Chapter 20

Jumat sore Mesya sudah siap untuk pulang. Melangkah anggun menuju pintu coklat untuk menemui sang boss yang merangkap menjadi kekasihnya itu tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. Radit duduk di kursi kebesarannya terlihat fokus pada dokumen-dokumen di depannya.

Mesya melangkah mendekat, mendaratkan kecupan pada pipi kekasihnya itu yang langsung membuat Radit berjengit terkejut saking fokusnya pada pekerjaan sampai tidak menyadari kehadiran Mesya yang sudah berada di sampingnya.

“Segitu fokusnya kamu sampai gak sadar aku datang,” dengus Mesya pura-pura kesal.

“Kamu udah mau pulang?” tanya Radit. Mesya mengangguk seraya memberikan senyum manisnya.

“Gak mau nunggu aku?” lagi Radit bertanya.

“Aku kan udah bilang mau jalan sama Rima dan Mina, udah lama gak ketemu mereka. Dari tadi mereka udah tanya-tanya terus aku dimana.” Mesya memajukan bibirnya beberapa senti, cemberut. Radit yang gemas langsung mencubit pipi tirus kekasihnya itu kemudian mengecup bibir ranum milik Mesya sekilas.

“Kamu hati-hati tapi ya, ingat jangan macam-macam!” peringat Radit mengancam.

“Oke sayang. Kalau gitu aku jalan sekarang, ya? Kamu jangan terlalu kecapean, jangan lembur terus dan jangan lupa makan malam.” Radit mengangguk dan memberikan senyum manisnya mendengar perhatian yang kekasihnya itu berikan.

Setelah kembali melayangkan kecupan pada pipi Radit barulah Mesya berlalu keluar dari ruangan Radit melangkah dengan riang memasuki lift yang baru saja terbuka, meraih ponselnya yang ada dalam tas kemudian menghubungi sang sahabat agar menunggu di mall tempat mereka akan menghabiskan hari dengan belanja.

Hanya membutuhkan waktu satu jam untuk Mesya sampai di tempat tujuan. Setelah memberikan beberapa lembar uang pas pada sang supir taksi Mesya turun dan melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam mall besar dimana kedua sahabatnya sudah menunggu. Celingukan Mesya menatap sekeliling lobi mall yang luas ini hingga tatapannya menemukan apa yang ia cari. Melangkah sedikit lebar Mesya langsung memeluk kedua wanita seusianya dan melakukan cipika cipiki tidak memedulikan orang-orang yang menatapnya aneh.

“Lama lo, Sya,” dengus Rima kesal karena hampir tiga puluh menit menunggu gadis cantik yang menjadi sahabatnya itu.

“Lebay banget lo baru nunggu setengah jam aja,” Mesya memutar bola matanya malas.

“Udah gak usah berdebat. Kita ke sini mau hangout ngabisin uang gaji, dan senang-senang.” Mina berkata seraya merangkul kedua sahabatnya dan membawa mereka untuk berjalan melihat-lihat toko pakaian, sepatu juga tas begitu terus sampai menemukan yang cocok.

Memang obat jenuh dan lelah para perempuan itu adalah shoping terbukti ketiga wanita itu tidak ada lelahnya masuk keluar toko entah mencari model pakaian seperti apa, warna tas yang bagaimana dan hak sepatu setinggi apa. Karena sejauh ini yang mereka bertiga lakukan hanya melihat-lihat dan beberapa menit kemudian keluar dari toko, masuk lagi ke toko lain dan keluar lagi tanpa hasil.

Dua jam berkeliling mall tanpa mendapatkan hasil akhirnya ketiga perempuan itu memutuskan untuk masuk ke dalam café karena perut yang sedari tadi sudah berontak minta diisi. Selesai memesan dan tinggal menunggu pesanannya datang ketiganya mengobrol, curhat dari mulai pekerjaan sampai laki-laki yang tengah mereka taksir. Tidak lupa juga Rima dan Mina menanyakan perihal hubungan Mesya dengan Radit yang kembali bersemi telah hampir lima tahun memutus hubungan.

“Cinta lama bersemi kembali ya, Mes,” ucap Mina dan mengundang tawa juga anggukan Mesya.

