Roni kakakku

...Bersikap baik bukan karena ada maunya tapi karena kebaikan yang kamu tanamkan akan menumbuhkan kebaikan-kebaikan yang lainnya...

...🌺🌺🌺...

Siang ini seperti biasa setelah pulang sekolah, aku segera mengganti bajuku dengan kaos oblong dan celana panjangku, aku harus menunggu toko sembako milik ibu, jika siang hari ibu harus keliling untuk mengambil cucian dari tetanggal dan selanjutnya akan menjadi pekerjaanku.

"Ibuk hari jaga toko saja, ibadan ibuk pegal-pegal rasanya!" ucap ibuku sambil memijat punggungnya, wajahnya memang tampak pucat sepertinya ibu memang kurang enak badan, sepasang koyo juga melekat di pelipisnya.

"Ibu sakit ya?"

"Sepertinya ibu lagi masuk angin. Ibuk dapat pesenan tepung dari paman Hari, kasihan kalau tidak di antar nanti nggak hsia buat bakso."

"Baiklah, biar Zanna saja yang anter." aku tidak punya pilihan lain, aku tidak mungkin meminta dua adik kecilku, jarak kedai bakso paman Hari cukup jauh dari rumah.

"Yang mana Bu, tepungnya?"

"Itu di atas meja." ucap ibu bahkan tanpa berniat bangun dari dipan kecil yang ada di toko. Dia sepetinya benar-benar sakit.

Segera ku ambil selanyong kresek berisi beberapa jenis tepung itu dan ku masukkan ke dalam keranjang sepedaku.

Butuh waktu lima belas menit dari rumah untuk sampai di kedai bakso paman Hari, tapi karena sebuah insiden aku membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai.

"Maaf paman aku terlambat, soalnya sepedanya rantainya suka lepas sendiri, ini paman tepungnya!"

"Iya nggak pa pa, makasih ya! mau langsung pulang?"

"Iya paman, soalnya ibu kurang enak badan,"

"Ohhh, kalau gitu tunggu sebentar ya!"

"Baik paman!"

Aku kira aku diminta untuk menunggu uangnya, tapi ternyata tidak.

Paman Hari kembali lagi dengan membawa kantong kresek,

"Ini titip buat Rara dan Riri ya. Dan ini uangnya,"

"Ya ampun paman, repot-repot sekali."

"Nggak pa pa, itung-itung kan kamu sering bantuin paman sama bibi."

"Makasih ya paman, kalau begitu saya pulang dulu."

"Ya, hati-hati!"

Mereka sepasang suami istri yang baik, sayangnya mereka tidak di karuniai buah hati, begitulah kehidupan. Beberapa orang di karunia putra putri tapi mereka tidak bersyukur dengan keadaannya. Dan beberapa lagi diberi ujian dengan tidak dihadirkan seorang anak pun.

Bersikap baik bukan karena ada maunya tapi karena kebaikan yang kamu tanamkan akan menumbuhkan kebaikan-kebaikan yang lainnya

Setelah berpamitan aku pun segera pulang, aku tidak mungkin meninggalkan ibu yang tengah sakit. Aku harus segera menggantikan itu di toko.

Seperti biasa beberapa tetangga lebih suka mengiring pesan pada ibu dan meminta ibu untuk mengantarkan belanjaannya ke rumah, dan sekarang saat jbu kurang enak badan seperti itu, semua tugas beralih padaku.

Sepulang dari mengantar belanjaan tetangga, aku berbegegas masuk ke dalam rumah karena tenggorokannya begitu kering, tapi terhenti tepat di pembatas antara ruang tamu dan ruang tv, pria yang berstatus sebagai kakak laki-laki ku itu pulang lagi, hehhh firasatku benar-benar buruk.

Sebenarnya ini sudah biasa dan yang membuat tidak biasa, pria itu pulang dengan seorang wanita bertubuh seksi yang bukan istrinya. Seperti benar berita miring yang sedang beredar, pria itu punya wanita simpanan.

"Dari mana?" tanyanya begitu menyadari keberadaanku.

"Bukan urusanmu!"

"Rugi sekali sekolah tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya cuma jadi tukan cuci baju!" hinanya.

Dasar mulut besar ...

