Pagi-pagi sekali, Xuan Yi telah memetik beberapa bunga untuk di isi di pot bunga sebagai vas. Dia telah memetik satu tangkai bunga sakura dan pir. Ketika berada di kebun, dia lagi-lagi memetik bunga berwarna kuning yang di lihatnya kemarin.
Berjalan masuk ke dalam rumah dan menyapa para pelayan, tidak beberapa lama, akhirnya dia menaruh bunga itu di dalam pot. Kemudian mengisi yang lainnya di tempat altar biasanya Su Jiao berdoa.
Kemarin adalah pertama kali ibunya berbicara. Tapi sekali berbicara, dia menyinggungnya dengan mengatakan bukan anaknya. Dia tidak marah, tapi merasa kesal dan tersinggung.
“Aku anaknya, dengan kecerdasannya, seharusnya dia mengetahui itu.” Dia bergumam ketika menyusun bunga-bunga di pot.
Setelahnya, dia akan membantu para pelayan membersihkan rumah dan kebun. Di sore hari, dia akan mencabut-cabut bunga bersama Jia Li. Kemudian pada malam harinya, dia pergi ke perpustakaan untuk menambah ilmunya.
Ketika berjalan ke perpustakaan, dia melihat ibunya bersama satu pelayan telah duduk di rumah kecil yang ada di tengah taman. Dia sedang membaca buku dan menulis.
Xuan Yi penasaran dan berjalan mendekatinya.
Dia belum akrab ataupun memiliki suatu hubungan sepesial dengan ibu kandungnya sendiri. Di bandingkan keluarga, Putri dari kekaisaran Su itu lebih tepatnya menjadi majikan dari pada keluarga.
Su Jiao tidak menyadari Xuan Yi datang. Tapi gadis belia itu hanya tersenyum dan mengamati ibunya. Dia juga mengisyaratkan pelayan yang ada di sana untuk tidak memberitahunya.
...----------------...
...----------------...
Beberapa kabupaten tidak mau membayar pajak, membuat Su Jiao merasa pusing. Jika mereka tidak mau membayarnya, maka semua pembangunan dan gajih para tentara akan tertunda. Jika di biarkan, maka akan membangkitkan para pemberontak.
Ada 24 kabupaten yang tidak mau membayarnya. Mereka memiliki banyak alasan. Tapi yang utama, adalah tentang wabah yang baru-baru ini menyerang Kabupaten itu. Di tambah lagi, di sana adalah tempat-tempat yang sering di kunjungi pengelana dari jauh dan mereka biasanya membeli keperluan dan perbekalan di sana.
Tapi setelah adanya wabah itu, tidak ada orang yang mau datang ke sana. Jika orang yang dikirim ke sana, mereka telah pergi ke tabib untuk meminta obat pencegahan dari penyakit yang ada di sana.
Provinsi Su bagian Utara di perintah oleh Su Jiao. Di sana ada 30 kabupaten. Dengan ribuan tentara berjaga di perbatasan. Suku Babar yang ada di utara sangat mengancam dan liar. Jika ini terus terjadi, maka banyak tentara yang akan mengundurkan diri, dan secara otomatis pertahanan di sini akan melemah. Tentu saja keadaan ini akan di manfaatkan untuk menyerang.
“Bagaimana dengan berita dari para tabib?”
“Mereka telah berhasil membuat vaksin, tapi sumber daya yang terbatas dan mahal membuat produksi terhambat.” Jawab seorang wanita berdiri di sampingnya.
“Bagaimana dengan pemerintah pusat?”
“Ancaman dari kekaisaran Wei sangat tinggi tahun ini. Mereka telah menambah jumlah pasukan dan senjata mereka. Pemerintah pusat tengah fokus untuk mempersiapkan melawan ancaman itu.”
“Aku akan datang ke tempat para tabib besok. Katakan itu kepada mereka.”
Su Jiao menulis sebuah titah dan memberikan kepada wanita itu.
Setelah selesai, dia berkata, “Ayo kita pergi.”
“Tunggu yang mulia, tuan putri... dia tertidur.”
Su Jiao baru menyadari itu. Dia terlalu fokus dengan masalahnya. Sehingga tidak menyadari putrinya itu telah menunggunya.
