Seni kaligrafi

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka telah siap. Xuan Yi memakai pakaian sederhana yang sesuai instruksi ibunya.

Tidak lama setelahnya, datang Jia Li dan langsung memberi hormat. “Hormat tuan putri.”

“Ibuku di mana?”

“Yang mulia sekarang sibuk, sebagai gantinya, bibi akan menemani anda pergi.”

“Ibu selalu sibuk. Ayo kita pergi sekarang, bibi.”

Mereka kemudian pergi memasuki beberapa gang. Orang-orang lalu lalang dan bercakap-cakap sepanjang perjalanan. Xuan Yi tidak banyak berkata, dia lebih memilih menikmati pemandangan yang harus dilihatnya.

Para anak gadis berlari di beberapa gang, dia ingin ikut bersamanya tapi dia sekarang sibuk. Orang-orang dengan jasa ber-dongeng muncul di beberapa titik dan menawarkannya. Beberapa pedagang makanan membuatnya tertarik.

Setelah berjalan-jalan, akhirnya mereka tiba di sebuah rumah tua yang terbuat dari kayu.

Jia Li mengetuk pintu sebelum masuk ke halaman rumah.

Xuan Yi memandang halaman rumah kosong itu beberapa saat.

Jia Li mengetuk pintu rumah. Seseorang wanita memakai gaun merah gelap membukakan pintu.

Jia Li memberi hormat. “Salam master. Aku datang mengantarkan tuan putri ke sini. Tolong bimbing dia.”

Wanita itu mengangguk, kemudian memandang Xuan Yi dan mengangguk. “Tinggalkan dia di sini.”

Jia Li mengangguk. Wanita itu kemudian masuk ke dalam. Jia Li memandang Xuan Yi. “Tuan putri, bibi akan kembali lagi nanti. Jadi turuti master Xionglue. Turuti apa yang dia katakan, dan jangan nakal.”

Xuan Yi mengangguk. “Aku akan melakukan dengan patuh apa yang di perintahkannya, bibi tidak usah khawatir.”

“Anak pintar. Bibi pergi dulu.”

Xuan Yi memandang kepergian Jia Li. Ketika dia tidak terlihat lagi, Xuan Yi kemudian masuk ke dalam rumah itu.

Meski rumah ini sudah tua, di dalamnya masih sangat bagus. Ketika gadis itu telah masuk, sebuah ruangan besar dengan meja kecil-kecil berbaris. Di atas meja ada vas bunga dengan bunga asli, sehingga mengeluarkan bau yang harum.

Di atasnya juga ada beberapa kuas dan kotak tinta. Beberapa meja ada kertas dengan beberapa huruf yang tidak Xuan Yi ketahui.

Wanita tadi kemudian keluar dari salah satu pintu yang ada di sana. Dia membawa beberapa kuas dengan bentuk yang beragam. Kemudian duduk di meja yang di atasnya telah kosong.

“Tuan putri, sampai kapan anda akan berdiri seperti itu?”

Xuan Yi kemudian mendekati wanita itu. Dia ingin duduk, tapi di batalkannya karena dia lupa melepaskan alas kakinya. “Maaf master, aku lupa melepaskan alas kakiku. Aku akan kembali lagi.

Xionglue tidak peduli, dia menyusun kuas-kuas yang di bawanya, kemudian mengambil kertas yang ada di atas meja sebelah dan meletakkannya di samping susunan kuas.

Tidak lama kemudian Xuan Yi telah datang kembali.

Xionglue kemudian berkata, “Tuan putri, anda siapa?”

Xuan Yi bingung dengan apa yang di tanyakannya. Tapi kemudian dia mengerti dan menjawab, “Aku berasal dari desa Bunga Kuning. Namaku Xuan Yi dan ayahku telah mati dan ibuku sedang sibuk sekarang.”

“Aku tidak menanyakan itu, tuan putri. Jangan pernah berpura-pura bodoh seperti ini. Aku telah mengetahui latar belakangmu.”

“Jika begitu, apakah kau tahu asal usul ayahku? Dan mengapa tuan putri Su Jiao mau berhubungan badan dengan pria rendahan seperti itu?” Tanya Xuan Yi dengan nada serius.

“Aku tidak mau mengatakannya. Namun, anda harus tahu, jika kelahiran anda akan membawa kedamaian dan menyatukan kedua kekaisaran.”

“Aku dapat dengan mudah mengerti.”

“Anda memang pintar, tuan putri.” Xionglue mengambil sebuah kuas, kemudian melanjutkan, “Aku sekarang adalah gurumu. Namaku Xionglue, tidak ada marga. Anda bisa memanggilku dengan apa saja.”

“Baiklah.”

“pertemuan pertama kita adalah tentang kaligrafi, sebuah seni dalam tulisan. Anda akan belajar bagaimana membuat kaligrafi dengan berbagai bentuk yang diinginkan. Tapi sebelum lebih jauh, anda harus mempelajari dasar-dasar kaligrafi.”

“Menurut anda apa yang menjadi dasar dalam kaligrafi?”

Xuan Yi berpikir sebentar. “Kelenturan dan kelembutan tangan dalam melakukan garisan, serta imajinasi yang kuat untuk membuatnya.”

“Anda salah. jika anda ingin menggerakkan tangan anda apa yang harus anda lakukan?”

“Tentu saja keinginanku. Tanpa keinginanku, tanganku tidak akan bergerak, kecuali jika tanganku tidak bisa di gerakkan.”

“Oleh karena itu, apa anda telah memiliki keinginan untuk belajar kaligrafi?”

Xuan Yi baru mengerti. “Master, aku sangat senang bisa belajar kaligrafi. Aku bersemangat untuk belajar.”

“Itulah dasar untuk belajar; keinginan. Mustahil anda akan bisa tanpa keinginan.”

Xionglue melanjutkan, “jika anda sudah mempunyainya, maka saya akan mengajari anda menulis satu huruf. Perhatikan baik-baik.”

Xionglue mencelupkan kuas beberapa kali, kemudian mengaris bentuk di atas kertas. Tidak hanya bentuk yang di hasilkan saja yang sangat memukau, bahkan gerakan yang dia lakukan itu seperti tangannya sedang menari indah di atas kertas.

Xuan Yi sangat terpukau dengan huruf itu, sampai-sampai dia lupa mengedipkan matanya.

Setelah selesai, Xuan Yi berkata, “Master, anda sangat hebat.”

“Sekarang giliran anda tuan putri.” Ucap Xionglue sambil menyerahkan kuas.

Xuan Yi mengangguk dan mengambilnya, kemudian melakukan apa yang di perintahkan.

...----------------...

...----------------...

Akhirnya matahari turun, dan pembelajaran hari ini sudah selesai. Xuan Yi keluar. Karena tidak ada Jia Li, dia pun memutuskan untuk pulang sendiri. Tidak lupa dia menutup pintu gerbang dan berjalan pulang.

Keadaan di sore ini lebih sepi dari pada di pagi hari. Tapi karena gadis itu pertama kalinya ke luar, apa yang di lihatnya sangat menarik.

Ketika telah tiba di gang sepi, dia menjadi sedikit bosan. Gadis itu telah di ikuti oleh beberapa sosok dari jarak jauh. Dia mungkin pintar, tapi belum pernah belajar ilmu bela diri, sehingga tidak merasakan kehadiran seseorang.

Tapi sesuai instingnya, dia tiba-tiba terdiam dan menoleh ke belakang. Dia merasa sangat menyeramkan ketika menatap ke belakang. Di sana angin berhembus dan daun-daun pohon berterbangan. Dia berbalik dan mengangkat kaki kanannya. Ketika itu, tiba-tiba dua sosok hitam muncul dari tembok besar di sampingnya, dan mengayunkan pedangnya.

Xuan Yi menoleh perlahan-lahan. Dan tiba-tiba dua pedang melesat dari arah belakangnya dan menusuk kedua sosok itu. Dalam sekali tusukan, keduanya terjatuh dan akhirnya mati. Kedua pedang itu telah menusuk leher mereka dan menembusnya. Sementara pedang itu tetap terbang ke langit dan akhirnya menghilang.

Xuan Yi terkejut, dan kemudian memandang ke belakang. Xionglue berdiri di sana dengan tenang. “Tuan putri, sudah aku katakan, anda adalah penyatu dua kekaisaran, berhati-hati pergi sendiri.”

Xuan Yi mendekati Xionglue dan memberi hormat. “Terima kasih master.”

Xionglue berbalik dan berjalan pergi. “Karena anda sendiri, aku akan mengantarmu pulang.”

“Terima kasih.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!