Erina kembali menatap botol minuman yang ada disudut ruangan itu, pastilah tadi pagi Rian lupa membuangnya. Erina seketika menjadi kesal dengan Doni, karena ucapannya selama ini tidak pernah dihiraukan oleh Doni. Erina pun melepaskan pelukannya.
"Sayang, bisa gak sih kamu berhenti mabuk. Aku sudah sering mengingatkanmu, tapi kenapa kamu tidak mau mendengarkan aku? kamu cinta kan sama aku? jadi aku mohon berhentilah mabuk-mabukan. Bagaimana ayah bisa menerimamu, kalau kamu masih terus seperti ini," gerutu Erina yang kesal dengan kelakuan Doni.
"Iya sayang, aku akan berusaha berhenti mabuk. Itu semalam gak enak saja sama teman-teman, mereka semua minum, masa aku sendiri yang gak minum kan gak seru sayang,"
"Justru kalau kamu minum-minuman itu yang gak seru. Aku gak suka sayang kamu seperti itu, kamu ngerti kan sayang. Kamu bisa pergi saja kalau teman-teman kamu mabuk, andai kamu gak enak tetap disitu,"
"Iya, aku ngerti sayang. Iya deh, lain kali aku gak ikut-ikutan mereka kalau mereka mabuk," jawab Doni yang mungkin hanya sekedar basa-basi.
"Janji ya?"
"Iya sayang, aku janji,"
Terlihat senyum manis Erina di bibirnya yang seksi itu. Dia sangat mencintai Doni, jadi semarah apapun dia sama Doni, tetap luluh hatinya dengan rayuan Doni.
"Sayang, aku kangen banget sama kamu," ucap Doni yang lalu mendekatkan bibirnya ke bibir Erina.
"Iya sayang, aku juga kangen banget sama kamu," jawab Erina.
Keduanya berc***an bibir dengan mesra, yang tentunya ini bukan pertama kalinya mereka lakukan. Doni mencium Erina dengan penuh n***u, dia merasa punya kesempatan menyalurkan hasrat bi***inya pada Erina. Dengan pintu rumah yang tertutup, di tambah tidak ada seorang pun dirumah itu selain mereka berdua.
Tanpa Erina duga, Doni menyentuh bagian depan Erina yang membuat Erina seketika menggeliat, karena ini baru pertama kalinya Doni melakukannya.
"Sayang, kamu apa-apaan sih. Ini berlebihan sayang, Erina gak mau ah, ini geli," gerutu Erina sambil memindahkan tangan Doni.
Namun Doni tidak menghiraukan ucapan Erina, dia kembali melakukannya sambil terus mencium bibir Erina. Erina pun lama-lama tidak bisa menolaknya lagi, semakin lama Erina justru semakin terlena dan terbuai oleh sentuhan-sentuhan Doni.
Tidak sampai disitu, Doni yang sudah tidak bisa lagi menahan nafsunya mencoba membuka kancing baju Erina, namun Erina menolaknya.
"Jangan sayang, jangan lakukan itu," pinta Erina.
"Sayang, aku mohon. Aku menginginkannya sayang, beri aku kebahagiaan. Kamu benar mencintaiku bukan?"
"Iya, aku sangat-sangat mencintaimu,"
"Buktikan sayang kalau kamu mencintaiku, buat aku bahagia sayang, aku mohon," pinta Doni dengan lembut.
Erina yang memang sangat mencintai Doni, tidak bisa lagi menolak permintaan Doni. Rasa cintanya yang berlebihan, membuatnya selalu ingin membahagiakan Doni bagaimanapun caranya. Tidak pikir panjang, akhirnya dia pun membiarkan Doni membuka kancing bajunya perlahan.
Akhirnya, mereka pun hanyut dalam kemesraan-kemesraan yang membuat mereka semakin bergairah.
Mereka benar-benar sudah masuk dalam perangkap bujuk rayuan setan, yang membuat mereka lupa, kalau yang mereka lakukan itu adalah sebuah perbuatan dosa yang sangat dibenci oleh Tuhan.
Doni mere***kan tubuh Erina di sofa. Doni mencium bibir Erina, lalu berbisik ditelinga Erina:
"Aku benar-benar sangat menginginkanmu sayang, bolehkah aku melakukannya sekarang,"
"Terserah kamu sayang, aku pasrah. Lakukan apapun yang kamu mau, aku sangat mencintaimu sayang, aku milikmu," jawab Erina. Sentuhan bibir Doni di seluruh tubuhnya, membuatnya benar-benar terangsang.
