Sambaran petir dahsyat mengejutkan kedua putri mereka yang sedang tidur di tambah dengan benda jatuh akibat di senggol oleh Darko. Rian terbangun dan menangis dengan keras, malam yang tidak seperti biasanya di rumah mereka.
Bitsy yang baru berusia sepuluh tahun menggendong adiknya. Dia pun menggandeng tangan Angela yang ketakutan. Suara benda jatuh kembali terdengar membuat kedua anak itu ketakutan di tambah petir yang terus menyambar tiada henti membuat perasaan takut mereka semakin menjadi. Bitsy dan Angela keluar dari kamar, mereka ingin melihat apa yang terjadi di luar sana. Rumah begitu gelap, angin dingin bertiup masuk ke dalam akibat pintu rumah yang terbuka lebar.
Angela berlari menuju pintu dan menutupnya, dia hampir terjatuh karena lantai yang basah akibat air hujan dan akibat jejak kaki ayah mereka yang masuk ke dalam. Setelah menutup pintu, Angela kembali melangkah mendekati kakaknya. Kedua anak itu melangkah dengan perlahan, menuju kamar ayahnya di mana pintu terbuka dan ada cahaya lampu di sana.
"Daddy?" Bitsy mencoba memanggil ayahnya.
Bitsy dan Angela saling pandang, ludah pun ditelan dengan susah payah. Mereka kembali melangkah perlahan menuju kamar ayah mereka di mana terdengar suara-suara dari dalam sana. Rian yang tadinya terbangun kembali tertidur di dalam gendongan kakaknya, hanya dia saja yang tidak akan tahu apa yang akan terjadi malam itu.
"Kakak, aku takut!" Angela menghentikan langkah dan menahan kedua tangan kakaknya.
"Aku juga takut tapi kita harus melihat apa yang sedang Daddy lakukan. Ayo, temani aku!" pinta Bitsy.
Angela tampak ragu namun dia mengangguk pada akhirnya. Mereka kembali melangkah mendekati kamar ayah mereka dengan perasaan takut luar biasa.
"Daddy," Bitsy kembali memanggil saat sudah berada di depan pintu kamar.
Darko berpaling, melihat ke arah kedua putrinya yang sedang berdiri di depan pintu, Darko buru-buru menutupi tubuh istrinya dengan kain yang dia gunakan untuk menyeka tubuh Mia. Kedua putrinya yang tanpa sengaja melihat itu terkejut melihat ibu mereka berada di kamar.
"Daddy, kenapa Mommy ada di rumah?" tanya Bitsy.
"Bitsy, bawa adikmu kembali ke dalam kamar!" perintah Darko.
"Apa Mommy sudah pulang, Dad?" tanya Angela.
"Yes, Mommy sudah pulang tapi Mommy butuh istirahat!" jawab ayahnya.
"Tapi, Dad. Bukankah Mommy sudah meninggal?" tanya Bitsy lagi.
"Tidak, Mommy tidak meninggal. Mommy hanya tidur saja. Sekarang kembali ke dalam kamar, besok kalian bisa bertemu dengan Mommy lagi!" ucap Darko meyakinkan kedua putrinya yang masih polos.
"Apa benar, Dad?" Angela tampak mempercayai apa yang ayahnya katakan dan terlihat senang.
"Tentu saja, oleh sebab itu kembali dengan kakakmu dan kembali tidur. Mommy butuh istirahat!"
"Tapi, Dad?" Bitsy tampak ragu apalagi dia bisa melihat ibunya tidak bergerak sama sekali.
"Bitsy, bawa adikmu kembali!" Darko sedikit membentak. Bitsy melihat ayahnya dengan ekspresi takut namun dia kembali melihat ibunya yang berbaring di atas ranjang.
"Kembali tidur, oke?" Darko kembali membujuk sambil mengusap wajah kedua putrinya.
"Ayo kakak, Mommy pasti baik-baik saja!" ajak Angela.
Bitsy melihat ke arah ibunya lalu dia mengangguk. Darko menutup pintu kamar setelah kedua putrinya keluar dari kamar untuk kembali tidur. Darko menghampiri Mia dan menyingkirkan kain yang dia gunakan untuk menutupi tubuh Mia.
"Kau lihat itu, Mia. Kedua putri kita sudah tidak sabar menantikan kau kembali!" pakaian yang dikenakan oleh Mia dilepaskan. Darko mengelap tubuh istrinya yang basah dan terlihat pucat.
