Cerita Estetik

Celine terbangun karena ponselnya yang terus bergetar di atas nakas, dia masih lupa kalau sudah menikah karena terbiasa sendiri selama ini.

"Jam berapa?" gumam Celine seraya mengambil ponselnya.

Ternyata direktur perusahaan yang menghubungi Celine.

Perempuan itu bergegas menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Celine..."

Terdengar lengkingan suara wanita yang tampak marah.

"I... iya, Bu direktur," jawab Celine.

"Kau menikah dengan pewaris tunggal keluarga Everon?" tanya bu direktur setelah melihat headline berita panas di pagi hari.

"Menikah? Pewaris tunggal?" gumam Celine seraya melihat ke arah sampingnya. Dia melihat Cedric yang masih memejamkan mata.

Sedetik kemudian, Celine langsung teringat kalau sudah menikah.

"Jadi suamiku pewaris tunggal keluarga Everon?" tanya Celine yang baru sadar.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Bu Direktur ingin kejelasan karena ini juga menyangkut nama perusahaan yang akan terseret kalau publik mengetahui latar belakang Celine.

"Saya akan menjelaskannya, sampai bertemu di kantor," Celine buru-buru mematikan panggilan dan membuat ponselnya dalam mode terbang.

Dia mengacak rambutnya karena salah sasaran menikah, pantas saja Cedric mengatakan kalau tidak akan semudah itu untuk menipu keluarganya.

"Cedric..." panggil Celine seraya menggoyangkan bahu suaminya supaya bangun. "Wake up!"

Cedric hanya melenguh saja yang membuat Celine akhirnya memukul pelan karena tidak sabar.

"Auw!" Cedric bangun dengan kesal. Biasanya dia bangun dengan omelan orang tua dan neneknya tapi sekarang berbeda karena dia sudah mempunyai istri.

"Kau tidak bisa melihat orang tenang sebentar saja, ya," kesalnya seraya mendudukkan diri.

"Apa kau benar pewaris tunggal keluarga Everon?" tanya Celine tanpa basa-basi.

"Kau tidak menyimak saat acara pernikahan kita kemarin?" Cedric balik bertanya.

"Tentu saja menyimak tapi aku tidak menduga kalau kau keturunan konglomerat," jawab Celine.

"Wajahku sudah menjelaskan semuanya," balas Cedric yang merasa wajahnya mirip dengan daddy Bryan.

"Kau adalah pria gila mesum yang memanfaatkan keadaan," tambah Celine.

Cedric mendengus kasar karena Celine yang lebih memanfaatkan dirinya. "Siapa yang tiba-tiba datang ke pernikahan seseorang dan mengaku hamil anak dari mempelai pria?"

Keduanya pun saling memicingkan mata sampai pintu kamar mereka diketuk dan ada suara yang memanggil Cedric.

"Ced..."

Suara itu adalah suara nenek Cedric, lelaki itu langsung menarik Celine ke pelukannya supaya mereka terlihat mesra.

"Siapa itu?" tanya Celine.

"Kami biasa memanggilnya Ama, kita harus terlihat mesra di pagi hari," jelas Cedric.

Dan tak berselang lama pintu kamar dibuka oleh Peter yang memegang passcard, Ama datang tidak sendirian tapi bersama Katy, mommy dari Cedric.

"Ama, mommy..." Cedric mengelus kepala Celine yang bersandar di dadanya.

"Bagaimana malam pengantin kalian?" tanya Ama.

"Sangat membara," jawab Cedric seraya melirik leher dan dada Celine yang penuh dengan tanda merah.

"Ternyata anakku memang nakal, bagaimana kau bisa menyembunyikan Celine dan tidak memberitahu kami kalau dia hamil?" cecar Katy.

Demi apapun suasana pagi itu sangat canggung bagi Celine, dia bingung harus bagaimana dan hanya bisa mengikuti permainan Cedric.

"Celine kabur setelah kami menghabiskan malam bersama padahal waktu itu dia yang begitu gigih menggoda dan mengambil mahkota laki-lakiku yang berharga," Cedric mulai mengarang cerita seenak jidatnya.

"Aku sudah berusaha mencarinya tapi tidak pernah berhasil sampai aku setuju dengan ide dari daddy untuk menikah, itu semua aku lakukan untuk memancing Celine keluar dari tempat persembunyiannya,"

"Dan ternyata berhasil. Celine datang dengan membawa kabar bahagia bahwa kami akan memiliki bayi dan dia bersedia menyerahkan hidupnya padaku,"

Celine melototkan matanya pada Cedric karena karangan cerita itu. "What the Fvck!" batinnya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***