"Kapan saja menikah tentu bukan masalah, toh Cheren siap kapan aja, bagiamana denganmu, Heinry?"
Heinry menelan salivanya karena dia benar-benar merasa bingung. Sejak awal hubungannya dengan Cheren memang baik, tidak pernah sekalipun mereka bertengkar, setiap mereka mengobrol juga sangat nyambung. Tapi rasanya memang ada yang kurang entah apa itu, Heinry juga masih dalam suasana hati yang kacau gara-gara Amy, jadi kalau menikah dengan kondisi seperti itu, Heinry tidak siap dengan konsekuensi yang akan dia juga Cheren dapatkan nanti.
"Begini, Paman dan Bibi. Aku masih ingin melanjutkan sarjana kedua, ada banyak hal juga yang harus aku lakukan beberapa waktu belakangan ini. Cheren juga masih sangat muda, setelah menikah dia benar-benar akan mengorbankan semuanya, jadi bagaimana kalau untuk menikah jangan dalam waktu dekat ini di tunda? Aku belum memiliki kesiapan mental untuk menjadi seorang suami, aku masih belum memilki kesiapan menjaga putri Paman dan Bibi."
Kedua orang tua Cheren dan juga Heinry saling menatap, mereka bertanya bagaimana bisa Heinry mengatakan hal seperti itu padahal Heinry seharusnya bersiap sejak dua tahun lalu kan?
"Heinry, apa ada masalah belakangan ini?" Tanya Ayahnya Heinry karena sebelumnya dia yakin sekali dengan Heinry yang pasti tidak akan menolak atau mengundur waktu untuk menikah.
Heinry menggelengkan kepala cepat untuk menjawab pertanyaan Ayahnya.
"Aku sedang memikirkan benar soal pernikahan, aku takut karena kesiapan pernikahan bukanlah hal main-main. Aku tidak ingin hanya karena perasaan tertarik atau perasaan apapun membuatku mengambil langkah nekad, tapi pada akhirnya aku harus menyakiti putri Paman dan Bibi. Belakangan begitu marak kasus bercerai karena perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, juga ikut campurnya pihak keluarga dalam pernikahan sehingga aku jadi berpikir ulang dan mencoba sebaik mungkin untuk meyakinkan diri dan siap menghadapi rumitnya hubungan pernikahan."
Ibunya Heinry mengeryitkan dahi, sejak kapan putranya menonton berita apalagi beritanya tentang pernikahan dan perceraian? Ayahnya Heinry juga hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal, rasanya dia tahu benar kalau putranya tidak pernah perduli dengan berita semacam itu, tapi bagaimana bisa Heinry menceritakan dengan jelas kehidupan rumah tangga, bahkan sampai menyebutnya rumit?
"Kak Heinry, aku tidak tahu kalau kak Heinry menonton berita seperti itu." Ujar Cheren lalu tersenyum kikuk karena Heinry yang biasanya lebih suka menghabiskan waktu membaca buku, berolah raga tak sekalipun pernah Cheren melihat Heinry menonton berita tentang pernikahan.
Heinry memaksakan senyumnya. Sial! sebenarnya dia juga sama sekali tidak menyukai kegiatan menonton berita, tapi sejak Amy dan dia melakukan hubungan anu, dia benar-benar kesulitan tidur membayangkan kalau benar Amy hamil, dan tiba-tiba saja Amy berubah pikiran. Bisa bayangkan bagaimana sulit hidup Heinry jika Amy benar-benar berubah pikiran kan? Waktu meminta Heinry untuk membuatnya hamil saja Amy dengan tidak tahu malunya menempel, berteriak, merengek untuk di buatkan anak alias di hamili. Kalau benar, bisa-bisa nanti Amy menggunakan speaker dan berteriak sekeras mungkin, meminta untuk di nikahi. Cih! Rasanya pergi sampai ke planet Pluto juga akan di ikuti oleh Amy bukan?
Dari berita itu lah Heinry melihat bagaimana rumitnya hubungan pernikahan. Bahkan kasus istri membunuh suami, suami membunuh istri, istri memotong kemoceng suami, suami memasukkan gagang cangkul ke lubang istri, istri selingkuh, suami selingkuh, semua selingkuh! Orang tua membunuh anak, orang tua melecehkan anak, ah! Tolong........! Heinry benar-benar tidak sanggup menghadapi itu semua.
"Sebenarnya aku tidak sengaja melihat berita atlet badminton favorit ku di penjara beberapa hari yang lalu, karena merasa tertarik aku melanjutkan untuk membacanya. Atlet badminton itu ternyata berselingkuh dengan seorang wanita, istrinya tahu dan karena mereka bertengkar, atlet itu membunuh istrinya. Dia kejam sekali, dia mencekik istrinya sampai mati, lalu memotong tubuh istrinya menjadi bagian kecil, dan membuatnya menjadi makanan anjing. Setelah melihat berita itu aku jadi keterusan melihat berita yang lain, kasus pembunuhan dalam rumah tangga benar-benar menyeramkan. Ada yang pacaran sudah delapan tahun, setelah menikah malah saling tikam, belum lagi ada yang seorang menantu di mutilasi sekeluarga aku kan-"
"Ibu, Ayah, se sepertinya memang benar apa yang di katakan Kak Heinry. Kita butuh pendekatan yang lebih, jadi kita bisa bertunangan saja dulu kan?" Ucap Cheren yang terlihat takut sekali.
Heinry menunduk, tersenyum tipis namun di dalam hati dia tengah tertawa terbahak-bahak sampai berguling di dalam imajinasi.
Tolong maafkan aku, atlet badminton. Kau tidak sejahat itu, tapi aku perlu memperburuk namamu untuk menyelamatkan diri.
(Mohon maaf untuk atlet badminton, cerita ini hanya fiksi, othor percaya kok gak ada yang sejahat itu. )
Orang tua Heinry kompak menghela nafas, jelas mereka bisa melihat Heinry menunduk dan pasti sedang menyembunyikan wajah liciknya bukan? Sekarang masih ada orang tua Cheren jadi tidak mungkin mereka berdua membuat perhitungan dengan Heinry.
"Baiklah, untuk tanggal pertunangan kita bicarakan lusa, bagaimana?" Ucap Ibunya Heinry.
"Tentu saja, kami tentu saja tidak akan merasa keberatan."
Esok harinya.
Amy tersenyum girang karena sekarang sudah sampai di bandara. Edith yang juga akan ikut bersama dengan Amy, tapi dengan tujuan yang berbeda hanya bisa keheranan sendiri melihat Amy yang begitu bersemangat setelah dia tahu dia sedang hamil.
"Entah kenapa aku waspada sekali." Ujar Edith yang tiba-tiba saja membayangkan bagaimana dia akan tinggal dengan wanita hamil nanti. Tujuannya ke luar negeri bukanlah untuk kuliah seperti yang di lakukan Amy, tapi dia benar-benar ingin bekerja dan hidup mandiri tanpa uang orag tua lagi. Yah, siapa sih yang tidak ingin terus mendapatkan uang bulanan dari orang tua? Terutama kedua orang tua Edith bisa di bilang mampu, dan Edith mendapatkan uang dari kedua belah pihak. Tapi, Edit memiliki saudari tiri yang sama sekali tidak menyukainya, dan menganggap Edith adalah beban saja sehingga pilihan sebesar ini Edith ambil.
"Edith, kenapa ya aku merasa bahagia sekali membayangkan akan bekerja paruh waktu, dan kuliah sembari mengusap perut yang membesar?"
Sungguh tidak tahu malu sekali! Batin Edith kesal.
"Amy, kau benar-benar tidak boleh membuatku repot, kau sudah janji kan?"
Amy tersenyum lebar, lalu mengangguk dengan cepat.
Beberapa saat kemudian.
"Huek! Huek!" Amy benar-benar terlihat sangat lemas dan pucat sekali, ini benar-benar menyalahi aturan bukan?
"Amy, kau baru saja menyepakati janji untuk tidak menyusahkan ku, lalu apa yang kau lakukan sekarang?!" Edith benar-benar terlihat tertekan karena saat muntahan pertama Amy tidak bisa menahan dan mengenai baju Edith. Sekarang pun Edith harus memijat kepala Amy, dan menggosok punggung sudah seperti dia saja suaminya dan Ayah dari bayi itu.
"Edith, nanti kalau ada yang tanya, kau jawab saja kita ini pasangan lesbi ya?"
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
efvi ulyaniek
wkwkwkwkwk
2025-01-03
0
Elisabeth Ratna Susanti
aku kasih 🌹
2023-07-29
0
Hartaty
astaga 🤣🤣🤣
2023-06-22
0