

Bimo pulang lalu istirahat, dia mana mau memakan masakan Kinan yang apa ada nya itu. Dia juga selalu berkata jika maskaan istri nya tidak enak, padahal saat awal menikah Bimo begitu menyukai masakan Kinan. Kini jangan kan makanan, menyentuh Kinan saja dia sudah tidak mau. Sudah berbulan-bulan Kinan tidak pernah lagi mendapatkan nafkah batin nya. Dulu setelah Adam lahir Bimo masih mau menyetuh nya, tapi lama kelamaan tampak nya Bimo sudah tidak berselera melihat istri nya. Padahal walau sudah melahirkan badan Kinan masih tetapi ramping dan seksi. Hanya saja wajah nya sudah tidak secantik dahulu, kulit nya lebih kusam dari sebelum nya, karena tidak pernah perawatan. Jika dibandingkan dengan wanita cantik di liaran sana yanh merawat diri dan jago berdandan maka Kinan sangatlah jauh di bawah mereka. Boro-boro perawatan untuk membeli sabun cuci muka saja dia tidak mampu.

Pagi hari sebelum Bimo berangkat bekerja, Kinan memberanikan diri untuk meminta ijin pergi bekerja. Berhari-hari Kinan sudah memikirkan semua itu, dia ahrua bekerja demi dirinya dan putra nya. Jika kenyataan nya yang dia pikirkan bahwa suami nya mendua itu benar, Kinan sudah memiliki pekerjaan dan tak perlu takut jika harus berpisah dengan Bimo .

''Mas, boleh tidak jika aku bekerja. '' Bimo hanya menatap nya sekilas, sepertinya dia sedang berfikir sejenak.

''Untuk apa kamu bekerja.. ?'' pertayaan yang begitu konyol di lontarkan oleh Bimo.

''Untuk membantu ekonomi kelurga kita Mas, Adam sudah bertambah besar dan kebutuhan nya semakin banyak. '' Kinan menjawab serta ingin menyindir suami nya bahwa kebutuhan anaknya itu banyak.

''Oh, lalu siapa yang akan menjaga Adam. ?''

''Aku akan menitipkan nya pada Ririn Mas. '' Ririn itu sahabat nya Kinan, yang tinggal nya tidak jauh dari rumah Kinan hanya berbeda rt saja.

''Terserah kamu, bagus donk kalau kamu bekerja jadi kamu tidak perlu menyusah kan ku terus jika tidak punya uang. '' Kinan begitu murka dengan ucapan Bimo. Bagaimna bisa dia mengatakan istrinya itu menyusahkan.

''Ya Allah Mas, tega sekali kamu bilang aku menyusahkan, itu adalah tugas mu dan itu juga hak ku sebagai istri. '' Kinan pun akhir nya bersikap tegas pada sang suami.

Bimo langsung naik darah mendengar nya, baru segitu saja dia sudah murka dengan Kinan dan memberi tatapan yang menusuk. Sementara jika di bandingkan perbuatan nya pada Kinan, itu bukan lah apa-apa.

''Kamu harus tahu Kinan, kamu itu tidak layak di sebut istri. Melihat mu saja aku sudah tidak berselera, aku justru muak dan jijik. '' tusukan kata-kata kembali tertancap di hati Kinan. Bimo memang tak suami tak berharti yang tega pada Kinan.

"Tega sekali kamu mengatakan itu Mas, mengapa kamu sampai hati bicara seperti itu. Jika kamu kamu ingin aku layak dan cantik seperti wanita di luaran sana, maka berikan aku nafkah yang sesuai agar aku bisa mempercantik diri suapya tidak menjijikan di mata mu....! "

Bukan nya sadar dan mendengar keluhan Kinan, Bimo justru bertambah marah dan menekan rahang Kinan dengan tangam nya sendiri, Samlai Kinan kesakitan dan sulit untuk bernafas.

"Berani sekali kamu melawan ku, wanita gembel. Aku tidak akan segan-segan menyakiti mu jika kamu terus membangkang. " Ancam Bimo.

"Sa..sak...kit Mas. "Kinan merintih.

"Ingat itu...! " Bimo menghempaskan tubuh Kina begitu saja sampai tekena sudut pintu rumah nya.

Uhuk, uhuk, uhuk.

Kinana terbatuk akibat cekalan tangan Bimo, belum lagi rasa nyeri yang mengena siku nya yang ternyata membiru.

Bimo tak peduli lagi, dia pergi berangkat bekerja dan meninggalkan kinan yang masih merintih kesakitan. Kinan pun menangis, terlalu banyak luka yang sudah dia dapatkan dari suami nya.

Saat Kinan sedang menangis, tiba-tiba Adam menangis dengan kencang. Anak kecil dna mungil itu metakutan karena tidak ada sang ibu di samping nya, tidur nya terusik karena tangisan Kinan yang terdengar sampai ke dalam kamar.

"Sayang maaf, maafkan Ibu yang meninggalkan kamu nak. " Kinan pun menggendong putranya.

Dengan telaten Kinan mengurus putra nya, walau nyeri di siku nya masih terasa, dia tetap bersemangat menjalankan tanggung jawab nya sebagai seorang Ibu.

"Aku harus foto tanda bukti ini, bukti penganiayan mu Mas. "ucap Kinan.

Setelah Kinan menyimpan bukti kekerasan yang di lakukan suami nya, Ibu mertua nya kembali telfon.

"Halo Ma. " kata Kinan dengan sopan.

"Kinan mana uang Mama, katanya kamu bilang dengan Bimo. Tapi mana, belum ada seprsen pun uang yang kalian kirim. Tahu akan seperti ini, dulu aku tidak akan merestui kalian. Dasar menantu tidak tahu diri, jangan coba-coab kamu meracuni anak ku. Cepat transfer yang 2juta seperti biasa nya... ! " di samping hati nya yang nergejolak dengan semua cacian Mertua nya, Kina pun terlonjak kaget dengan uang di minta mertua nya. Jadi selama ini, Bimo memberi jatah pada Ibu nya sebanyak itu, sementara istrinya sendiri hanya di beri nafkah recehan saja.

"Maaf Ma, untuk uang Mama itu urusna Mas Bimo. Kinan sudah memberitahu nya, tetapi keputusan akhir tetap ada pada nya. " Kinan semakin kesal dengan mertua nya, enak saja minta uang sebanyak itu. Uang jatah Kinana sjaa tidak sampai satu juta perbulan, bahkan Kinan harus menjual barang pribadi nya yang iya beli sebelum menikah dengan Bimo.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

aihhhhhh
buat naik darah nih....

2023-08-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!