“Apakah tuan putri ini sangat mirib denganku?” Tanya Su Jiao.
“Dia sangat mirip yang mulia.”
“kau pergilah dulu.”
Pelayan itu memberi hormat dan pergi.
Kini Su Jiao mulai yakin bahwa gadis belia yang ada di depannya sekarang adalah anaknya sendiri. Dia ingat sekali ketika kecil, bagaimana posisi ternyaman tidur, dan ibunya juga pernah berkata, “Kau tidur dengan posisi kucing manis.” Posisi itu sama persis dengan apa yang di lakukan Xuan Yi.
Dia meletakkan kedua lengannya di atas meja, kemudian meletakkan kepalanya sambil menghadap ke arah lain, dan satu tangannya terlentang di atas meja. Meski tidak seperti kucing, apa yang ibunya katakan hanya sebagai pemanis untuk menamainya.
Su Jiao mendekati anaknya. “Aku tidak bisa membayangkan bagaimana dirimu tertidur dalam posisi dan keadaan seperti ini. Anak-anak memang bisa melakukan hal-hal yang sulit di lakukan orang dewasa.”
Sambil dia berkata, dia mengangkat tubuh Xuan Yi dan membawanya pergi. Dia awalnya ingin membawanya pergi ke dalam kamarnya, tapi dia tiba-tiba berpikir untuk membawanya ke dalam kamarnya sendiri.
Su Jiao membaringkannya dengan pelan dan dia kemudian duduk di kursi dekat jendela. Dia ingin memikirkan bagaimana caranya mengatasi masalah sekarang. Tapi dia tiba-tiba ingin tidur di samping gadis itu. Biasanya, dia akan tertidur di tengah malam, namun sekarang entah apa yang terjadi, dia tiba-tiba ingin tidur lebih awal.
Apakah ini hubungan antara ibu dan anak yang tidak pernah bertemu, dia tidak mengetahuinya. Dia kemudian membaringkan tubuhnya dan mulai tertidur.
...----------------...
...----------------...
Di pagi harinya, Xuan Yi pergi ke taman untuk bertemu dengan Jia Li. Pagi ini dia merasa senang dapat tidur dengan nyenyak, yang tidak pernah dia alami beberapa tahun belakangan.
Sebelum pergi, dia mandi, mengganti pakaian dan sarapan. Tidak ada Su Jiao di kamar ketika dia bangun, jadi dia tidak tahu Su Jiao telah menemaninya tidur. Di tambah lagi, Su Jiao telah membawa gadis itu kembali ke kamarnya.
Gadis itu tidak suka di perlakukan sebagai seorang putri, jadi dia sendiri yang mengepang rambut dan menghias dirinya.
Kemudian sarapan pun telah tiba. Saat itu, dia sendiri saja, tanpa Ibunya. Dia ingin mencarinya, tapi diurungkan.
Ketika bertemu dengan Jia Li, dia duduk dan ikut mencabut rumput-rumput. “Pagi yang indah sekarang bibi. Hari ini dan kemarin aku merasa sangat senang.”
“Senang kenapa tuan putri?”
Xuan Yi tidak peduli lagi dengan panggilan itu. “Kemarin malam, aku telah bermimpi indah dan sekarang, cuaca lebih cerah dari biasanya. Hatiku saat ini sangat senang, aku tidak tahu apa penyebabnya.”
“Itu mungkin karena anda tidur di kamar yang bagus dan nyaman.”
Xuan Yi teringat tidur di kamar lainnya.
“Mungkin saja. Bibi, setelah ini apakah bibi mau berjalan-jalan? Setelah sembilan hari aku berada di sini, aku sudah sangat bosan, aku ingin berkeliling sebentar.”
Sebelum Jia Li ingin berkata, tiba-tiba seseorang muncul dan berkata, “Maaf putri sayangku, hari ini kau akan pergi bersama ibu.”
Su Jiao datang. Xuan Yi dan Jia Li berdiri. Dia kemudian memberi hormat, kemudian pergi.
Xuan Yi ingin menghentikanya, tapi dia telat.
“Pergi ke mana?”
“Ikut saja denganku.”
“Sekarang?”
Su Jiao berjalan melintasi Xuan Yi. “Iya tuan putri, sekarang, silakan siapkan diri anda terlebih dahulu.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments