Terjebak Secara Estetik

Kedatangan Cedric dan Celine langsung disambut oleh Ama dengan suka cita. Ternyata perempuan yang usianya tidak muda lagi itu sudah menyiapkan sesuatu untuk cucu menantunya.

Ama keluar dari mansion dengan membawa kursi roda.

"Cepat turunkan kemari!" pinta Ama pada Cedric.

Dengan cepat Cedric menurunkan tubuh Celine ke kursi roda itu.

"Ama, tidak perlu seperti ini," Celine merasa tidak nyaman dengan kursi roda yang didudukinya.

Ternyata perlakuan nenek Cedric itu lebih parah dari cucunya. Dia tidak sakit tapi dianggap seperti pasien.

"Selama trimester awal, kau harus menggunakan kursi roda ini," ucap Ama.

"Artinya selama tiga bulan?" tanya Celine memastikan. Bulu kuduknya sampai merinding.

"Tentu saja, karena kita harus melindungi bayinya. Kita juga harus mengeceknya secara berkala," jawab Ama yang sangat excited sekali. Sudah lama sekali dia tidak mendengar suara tangisan bayi.

Celine langsung melihat ke arah Cedric seolah meminta pertolongan.

"Celine akan tetap bekerja, Ama. Akan sulit baginya jika memakai kursi roda," ucap Cedric mencoba berada dipihak istrinya.

"Kau itu tidak tahu apa-apa selain membuatnya," balas Ama dengan ketus. Dia segera mendorong kursi roda untuk membawa Celine masuk ke dalam mansion.

Tak kalah di luar, di dalam pun Celine disambut oleh beberapa pelayan.

Hanya saja hari itu, daddy Bryan dan mommy Katy tidak ada di mansion karena mereka tengah mengurus perusahaan.

Namun, mereka akan segera pulang karena menantunya sudah datang.

Sebelum orang tuanya pulang dan dia kena omelan maut, Cedric memanfaatkan waktu berharganya untuk bermain game balapan. Dia tidak mau mengikuti Celine yang tengah room tour mansion bersama Ama.

"Aku harus mendapat PC baru karena sudah membuat cucu untuk daddy," gumam Cedric. Sedetik kemudian dia teringat kalau bayinya belum jadi sungguhan.

"Haish, aku kan baru membuatnya satu kali!"

Cedric pun menghentikan gamenya dan mengintip Celine yang masih berkeliling mansion.

"Aku harus menyelamatkan istriku!" batinnya.

Bak pahlawan di siang hari, Cedric berusaha menghentikan Ama yang mengajak Celine berkeliling mansion dengan mendorong kursi roda.

"Ama, sepertinya istriku lelah," ucap Cedric yang mengambil alih kursi roda. Dia tidak mendorongnya tapi meraih tubuh Celine untuk dia gendong.

"Aku akan membawanya ke kamar, kami akan keluar saat jam makan malam!"

Celine yang sedari tadi merasa tidak nyaman, seperti mendapat pertolongan, dia pun melakukan perannya supaya terlihat memang kelelahan.

Perempuan itu mengalungkan kedua tangannya ke leher Cedric kemudian menyembunyikan wajahnya di dada suaminya.

"Aku terlalu bersemangat ingin memperlihatkan seluruh mansion supaya Celine nanti tidak tersesat sampai aku membahayakan kehamilannya begini," ucap Ama merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Ama," balas Cedric seraya berlalu pergi. Dia akan membawa Celine ke kamarnya.

Kamar yang bernuansa balapan, seperti anak remaja yang tidak cocok dengan Celine tapi daripada duduk di kursi roda, kamar itu jauh lebih baik.

"Argghhhh!" Celine berteriak dengan menyembunyikan wajahnya di bantal. Baru saja sampai tapi dia harus menghadapi situasi yang sangat canggung.

"Perhatian ini terlalu berlebihan," protesnya.

"Dan kenapa mansionmu berada di pulau pribadi begini?"

Cedric justru tertawa melihat Celine yang melakukan protes seperti itu. "Sudah aku bilang kan kalau kau tidak bisa lepas begitu saja dari keluargaku, mencoba kabur juga di laut ada buaya air asin peliharaan daddy!"

"Bu... buaya air asin?" Celine menelan ludahnya dengan kasar.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***