Michi masuk rumah sakit

Adrian yang saat ini masih berada diluar rumah, meminta kepada Pak Handoko untuk diijinkan melihat Michi. Karena sangat khawatir akan keadaan Michi. Namun Pak Handoko tak memberi ijin Adrian untuk menemui Michi.

"Michi, gimana keadaan Lo sekarang," bisiknya lirih sembari bersandar diluar tembok pagar rumah Pak Andika.

Pak Handoko yang membantu Pak Andika membawa Michi masuk kedalam mobil. Karena sepertinya keadaan Michi cukup parah. Bu Ijah yang membuka pintu gerbang sangat tergesa-gesa, dengan cepat Pak Handoko melajukan mobilnya.

Melihat Michi yang sudah dibawa ke rumah sakit itupun, Adrian berniat untuk mengikutinya. Akan tetapi karena tak tahu ke Rumah Sakit mana yang akan dituju, Adrian menghampiri Bu Ijah yang hendak menutup pintu.

"Bu, Bu Ijah! Maaf Bu, mau tanya Bu, Michi tadi mau dibawa ke rumah sakit mana ya Bu?" tanya Adrian.

"Waduh Mas, Bibi minta maaf, Bibi sendiri tadi lupa tidak tanya sama Tuan. Karena mereka sangat terburu-buru." Jawab Bu Ijah.

"Memangnya luka Michi sangat parah Bu, sampai harus dibawa kerumah sakit." tanyanya lagi untuk memastikan keadaan Michi.

"Bisa jadi Mas, karena Non Michi tidak sadarkan diri."Jawabnya.

"Owh gitu ya Bu, ya sudah kalau begitu Bu. Biar saya coba mencari di Rumah Sakit terdekat sini dulu kalau begitu. Permisi Bu. Assalamualaikum." Ucap Adrian dan bergegas pergi untuk mencari tahu dimana Michi dirawat.

Akan tetapi Adrian yang ingin pergi mencari Michi pun tiba-tiba diberhentikan oleh ibu-ibu yang ternyata Mama Michi yang belum tahu jika putrinya sudah pulang dan kini sedang dibawa ke Rumah Sakit.

"Adrian, kamu Adrian 'kan? Putra Pak Suryo yang punya kebun sayuran. Kamu sedang apa disini. Kenapa kamu diluar. Apa kamu sedang mencari Michi. Aduh! Maaf banget Adrian. Michi tadi kabur dari rumah. Ini Ibu baru pulang nyariin." Ucap Bu Ayu.

"Michi sudah pulang Bu, tapi sekarang sedang di bawa dirumah sakit. Baru saja diantar Pak Handoko. Tapi Adrian kurang tahu di Rumah Sakit mana Michi dibawa." Balas Adrian yang terlihat murung.

"Apa!! Michi dibawa ke Rumah Sakit. Memangnya apa yang sudah terjadi dengan Michi?" tanya Bu Ayu yang seketika itu menangis sambil terus memanggil asisten rumah tangganya.

"Ijah... Inem..." Panggil Bu Ayu sedikit teriak.

Yang tak lama dari itu, Inem pun keluar untuk membuka pintu gerbang dan segera menghampiri Bu Ayu yang terlihat begitu khawatir.

"Iya Nyonya, maaf inem tadi baru beres-beres baju kotor. Ada apa Nyonya memanggil Inem."

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan Michi, kenapa sampai dibawa ke Rumah Sakit segala." Tanya Bu Ayu.

"Inem kurang tahu Nyonya, mungkin Ijah lebih tahu, karena tadi Ijah yang menemui Mas ini." Jawab Inem yang tertunduk melihat Bu Ayu.

Bu Ayu pun kembali berteriak memanggil Ijah yang tak kunjung datang menemuinya.

"Ijah... Ijah..."

"Bi Ijah kemana sih! Dipanggil dari tadi tidak menjawab." Ucap Bu Ayu lirih.

Berulang kali memanggil Ijah yang tak kunjung datang, akhirnya Bu Ayu berjalan masuk kedalam rumah untuk menemui Bu Ijah.

"Bi Ijah... Bi..." Panggilnya lagi.

"Iya Nyonya," jawab Bu Ijah yang terlihat keluar dari dalam kamarnya dengan wajah yang tampak gelisah.

Bu Ijah memang selalu panik dan gelisah saat melihat sesuatu kejadian yang langsung di depannya. Apalagi sampai orang itu sampai dibawa kerumah sakit. Terlihat tangannya juga gemetar.

"Bi Ijah kenapa, Bi! Kenapa tangan Bibi gemetaran seperti itu. Apa Bibi sakit?" tanya Bu Ayu.

"Tidak apa-apa Nyonya, mungkin karena tadi melihat Non Michi yang pingsan akibat terbentur kursi." Jawab Bu Ijah.

