Darko tidak pergi bekerja, dia memang sedang cuti selama seminggu karena masa berkabung akan kepergian istrinya. Sekarang masa cuti yang dia miliki bisa dia gunakan untuk melayani istrinya yang sudah kembali lagi pada mereka.
Bitsy dan Angela pun tidak ke sekolah karena mereka pun mendapatkan libur selama satu minggu untuk berkabung namun sedari tadi, Bitsy takut untuk keluar dari kamarnya. Bitsy bahkan mencegah Angela untuk keluar dari kamar. Susu dan makanan untuk Rian diambil secara diam-diam olehnya. Jujur saja dia takut dengan ibunya saat ini.
"Aku ingin bermain keluar, Bitsy. Aku ingin bermain dengan Mommy!" ucap Angela.
"Jangan, sudah aku katakan itu bukan Mommy!"
"Kenapa kau selalu berkata demikian pada Mommy?!"
"Percaya padaku, Angela. Aku kakakmu, aku punya firasat buruk saat melihat Mommy!"
"Aku tidak percaya padamu!" Angela membuang wajah, dia sudah sangat ingin keluar untuk bermain dengan ibu mereka tapi Bitsy mencegah dan mengunci pintu.
"Terserah kau saja tapi jangan bawa Rian ke luar!"
"Ma....ma, Ma....ma!" Rian memanggil ibunya sambil tertawa-tawa. Bitsy menghampiri Rian yang sedang bermain sendiri lalu mendudukkan ke atas pangkuan.
"Apa yang Rian mainkan?" tanyanya.
"Ma...ma!" jawab Rian yang baru bisa mengucapkan perkataan itu saja.
"Rian ingin bermain dengan Mommy, ayo kita keluar!" ajak Angela.
"Tidak boleh, main di dalam kamar!" perintah Bitsy.
"Aku tidak mau!" teriak Angela.
"Diam, aku kakakmu jadi kau harus mendengarkan aku!"
Angela semakin kesal tapi dia tidak keluar seperti perintah kakaknya. Mereka berdua bermain dengan Rian tanpa tahu apa yang sedang ayahnya lakukan di luar sana bersama dengan ibu mereka. Darko memandikan istrinya sampai bersih. Luka-Luka yang ada di tubuh istrinya pun diobati begitu juga dengan luka yang ada di kepala Mia.
Mia begitu pasrah, tanpa mencegah atau apa pun bahkan dia duduk diam di depan cermin dengan tatapan mata tidak berpaling dari pantulan dirinya sendiri sampai-sampai kedua matanya melotot lalu berputar ke atas tanpa Darko sadari karena Darko sedang mengambi handuk kecil untuk mengeringkan rambut istrinya yang basah namun kedua bola matanya kembali seperti semula saat Darko melangkah mendekatinya.
"Aku sangat senang kita bisa seperti ini lagi, Honey. Sekarang aku akan mengeringkan rambutmu!" ucap Darko yang sudah duduk di belakangnya. Darko menatap ke arah istrinya yang hanya diam saja. Memang sifat Mia berubah drastis, dia selalu diam tanpa banyak bicara bahkan sikap cerianya sudah tidak terlihat lagi.
"Apa yang sedang kau pikirkan, Honey?" tanya Darko. Rambut istrinya dikeringkan, pewangi rambut disemprotkan agar rambut istrinya wangi seperti sedia kala. Luka di bagian kepala pun sudah diberi perban agar cepat sembuh dan tidak infeksi tapi apakah bisa sembuh?
"Kau banyak diam sekarang, apa yang terjadi? Katakan padaku jika ada yang kau inginkan."
"Lapar!" hanya satu kata itu saja yang diucapkan oleh Mia.
"Aku akan membuatkan makanan kesukaanmu nanti," rambut Mia di sisir sampai rapi. Darko tersenyum, dia benar-benar bahagia tanpa memikirkan tindakan yang dia lakukan apakah salah atau tidak.