Doni pun tidak bertanya-tanya lagi, dia yang memang sudah tidak tahan lagi menahan naf*unya, langsung melakukannya. Dia membawa Erina melayang ke udara, menikmati indahnya surga dunia yang baru pertama kali mereka rasakan. Sofa berwarna abu-abu menjadi saksi, untuk yang pertama kalinya mereka bercinta.
Setelah melewati indahnya bercinta, keduanya pun duduk di kursi sofa. Erina buru-buru memakai lagi pakaiannya, begitu juga Doni. Setelah itu Doni memeluk Erina, Sepertinya dia benar-benar puas, bisa menyalurkan hasrat bir***nya pada Erina, yang sudah tidak mampu lagi dia bendung.
"Terimakasih ya sayang, kamu sudah memberikan apa yang aku mau. Kamu sudah membuktikan kalau kamu memang benar-benar mencintaiku. Aku sangat bahagia sayang, sekali lagi terimakasih ya sayang," ucap Doni sambil mencium kening erina.
"Iya sayang, aku sudah menyerahkan kesucian ku padamu dengan segenap jiwa dan ragaku. Berjanjilah kamu tidak akan pernah meninggalkan aku. Aku sangat mencintaimu, aku tidak mau kehilangan kamu. Berjanjilah, kamu akan memperjuangkan cinta kita. Kamu tidak akan pernah mundur kan menghadapi ayahku?"
"Iya sayang, aku janji tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku juga akan berjuang untuk mendapatkan restu orang tuamu," jawab Doni.
Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, Erina pun berniat pulang ke rumah. Dia takut kalau terlalu lama, ayahnya mencarinya. Karena kalau sampai ayahnya tau dia menemui Doni, dia benar-benar akan dikurung di dalam kamar. Ancaman ayahnya benar-benar membuat dia takut, dia takut kalau sampai dia tidak bisa lagi bertemu dengan Doni. Karena sehari saja dia tidak bertemu Doni, rasanya bagaikan setahun. Kalau sampai dia tidak bisa bertemu Doni, pastilah dia sangat tersiksa.
"Sayang, aku pulang dulu ya. Takut ayah mencari ku. Satu lagi, aku ingin kamu menikahi ku secepatnya. Aku tidak mau terus-terusan seperti ini, selalu saja sembunyi-sembunyi. Aku ingin hidup bahagia dan tenang denganmu. Seandainya ayah tetap tidak merestui kita, kita bisa tetap menikah tanpa restu mereka. Aku sangat mencintaimu sayang, aku benar-benar tidak sanggup berpisah denganmu,"
"Iya sayang, aku juga berpikir seperti itu. Aku akan tetap mempertahankan mu, bagaimana pun caranya. Aku juga tidak mau berpisah denganmu. Ya sudah, pulanglah. Aku tidak mau kamu dimarahi lagi gara-gara aku,"
"Iya sayang, aku pulang. O iya, kamu gak lupa kan disuruh menyusul Rian di kolam. Dia teman yang baik ya, aku senang kalau kamu bergaul dengan orang-orang yang baik, karena itu bisa membawa pengaruh baik juga buat kamu,"
"Aku gak lupa sayang. Iya, Rian memang teman yang baik. Aku juga akan segera menyusul ke sana. Sekali lagi terimakasih ya sayang untuk hari ini, untuk semuanya yang sudah kamu berikan. Aku sangat bahagia hari ini sayang, benar-benar bahagia,"
"Iya sayang, aku pun bahagia," jawab Erina sambil memeluk Doni sekali lagi, lalu pergi meninggalkan Doni dengan mengendarai motornya.
Doni pun bersiap-siap pergi ke kolam, namun sebelum berangkat dia makan dulu. Dia sudah menganggap rumah Rian seperti rumahnya sendiri, sehingga dia pun bisa makan minum dan tidur sesuka hatinya. Setelah selesai makan, barulah dia pergi ke kolam. Gaji dia bekerja di kolam Rian tidaklah seberapa, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya saja. Dia pun tidak pasti sebulan sekali memberi uang belanja pada bibinya. Namun beruntung bibinya baik, jadi tidak pernah mempermasalahkan itu semua dan tetap bisa menerima Doni dengan baik di rumahnya, dengan segala sikap dan kekurangan Doni. karena bibinya sudah berjanji pada kakaknya, akan mengurus dan menerima Doni dengan baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
վմղíα | HV💕
janji ya sayang awas kalau bohong 🤭🙈
2023-08-16
1
վմղíα | HV💕
Erina kamu bisanya pasrah 🙈🙈
2023-08-16
1
վմղíα | HV💕
Erina bodoh dirimu🤭
2023-08-16
1