“Bukan Min, tapi cinta baru bersama orang di masa lalu. Itu lebih cocok untuk mereka,” kini Rima yang melontarkan usulannya.

“Bisa juga sih, tapi kan rasa cinta mereka masih yang lama, Rim hanya saja semakin berkembang.” Ketiganya mengangguk dan obrolan terhenti saat sang pelayan mengantarkan makanan pesanan mereka.

“Udah lama gak clubbing bareng. Gimana kalau nanti ke sana? Lagian besok kerja libur gak apa-apa kalau bangun siang,” usul Mina yang memang ratunya clubbing diantara tiga wanita itu.

“Boleh aja sih, tapi jangan sampai pulang pagi ya? Gue gak mau Bunda khawatir.” Mina dan Rima mengangguk menyetujui permintaan Mesya agar tidak pulang terlalu larut.

Setelah selesai makan juga keputusan sudah di sepakati, ketiga perempuan itu kembali melanjutkan langkah belanja pakaian yanga akan mereka kenakan malam ini agar tidak perlu repot-repot pulang ke rumah dulu yang hanya akan menghabiskan waktu di perjalanan.

Selesai dengan belanja, ketiganya pulang dengan mobil Rima yang menjadi tumpangan mampir di Apartement Mina yang memang searah dengan club yang biasa mereka datangi. Sebenarnya Mesya tidak ingin ke sana karena sudah dapat di pastikan dirinya akan bertemu dengan mantan tunangannya yang pengkhianat itu. Tapi mau bagaimana lagi, hanya di sana yang membuat mereka aman karena sebagian dari penghuni mulai dari pekerja dan pelanggan club itu sudah mengenal ketiganya.

Siap dengan riasan dan pakaian yang terlihat pantas untuk di gunakan ke club ketiganya keluar dari Apartemen dan kembali masuk ke mobil, Rima segera melajukan mobilnya menuju tempat tujuan mereka. Rima yang sibuk dengan kemudi, Mina yang sibuk menggerakkan kepala dan badannya mengikuti alunan music di radio dan Mesya yang sibuk dengan ponselnya, berkirim pesan dengan sang kekasih sampai tidak terasa bahwa mereka sudah sampai di parkiran club yang cukup luas.

Masih dapat Mesya ingat terakhir kali dirinya ke sini adalah satu minggu sebelum hubungannya dengan Aldrich berakhir dan ini adalah untuk pertama kalinya semenjak saat itu. Jujur saja Mesya sedikit ragu dan perasaannya tidak enak. Ia takut bertemu dengan Aldrich, ia masih belum siap bertemu mantan tunangannya itu, dan ia juga belum siap jika harus meladeni pria itu jika bertanya macam-macam.

Suara hingar bingar itu mulai terdengar saat Mesya dan kedua temannya masuk ke dalam. Lampu kerlap kerlip juga bau alcohol dan asap rokok masuk di penciumannya. Mata ketiganya di suguhkan dengan lautan manusia yang tengah menggerak-gerakan badan di area dance ploor mengikuti alunan musik yang sedikit menghentak yang di bawakan DJ di atas panggung kecil sana.

“Gila rame banget malam ini!” Mina berbicara sedikit berteriak karena teredam suara musik yang kencang.

Ketiganya duduk di kursi bar, seperti biasa bartender disana sudah mengenal ketiga perempuan cantik itu terutama Mina yang memang paling sering datang diantara dua teman lainnya.

“Lo ke mana aja, Sya baru keliatan lagi?” tanya si bartender itu dengan akrab

“Sibuk kerja gue,” jawab Mesya tidak sepenuhnya berbohong. Bartender itu mengangguk kemudian menyiapkan minuman pesanan Mina dan Rima.

“Minuman lo masih yang biasa kan, Sya?” tanya bartender itu. Mesya tersenyum dan mengangguk. Si bartender yang Mesya lupa namanya itu menaikan jarinya membentuk huruf ‘o’ kemudian mulai membuat minuman yang biasa Mesya pesan jika datang ke tempat ini.

Menatap sekeliling sambil menggerak-gerakan tubuhnya dengan ritme santai Mesya tak sengaja bertemu dengan manik mata biru milik Aldrich meski pencahayaan remang-remang tapi itu tidak membuat Mesya tidak mengenali sosok tampan yang sangat ia kenali.

Hanya beberapa detik mereka saling menatap sebelum akhirnya Mesya lebih dulu memutuskan kontak mata dan kembali menoleh pada bartender yang sepertinya baru selesai membuat minuman untuknya.

“Nih jus kiwi, khusus buat lo,” ucap si bartender seraya menyerahkan jus berwarna hijau itu pada Mesya yang menerimanya dengan senang dan tak lupa mengucapkan terima kasih.

“Hai, Sya long time no see.” Suara yang cukup di kenal ketiga perempuan itu cukup membuat ketiganya menoleh. Mesya yang memang di sapa menampilkan senyum tipisnya membalas sapaan itu.

“Gimana kabar kamu?” tanya suara yang sama, suara yang sebenarnya tidak ingin Mesya dengar saat ini. tapi mau bagaiman lagi tidak mungkin bukan jika dirinya kabur untuk menghindar?

“Kabar gue baik.” Seadanya Mesya menjawab, laki-laki yang tak lain adalah Aldrich itu mengangguk pelan beberapa kali sebelum akhirnya mendaratkan bokongnya untuk duduk di kursi tinggi yang bersebelahan dengan perempuan yang dulu dicintainya. Ah, bahkan mungkin perasaan itu masih ada hingga saat ini.

“Soal kejadian itu, gu--”

“Ah, sorry Al, gue susul Rima sama Mina dulu. Bye,” Mesya berkata dengan cepat sebelum Aldrich menyelesaikan katanya. Mesya menghindar, ya memang benar. Mesya tidak siap membahas kejadian itu, dan mungkin dirinya memang tidak ingin membahasnya. Beruntung kedua sahabatnya itu lebih dulu pergi menuju dance ploor jadi bisa di jadikan alasan untuk Mesya menyusul mereka dan menghindari mantan tunangannya.

Aldrich hanya bisa menatap kepergian Mesya dengan sendu, rasa bersalah juga penyesalan begitu menyiksanya selama beberapa bulan ini. Tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan wanita itu, selain karena kesibukannya bekerja juga karena rasa malu dan sungkan jika harus menemui perempuan cantik itu di rumahnya. Dan saat sekarang di pertemukan perempuan itu justru menghindar, tidak ada keberanian ia untuk mencegah karena itu hanya akan membuat mantan tunangannya semakin membenci dirinya.

Mengacak rambutnya frustasi akhirnya Aldrich bangkit dari duduk dan kembali ke tempat duduknya semula bersama teman-temannya yang lain. Dari tempatnya sekarang Aldrich dapat dengan jelas melihat Mesya yang tengah meliukkan tubuhnya mengikuti alunan musik di tengah-tengah lantai dance ploor bersama Rima juga Mina.

Jika biasanya ia selalu menemani perempuan itu menari, tapi kali ini ia hanya bisa menatap dari jauh meski sebenarnya ingin sekali menghampiri perempuan itu, ikut meliukkan tubuhnya sambil memeluk perempuan tercintanya seperti yang selalu mereka lakukan dulu ketika masih menjalin hubungan.

Mesya jelas menyadari laki-laki itu memperhatikannya tapi ia berusaha mengabaikan dan asyik bersama kedua temannya, menari kemudian tertawa saat ada beberapa orang yang bertingkah konyol dan lucu saat menari. Jangan lupakan bahwa ini adalah club malam tempat dimana banyak orang-orang mabuk, dan jangan lupakan pengaruh alcohol yang akan membuat si peminum menjadi setengah sadar dan tidak perduli dengan apa yang mereka lakukan termasuk hal konyol dan menjijikan sekalipun.

“Hallo, cantik.”

Terpopuler

Comments

Arik Kristinawati

Arik Kristinawati

iya bca pa2n tulis aja...ini novel cerita ringan,biar g bete urus kjaan kntorlah

2023-01-26

0

Evi Purvitasari

Evi Purvitasari

doyan ke club...clubbing.....duhh thorrrr...kok gini ya tokohnya

2021-08-09

0

Evi Purvitasari

Evi Purvitasari

meisya...terkesan cewek nakal

2021-08-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!