Senyuman menghiasi wajah Darko saat pria itu sedang mengelap wajah Mia. Luka jahitan di kepala Mia pun di lap dengan perlahan. Luka itu tentu di dapat akibat kecelakaan hebat yang Mia alami karena kepala Mia pecah akibat benturan oleh sebab itulah dia langsung mati di tempat.
"Besok kita akan kembali seperti semula, Honey. Besok kita akan berkumpul lagi bersama dengan anak-anak kita!" sebuah ciuman kembali mendarat di dahi Mia. Darko memeluk jasad istrinya dengan erat dengan perasaan sedih yang teramat mendalam. Orang yang dia cintai, kenapa harus pergi seperti itu? Seharusnya dia yang menggantikan istrinya, seharusnya dia yang mati, bukan istrinya. Air mata Darko bahkan tumpah, kebersamaan istrinya untuk terakhir kali benar-benar masih dia rasakan oleh sebab itu dia tidak rela kehilangan sosok wanita yang sangat dia cintai.
"Aku mencintaimu, Mia. Sangat mencintai dirimu oleh sebab itu, maafkan apa yang akan aku lakukan padaku malam ini karena aku tidak sanggup kehilangan dirimu!" Darko mencium wajah istrinya sambil berderai air mata. Pria itu bahkan menangisi kepergian istrinya begitu lama. Dia tidak rela, benar-benar tidak rela oleh sebab itu dia tidak ragu lagi untuk mengembalikan jiwa istrinya.
Mia kembali dikenakan pakaian bersih, bajunya yang basah dibuang ke tong sampah. Darko mempersiapkan semuanya karena dia ingin melakukan ritual untuk memanggil arwah istrinya kembali. Pintu kamar pun di kunci agar kedua putrinya tidak masuk ke dalam dan melihat apa yang akan dia lakukan.
Mia dibaringkan di dalam sebuah lingkaran yang membentuk pentagram. Beberapa lilin menyala mengelilingi tubuhnya. Semua alat ritual sudah siap, Darko duduk bersila dengan sebuah buku mantera. Dia mempelajari semua itu dari sebuah situs yang mengklaim jika cara yang sedang dia lakukan bisa membangkitkan orang yang sudah mati.
Sebelum memulai, Darko memastikan semuanya apakah sudah siap atau belum dan setelah yakin, Darko membaca sebuah matera lalu seekor burung merpati di sembelih untuk diambil darahnya. Darah burung itu diteteskan ke dahi Mia sebanyak tiga kali lalu Darko kembali membaca mantera. Suasana mendadak mencekam, api lilin bergoyang ditiup oleh Angin.
Darko masih saja membaca mantera yang ditulis dalam bahasa asing tanpa menyadari jika asap tebal bergerak cepat menuju rumah itu. Angin pun berhembus dengan kencangnya. Petir dan hujan yang mengguyur dengan deras menjadi saksi atas apa yang dia lakukan.
Brak!! Tiba-Tiba saja jendela kamarnya terbuka dengan lebar.
"Daddy!" kedua putrinya yang tidak bisa tidur berteriak ketakutan di dalam kamar karena tidak saja jendela yang ada di dalam kamar Darko yang terbuka, namun seluruh jendela yang ada di rumah itu terbuka secara mendadak. Bitsy dan Angela bersembunyi di bawah selimut, mereka tidak berani keluar sama sekali.
Darko pun sempat terkejut namun dia kembali membaca mantera. Hembusan angin kencang masuk ke dalam kamarnya lalu menerjang tubuh Mia yang sudah tidak bernyawa. Tubuh Mia tiba-tiba terangkat naik ke atas diiringi dengan teriakan Mia yang menakutkan. Kedua tangan Mia yang tadinya lurus ke samping mendadak menekuk ke atas tentunya teriakan Mia membuat kedua putrinya semakin ketakutan.
Darko yang melihat itu sangat senang tapi dia terus membaca mantera yang belum usai. Akhirnya kembali, akhirnya istri yang sangat dia cintai kembali hidup lagi tapi dia tidak tahu jika itu adalah awal mula mala petaka yang akan keluarganya alami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Alexandra Juliana
Darko bikin masalah, bermain2 dgn makhluk gaib...
2023-12-24
0
Alexandra Juliana
Apakah Mia akan menjadi spt Suketi?
2023-12-24
0
Alexandra Juliana
Bitsy saja sdh tau klo ibunya sdh meninggal dan tdk mungkin akan kembali lg, laahh ini bapaknya msh blm menerima klo istrinya sdh meninggal..
2023-12-23
0