Mia didandani agar wajah pucatnya tidak terlihat. Itu dia lakukan agar anak-anak mereka tidak takut melihat wajah ibu mereka yang pucat. Bibir Mia pun diberi pewarna merah sehingga Mia terlihat cantik dan sudah tidak terlihat seperti mayat hidup lagi.
"Kau sudah terlihat sempurna, Honey!" sekarang dia yakin anak-anaknya tidak akan takut lagi pada ibu mereka.
"Ayo kita keluar, aku akan membuat makanan untukmu dan kau bermainlah dengan anak-anak!" Mia hanya mengangguk, dia tampak linglung.
Darko membantu istrinya untuk berdiri lalu menuntun istrinya untuk keluar dari kamar. Mia melihat sekitar rumah itu, dia seperti mengenali situasi. Darko membawa istrinya menuju ruang tamu dan membantu istrinya untuk duduk di depan televisi.
"Tunggu di sini, aku akan memanggil anak-anak kita!" pintanya namun istrinya hanya mengangguk pelan dengan tatapan kosong. Darko melangkah pergi, meninggalkan istrinya karena dia ingin memanggil anak-anaknya.
"Kids, keluarlah. Mommy menunggu kalian di luar!" Darko memanggil anak-anaknya sambil mengetuk pintu.
"Daddy!" Angela yang sedari tadi sudah sangat bosan tentu sangat senang.
"Apa yang kalian lakukan di dalam? Kenapa kau mengunci pintu seperti ini?" Darko berusaha membuka pintu kamar yang anak-anak mereka yang terkunci rapat.
"Bitsy takut dengan Mommy. Dad. Oleh sebab itu Bitsy mengunci pintu dan tidak mengijinkan kami keluar!"
"Oh, yeah? Coba katakan pada Daddy, kenapa Bitsy masih saja takut dengan Mommy?" dia sungguh tidak mengerti kenapa putrinya bisa begitu takut pada ibunya sendiri.
"Itu bukan Mommy!" teriak Bitsy.
"Stop, Bitsy. Jangan berbicara seperti itu tentang Mommy!"
"Kita melihat Mommy di makamkan, bagaimana mungkin Mommy bisa pulang ke rumah, Dad?" teriak Bitsy.
"Baiklah, keluar sekarang. Daddy akan menjelaskannya!"
Bitsy membuka pintu, Rian berada di dalam gendongannya. Angela yang sudah tidak tahan sedari tadi langsung berlari keluar untuk mencari ibunya. Darko masuk ke dalam, dia harus berbicara pada putri sulungnya dan memberi penjelasan agar Bitsy tidak takut lagi.
"Kenapa kau takut dengan Mommy, Bitsy? Coba jelaskan pada Daddy?"
"Bitsy merasa itu bukan Mommy, Dad!"
"Kenapa kau merasa demikian, yang ada di luar sana adalah Mommy. Apa kau tidak bisa mengenali ibumu sendiri?"
"Bukan begitu, Daddy. Ada sesuatu yang berbeda dari Mommy dan Bitsy takut!"
"Baiklah, baik. Mungkin karena Mommy baru kembali oleh sebab itu Bitsy merasa takut dan takut tapi cobalah untuk bersikap seperti biasanya. Bitsy pasti akan terbisa dengan keberadaan Mommy."
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Mommy, Dad? Bukankah Mommy sudah meninggal?" Bitsy menatapnya dengan ekspresi ingin tahu.
"Mommy tidak meninggal, sudah Daddy katakan jika Mommy tidak meninggal!" jawab Darko. Dia harus bisa meyakinkan putrinya akan hal ini agar putrinya tidak takut pada ibunya lagi sehingga kebersamaan mereka yang seperti dulu kembali lagi.
"Percaya dengan Daddy, oke?" pinta ayahnya. Bitsy mengangguk, Darko tersenyum sambil mengusap lengan putrinya. Kebahagiaan yang dia bawa kembali dengan susah payah tidak boleh hancur begitu saja.
"Pergilah, bawa adikmu bermain dengan ibumu. Daddy akan membuatkan camilan untuk kalian."
