Suami Istri Estetik

Celine rasanya ingin mual karena meminum jus buah dan sayur pemberian dari Ama. Dia sudah menolak tapi sang nenek terus memaksa.

Kau sedang mengandung keturunan Everon!

Setiap kalimat itu dilontarkan, Celine selalu merasa was-was karena takut kebohongannya terbongkar.

"Setidaknya tunggu sampai aku pindah kewarganegaraan," gumam Celine.

Namun, kalau memang kebohongannya terbongkar. Apa dia masih punya muka tinggal di negara ini?

"Apa memang aku ditakdirkan untuk kembali?" gumam Celine lagi seraya meremas pagar besi di mana dia berdiri sekarang.

Karena masih awal kehamilan, Celine bisa berpura-pura menghirup udara segar karena mual yang dialaminya. Padahal dia tengah menetralkan rasa jus buah dan sayur di pencernaannya.

"Ternyata kau di sini, Ama dan mommy menyuruhmu kembali," ucap Cedric yang menyusul Celine.

Celine menatap suaminya itu dengan malas. "Apa kita perlu mundur?"

"Jadi, kau akan kembali ke negara asalmu?" tanya Cedric.

"Entahlah, mungkin aku akan mencari suami lain yang bisa diajak bekerja sama," balas Celine. Dia sepertinya tidak bisa melanjutkan sandiwaranya.

"Sudah aku bilang padamu, kau tidak bisa pergi begitu saja dari keluargaku. Lagipula berita pernikahan kita mulai tersebar, kalau sampai keluargaku tahu yang sebenarnya kau bisa dituntut," Cedric menakut-nakuti. Padahal dia yang takut kalau disuruh menikah lagi dengan Eve.

Benar juga, Celine sekarang memang tidak punya pilihan, dia harus kembali bersandiwara dan menunda deportasinya.

Jadi, setelah sarapan pagi itu, Celine berpamitan pada keluarga Everon untuk kembali bekerja.

"Kau masih bekerja dikondisi hamil?" tanya Ama. Dia tidak marah pada Celine tapi justru marah pada Cedric yang membiarkan istrinya masih bekerja.

Ama menjewer telinga cucunya itu. "Kau itu bagaimana?"

"Aduh Ama, istriku memang pekerja keras," Cedric berusaha menjauhkan tangan Ama dari telinganya.

"Ama, aku mencintai pekerjaanku. Aku berjanji akan menjaga kehamilanku dengan baik," ucap Celine supaya Ama berhenti memarahi Cedric.

Akhirnya Celine diperbolehkan pergi dengan syarat mendapatkan pengawalan ketat dari para bodyguard keluarga Everon.

Mendadak Celine mendapat perhatian tapi secara berlebihan.

"Aku memang harus membiasakan diri," gumam Celine. Dia selama ini sudah biasa hidup sendirian jadi tidak terbiasa mendapat perhatian dari keluarga suaminya.

Sebelum pergi ke kantornya sendiri, Celine pergi ke kantor imigrasi dulu dan tentu saja Cedric ikut pergi bersama istrinya sesuai kesepakatan.

"Apa kita tidak butuh skrip?" tanya Cedric sebelum turun dari mobil.

"Sepertinya kau seorang pengarang bebas jadi gunakan bakat terpendam itu," balas Celine.

Mereka pun turun dari mobil, dengan menyebut nama keluarga Everon, keduanya bisa menyela antrian untuk bertemu dengan Paul.

Sebelum masuk ke ruangan Paul, Celine dan Cedric saling bergandengan tangan dengan mesra.

Ternyata Paul sudah membaca berita tentang Celine yang menikah dengan pewaris tunggal keluarga Everon.

Sudah bergelut dibidangnya selama bertahun-tahun, Paul sudah bisa mencium aroma kecurangan Celine.

"Perempuan dingin yang tidak pernah dekat laki-laki menikah," gumam Paul. Dia sudah menyelidiki kalau pengantin perempuan awalnya bukanlah Celine.

Paul akan melihat bagaimana skenario Celine supaya terbebas dari ancaman deportasi.

"Saya sudah menunggu Anda, Nona," sapa Paul saat melihat Celine masuk ke ruangannya.

"Kau pasti sudah menunggu lama, Paul," balas Celine sok akrab.

Kemudian perempuan itu memperkenalkan Cedric pada pegawai imigrasi itu.