"Apa!! Kenapa sampai bisa seperti itu. Tadi Papa bilang gak, Michi dibawa ke Rumah Sakit mana."

"Tuan tidak bilang apa-apa Nyonya, soalnya tadi juga buru-buru langsung pergi membawa Non Michi." Sahutnya.

Bu Ayu pun segera pergi ke kamarnya dan mengambil handphone miliknya yang masih tertinggal diatas meja dandannya.

Diambilnya handphone yang ada diatas meja dan mencoba menghubungi Pak Andika.

["Halo Pa, sekarang Papa ada dimana? Biar Mama segera menyusul kesana."]

["Iya halo Ma, Papa ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Memangnya kesini mau naik apa? 'Kan Handoko sudah disini Ma. Mama dirumah saja ya Ma. Michi tidak apa-apa kok Mah."]

["Mama kesana sekarang. Pokoknya tungguin Mama, jangan pulang sebelum Mama sampai disana."]

Seketika handphone pun dimatikan, dan meminta tolong kepada Bu Ijah untuk mencari taksi yang biasa mangkal di pertigaan jalan dekat dengan rumahnya.

Bu Ayu bersiap-siap dengan mengganti pakaian dan tak lama dari itu Bu Ijah datang memberitahukan bahwa taksi pesanannya sudah datang.

"Permisi Nyonya, taksi pesanan Nyonya sudah ada didepan." Ucap Bi Ijah.

"Owh iya Bi, suruh tunggu sebentar ya Bi. Saya mau ganti pakaian dulu." Balasnya sambil memilih baju yang ada didalam almari.

Setelah beberapa saat, akhirnya Bu Ayu keluar dari dalam rumahnya dan menuju taksi yang sudah terparkir diluar pintu gerbang rumahnya.

Diluar terlihat Adrian yang masih menunggu Bu Ayu keluar dari rumah dan segera menghampirinya.

"Maaf Bu, jika saya kurang sopan, apa sudah ada kabar dari Michi ya Bu. Saya masih khawatir dengan keadaan Michi Bu. Kalau boleh tahu, sekarang Michi dirawat dimana ya Bu?" tanya Adrian.

"Alhamdulillah sudah, sekarang

Michi baik-baik saja kok! Ini sekarang saya mau menyusul kesana. Atau gini aja, kamu ikut ibu pergi ke Rumah Sakit. Mumpung ibu pesan taksi, sekalian bisa temani ibu di perjalanan menuju Rumah Sakit. Karena jujur ini kali pertama ibu naik taksi, karena kemana-mana terbiasa diantar sopir. Bagaimana? Mau ya!" Ajak Bu Ayu.

Dengan senang hati Adrian pun menerima ajakan Bu Ayu, walaupun sebenarnya masih males bertemu dengan Pak Andika yang super sombong itu. Yang sudah merendahkan dirinya dan keluarganya. Tapi, demi untuk bisa bertemu dengan Michi, Adrian mengesampingkan masalah itu.

"Kalau ibu tidak keberatan saya ikut, saya bersedia menemani Bu Ayu ke Rumah Sakit. Tapi bagaimana dengan Pak Andika Bu," tanya Adrian pada Bu Ayu.

"Sudah kamu tenang saja. Biar nanti itu urusan Ibu." Jawabnya sambil berjalan menuju taksi yang sudah sedari tadi menunggunya.

Akhirnya Adrian ikut pergi bersama dengan Bu Ayu, Adrian memilih untuk duduk disamping driver, karena merasa tak enak jika harus duduk bersama Bu Ayu.

Didalam perjalanan menuju Rumah Sakit, Adrian sebenarnya masih sedikit ada ragu, membayangkan bagaimana kalau Pak Andika sampai marah besar padanya. Didalam perjalanan Adrian tampak tegang, dan lebih banyak melamun.

Bu Ayu yang memperhatikannya pun mencoba untuk menenangkan Adrian.

"Kamu kenapa Adrian, pasti memikirkan suami Ibu ya? Sudah, kamu tenang saja. Kamu saya jamin aman." Ucap Bu Ayu yang membuat Adrian merasa lebih tenang.

Tak lama dari itu, setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka berdua sampailah di Rumah Sakit. Bu Ayu yang lebih dulu masuk kedalam yang diikuti oleh Adrian.

Disana terlihat Pak Andika yang sudah berdiri didepan pintu kamar untuk merawat Michi. Tatapan tajam Pak Andika membuat Adrian tak berani untuk melihat kearahnya.

"Mama, kenapa Mama ajak orang bikin onar ini kesini. Gara-gara anak ini putri kita jadi celaka." Ucap Pak Andika.

Namun Bu Ayu tak menanggapi Pak Andika dan segera menemui Michi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!