Ingin Kabar Estetik

Sementara ayah dan anak bertarung, Celine bersama Ama dan Katy berada di ruang keluarga. Di sana Celine diperlihatkan foto-foto Cedric ketika masih kecil.

Dari kecil memang Cedric sudah hidup bergelimang harta jadi tidak heran kalau lelaki itu tidak mau bekerja dan mengandalkan harta keluarganya.

"Aku tidak menyangka bahwa Cedric kami yang biasanya tidak pernah memikirkan orang lain akan segera mempunyai anak," ucap Ama jadi merasa terharu.

"Aduh, Mom. Jangan menangis," Katy berusaha menenangkan ibu mertuanya itu.

Celine jadi semakin merasa tidak enak hati karena sudah berbohong, apalagi keluarga suaminya sangat menginginkan kehadiran bayi yang kenyataannya masih dalam proses.

Bayi khayalan itu harus segera hadir atau Ama dan mertuanya akan semakin kecewa padanya kalau semuanya nanti terbongkar.

"Maaf, Ama memang cengeng," Katy berbicara pada Celine supaya tidak merasa canggung.

"Kami akan menempatkan beberapa bodyguard yang mengawasi kalian bulan madu nanti dari jarak jauh!"

Mau menjawab bagaimanapun akan serba salah jadi Celine hanya bisa menurut saja.

Tak lama daddy Bryan masuk ke dalam mansion dan melewati ruang keluarga.

"Sepertinya ada yang berkelahi lagi, aku akan menenangkan Bryan," ucap Katy yang ingin melihat keadaan suaminya.

Kemudian menyusul Cedric yang dipapah dua pelayan karena habis muntah setelah perutnya dipukul oleh sang daddy.

"Ced, kau tidak apa-apa?" tegur Celine. Keadaan Cedric seperti tidak baik-baik saja.

"Aku mengorbankan tubuhku untuk bulan madu kita jadi jangan sampai kau berkata aku tidak punya effort dalam hubungan kita," ucap Cedric sebelum istrinya mengomel.

"Tentu saja aku tidak akan melakukannya," balas Celine. Justru dia meminta pelayan untuk menyiapkan kompres karena dia akan mengompres perut suaminya.

Walaupun kesal pada level maksimal, Bryan tetap mengabulkan permintaan Cedric untuk melakukan bulan madu. Tapi, perlu di garis bawahi semua lelaki itu lakukan demi Celine dan calon cucunya.

Cedric senyum-senyum sendiri melihat jadwal penerbangan yang masuk ke dalam ponselnya. Lagi-lagi dia mendapatkan apa yang diinginkan.

"Lihatlah, darling," Cedric memperlihatkan layar ponselnya pada Celine.

Namun, perempuan itu tampak tidak bersemangat.

"Ada apa?" tanya Cedric.

"Keluargamu begitu menjaga bayi yang sebenarnya tidak ada, aku jadi semakin takut kalau kebohongan ini akan terungkap cepat atau lambat," jawab Celine. Dia menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Tidak akan ketahuan kalau bayinya diproduksi terus-menerus," ucap Cedric memberi semangat. "Bagaimana kalau kita periksa waktu subur untuk membuat bayi?"

Celine menggelengkan kepalanya karena pusing, dia akhirnya membaringkan diri. Dia jadi teringat ibunya yang sudah lama sekali tidak Celine hubungi.

Hanya ibunya satu-satunya keluarga yang dia miliki.

"Ced, bukankah daddy Bryan memiliki koneksi yang luas?" tanya Celine.

"Memangnya kenapa?" tanya Cedric. Dia membalik badan Celine supaya menghadap padanya.

"Aku ingin tahu kabar mommyku, setidaknya aku ingin tahu apakah mommy masih hidup atau tidak?" ungkap Celine.

Dia sudah lama tidak merasakan kehangatan keluarga, walaupun keluarga Cedric memberikan perhatian yang berlebihan tapi hal itu membuat Celine jadi mengingat keluarganya sendiri.

"Apa kau ingin memberitahu mommy mu bahwa kau sudah menikah?" tanya Cedric.

"Tidak perlu, aku justru takut daddy tiriku akan menemukanku," tolak Celine.

Cedric mengangguk paham, dia akan membicarakan masalah ini pada Peter yang menjadi orang kepercayaan daddy Bryan.

"Sayang sekali, seharusnya mommy mertua bisa mengetahui kalau mempunyai menantu yang kelewat tampan sepertiku," ucap Cedric kemudian.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***