Aku masih bisa menahan emosi selagi wanita itu tidak ikut-ikutan bicara. Tapi ternyata dia ikut bicara membuatku tersulut emosi,

"Oh jadi dia adik kamu yang cewek yang kamu ceritain itu, cantik sih sayang dekil!"

"Lebih baik aku kemana-mana, aku tidak malu-maluin kayak kamu. Dasar pria tidak berguna. Sana noh, istri kamu udah mau lahiran malah di tinggal nyeleweng."

"Anak kecil, berani kamu sama orang tua, kuwalat kamu."

"Asal kamu tahu, bibir kamu nggak akan bikin aku kuwalat, yang ada kamu yang kuwalat."

Plakkkkk

"Aughhhh!"

Aku hanya bisa memegangi pipiku yang memerah saat tamparan dari kakak laki-laki yang seharusnya melindungi adik-adik perempuannya mendarat di pipiku.

"Anak kurang ajar, nggak punya sopan santun. Minta maaf nggak!!" aku benar-benar muak dengan wajah marahnya, dia benar-benar seperti kesetanan, aku benar-benar tidak kenal dengan pria itu, dia seperti bukan kakakku.

"Bukan aku yang seharusnya minta maaf, tapi kamu!"

Roni, dia kakak ku terlihat semakin marah mendengarkan ucapannya, ia hampir saja melayangkan lagi tamparannya tapi wanita ****** itu segera menahan tangan pria itu.

"Sudah mas, nggak usah lah urusin dia, kita ke sini kan mau bersenang-senang!" Ucap wanita itu sambil bergelayut manja.

"Iya, kamu benar!"

Mereka seperti tidak punya muka, tidak punya hati nurani. Mereka meninggalkan aku begitu saja dan duduk di sofa ruang tamu, aku begitu jijik melihatnya. Bermesraan di depanku seperti aku ini adalah bayangan yang tidak punya hati.

Beruntung Rara dan Riri tidak di rumah, aku melihat mereka tengah bermain di halaman tetanhhal agak jauh,

Aku mengusap air yang keluar di sudut mataku, aku tidak peduli. Aku memilih untuk keluar saja dari rumah dan mengambil sepedaku yang terparkir di halaman rumah. Sepeda butut yang bahkan warna catnya saja sudah hilang.

"Zanna, ada apa di dalam? Kenapa ribut-ribut?"

Seseorang membuat aku mengurungkan niatku untuk mengayuh sepeda butut itu, aku menoleh ke sumber suara.

Aku hampir lupa ada ibu, dia baru saja dari tukang urut.

"Bu, nanti kalau masuk rumah nunggu pria itu keluar aja ya bu!"

"Pria itu siapa?" tanya ibu tidak mengerti.

"Siapa lagi kalau bukan Roni."

"Oh jadi itu tadi suara kakak kamu?"

"Bu!!!" aku paling benci kalau harus menyebut pria itu kakakku, rasanya sudah sangat lelah Dnegan kelakuan pria itu.

"Aku pergi dulu Bu, aku akan mengajak Rara dan Riri jalan-jalan, kirim pesan jada sama Zanna kalau pria itu sudah pergi!"

Aku tidak mau membahas pria itu, begitu menyakitkan bagiku. Sebenarnya pria yang menjadi kakakku itu karyawan tetap di sebuah pabrik, seharusnya gajinya sangat cukup untuk menghidupi keluarganya tapi malah memilih menghabiskannya sendiri dan tidak memberi sepeserpun pada istrinya.

Sebenarnya aku ingin sekali membantu kakak ipar ku, apalagi beberapa bulan lagi dia akan lahiran, tapi keadaan kami tidak jauh beda. Aku harus nunggak beberapa bulan untuk bayar SPP saja.

Bersambung

Jangan lupa untuk memberikan Like dan komentar nya ya kasih vote juga yang banyak hadiahnya juga ya biar tambah semangat nulisnya

Follow akun Ig aku ya

Ig @tri.ani5249

...Happy Reading 🥰🥰🥰...

Terpopuler

Comments

sitimusthoharoh

sitimusthoharoh

is si roni nih ngapa nikah kalok istrine gk diurusin.yg sabar y zanna moga kakamu dapat hidayah
lanjut

2023-06-07

0

Entin Fatkurina

Entin Fatkurina

lanjut lanjut kak tri dan tetap semangat semangat semangat

2023-06-07

1

Pujiastuti

Pujiastuti

lanjut kak semangat 💪💪💪💪

2023-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 Citra Laila zanna
2 Hukuman yang tak biasa
3 Roni kakakku
4 Tempat ternyaman
5 Pujian yang menipu
6 Kesedihan apa?
7 Tiba-tiba datang lamaran
8 Pantaskah Aku?
9 Aku terbiasa sendiri
10 Kenapa datang lagi?
11 Dia datang lagi
12 Belum mahram
13 Kenapa jadi kesepakatan?
14 Buat calon istriku!
15 SPP ku lunas
16 Begitu berartinya pak Ardi
17 Ayam goreng spesial
18 Aku tidak sholat!
19 Calon istrinya
20 Kenapa ramai?
21 Benarkah terjadi pernikahan?
22 Akhirnya sah
23 Bersandarlah padaku
24 Pindah rumah
25 Dia pria yang baik
26 Takut mati
27 Moment yang indah
28 Sepatu baru
29 Menepati janji
30 30. Kamu istimewa
31 31. Ini alasannya
32 32. Luka yang tak terlihat
33 33. Tamu di rumah ibuku
34 34. Nafkah Batin
35 35. Jalan-jalan
36 36.Hadiah istimewa
37 37. ibu mertua
38 38. Takut khilaf
39 39. Pov Author
40 40. cemburu
41 41. Luna yang tidak masuk
42 42. Aku cemburu
43 43. Jantungku mau meledak
44 44. masakan spesial
45 45. Kedatangan Maya
46 46. Nggak marah?
47 47. Tamu tak diundang
48 48. Pengalaman pertama
49 49. Luna sakit?
50 50. Ternyata mereka saudara
51 51. memilih pergi
52 52. Cinta sendiri
53 53. Aku cinta bapak
54 54. Lamaran resmi
55 55. Malam yang menegangkan
56 56. malam pertama
57 57. Kedatangan maya
58 58. Menemui Luna
59 59. Keadaan Luna
60 60. Cinta suami
61 61. POV Zanna
62 62. POV Zanna (End)
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Citra Laila zanna
2
Hukuman yang tak biasa
3
Roni kakakku
4
Tempat ternyaman
5
Pujian yang menipu
6
Kesedihan apa?
7
Tiba-tiba datang lamaran
8
Pantaskah Aku?
9
Aku terbiasa sendiri
10
Kenapa datang lagi?
11
Dia datang lagi
12
Belum mahram
13
Kenapa jadi kesepakatan?
14
Buat calon istriku!
15
SPP ku lunas
16
Begitu berartinya pak Ardi
17
Ayam goreng spesial
18
Aku tidak sholat!
19
Calon istrinya
20
Kenapa ramai?
21
Benarkah terjadi pernikahan?
22
Akhirnya sah
23
Bersandarlah padaku
24
Pindah rumah
25
Dia pria yang baik
26
Takut mati
27
Moment yang indah
28
Sepatu baru
29
Menepati janji
30
30. Kamu istimewa
31
31. Ini alasannya
32
32. Luka yang tak terlihat
33
33. Tamu di rumah ibuku
34
34. Nafkah Batin
35
35. Jalan-jalan
36
36.Hadiah istimewa
37
37. ibu mertua
38
38. Takut khilaf
39
39. Pov Author
40
40. cemburu
41
41. Luna yang tidak masuk
42
42. Aku cemburu
43
43. Jantungku mau meledak
44
44. masakan spesial
45
45. Kedatangan Maya
46
46. Nggak marah?
47
47. Tamu tak diundang
48
48. Pengalaman pertama
49
49. Luna sakit?
50
50. Ternyata mereka saudara
51
51. memilih pergi
52
52. Cinta sendiri
53
53. Aku cinta bapak
54
54. Lamaran resmi
55
55. Malam yang menegangkan
56
56. malam pertama
57
57. Kedatangan maya
58
58. Menemui Luna
59
59. Keadaan Luna
60
60. Cinta suami
61
61. POV Zanna
62
62. POV Zanna (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!