Bitsy kembali mengangguk, dengan perasaan takut. Bitsy melangkah keluar dari kamar sambil menggendong Rian. Darko kembali tersenyum, pelan tapi putrinya pasti akan menerima keberadaan ibunya lagi. Bitsy melangkah mendekati datangnya suara di mana Agnes sedang bermain dengan ibu mereka. Bitsy menelan ludah, jujur saja dia takut dengan sosok ibunya saat ini.
"Mom!" Bitsy memanggil ibunya yang sedang bermain dengan Angela. Mia mengangkat wajah secara mendadak sambil melihat ke arah Bitsy, putrinya terkejut melihat ekspresi mengerikan yang diperlihatkan oleh ibunya.
"Bitsy, come!" pinta Mia.
Bitsy kembali mendekat, namun Rian menangis dengan keras secara tiba-tiba.
"Ma...ma, Ma....ma!" Rian memberontak di dalam gendongan kakaknya.
"Stt... Jangan menangis," Bitsy mencoba menghibur adiknya.
"Berikan pada Mommy. Rian pasti lapar."
"Rian sudah minum susu, Mom. Aku akan mengajaknya bermain!" Bitsy membawa adiknya sedikit menjauh dan mengajaknya bermain. Mia menatap putrinya dengan tatapan aneh, gadis itu seperti tahu akan sesuatu. Hanya dia saja yang bersikap aneh dan tak bersahabat.
Tangisan Rian sudah terhenti, itu karena Bitsy menghalangi agar Rian tidak melihat ke arah ibu mereka. Hanya Angela saja yang bermain dengan ibunya tanpa curiga. Darko yang sudah selesai membuat makanan menghampiri keluarganya, dia sangat senang melihat kebersamaan keluarganya yang seperti itu. Kebahagiaan mereka benar-benar kembali lagi.
"Daddy sudah membuat banyak makanan, ayo kita makan!" ucapnya.
"Horeee!" teriak Angela.
"Bitsy, kemarilah!" ajak ayahnya.
"Nanti saja, Dad. Bitsy belum lapar!"
"Baiklah," Darko mengambil makanan yang disukai oleh Mia dan duduk di samping istrinya, "Ini makanan kesukaanmu, Honey. Makanlah!" ucapnya sambil menyuapi. Mia hanya membuka mulut, dengan tatapan lurus ke depan. Setiap makanan yang diberikan oleh Darko langsung di telan mau itu daging atau apa pun. Darko yang melihat keanehan itu berhenti menyuap untuk sesaat namun Mia merebut makanan yang masih panas dari tangan Darko.
"Berikan padaku!" teriaknya dan setelah itu, Mia meraup makanan panas dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Honey, pelan-pelan!" ucap Darko.
Mia berpaling dengan tatapan tajam, senyuman mengerikan terukir di wajahnya. Mia bangkit berdiri lalu teriakan menakutkannya terdengar. Angela berlari ke arah Bitsy sambil berteriak, Bitsy pun menggendong adiknya lalu menarik tangan Angela dan mengajaknya lari karena dia juga takut. Darko melangkah mundur, sedangkan Mia melangkah maju.
"Honey, what's wrong with you?" tanya Darko.
Mia tidak menjawab, senyuman mengerikan kembali menghiasi wajahnya. Mia masih melangkah mendekati Darko namun langkahnya mendadak terhenti dan setelah itu Mia memuntahkan begitu banyak cairan putih dan lengket.
Darko hanya bisa melihatnya dalam diam saat Mia memuntahkan begitu banyak cairan lengket dan setelah itu Mia jatuh pingsan. Darko masih tidak mengerti, apa yang terjadi pada istrinya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
säňäýä🖤
apaan tuh thorrr...
2023-08-04
1
amy pratama
Mia asam lambung paling😂😂
2023-07-15
1
Chastalia Qisya 🐊⃝⃟ 🐊
sudah lama menjadi iblis dan tidak pernah makan makanan manusia, mia menjadi..... gimana ya mau menjelaskan nya..🤔
jangan² si mia pingin minum darah manusia.
2023-06-18
1