Chapter 2

Setelah hasil pengumuman bahwa dirinya di terima di kampus yang memang diinginkannya keluar, tidak sedikitpun Mesya merasa bahagia. Radit tidak lagi berada di sampingnya, tidak ada yang membuatnya semangat seperti saat mendaftar beberapa minggu lalu.

Hampir setiap hari di pagi dan sore hari Mesya selalu berdiri di depan jendela kamarnya menatap ke jendela sebrang sana yang selalu tertutup. Tak jarang air mata menetas mengiringi kerinduan yang gadis cantik itu rasakan. Pesan singkat yang laki-laki itu kirimkan tepat beberapa menit kepergiannya menjadi tanda perpisahan mereka dan sampai sekarang pesan itu selalu Mesya baca berulang kali meski nomornya sudah Radit blokir tepat ketika Mesya sudah membaca pesan tersebut. Pesan yang hanya berisikan permintaan maaf juga kata perpisahan itu hingga saat ini tetap selalu membuat air matanya menetes.

Hari-hari Mesya jalani dengan berat meski ada beberapa teman baru yang kini mulai dekat dengannya, juga teman semasa SMA dulu masih ada beberapa yang kuliah di kampus yang sama termasuk teman dekatnya sejak di SMA dulu, tapi tetap saja sepi itu tidak bisa terobati karena Mesya menginginkan kehadiran Radit di sisinya.

Rima dan Mina adalah sahabat terdekatnya sedari SMA dulu, tak jarang mereka menghibur Mesya, mengajak hangout atau apapun itu untuk menghibur sang sahabat namun tak juga berhasil keduanya lakukan. Mereka cukup paham dengan kesedihan yang sahabatnya rasakan meski tidak bisa berbuat banyak untuk perempuan cantik itu yang kini lebih sering murung.

Tidak sedikit laki-laki yang mendekati Mesya mulai dari seangkatan hingga kakak tingkat yang terang-terangan menyukainya bahkan mengungkapkan perasaannya. Tapi Mesya bukanlah tipe perempuan yang mudah di dekati hingga akhirnya satu persatu dari mereka mundur dengan teratur, menyerah karena tidak juga mendapat respon.

Hanya Aldrich yang tetap bertahan hingga saat ini berada di samping gadis cantik itu. laki-laki keturunan Inggris-Amerika itu sudah lama tinggal di Indonesia bersama Ibu dan juga adik-adiknya, sedangkan ayahnya sudah lama meninggal. Bukan karena jurusan dan jadwal mereka yang sama namun juga karena Aldrich memang sudah menyimpan rasa pada gadis cantik itu sejak awal mereka masuk kampus.

Kemana pun perempuan itu melangkah, maka Aldrich akan berada di sampingnya, awalnya Mesya merasa risi dan sudah sering kali menyuruh laki-laki itu menjauh tapi Aldrich tetap lah Aldrich yang tidak akan menyerah begitu saja. Hingga akhirnya Mesya terbiasa dengan keberadaan laki-laki bule tersebut.

Waktu memang terus berjalan hingga membuat Mesya kini merasa terbiasa dengan ketiadaan Radit di sampingnya. Benar apa yang di katakan Rima bahwa dirinya hanya membutuhkan waktu untuk terlepas dari bayang Radit dan keluar dari kesedihannya.

Dua tahun berlalu tak ada satu pun kabar yang terdengar tentang mantan kekasihnya, semua akun media sosial milik laki-laki itu tidak sekali pun aktif dan laki-laki itu seperti benar-benar menghilang dari peradaban.

Hari ini Aldrich mengajaknya untuk makan siang di sebuah café yang tidak jauh dari kampus sambil menunggu jadwal selanjutnya. Rima dan Mina tidak ikut karena kebetulan kedua perempuan itu hari ini tidak memiliki jadwal kuliah seperti Mesya. Teman-teman Aldrich, Rasya dan Delon juga tidak ikut karena kedua laki-laki playboy itu lebih memilih makan di kantin untuk mencari mangsa cewek cantik untuk dijadikannya sebagai gandengan baru.

Aldrich adalah laki-laki baik hati yang ramah namun juga tegas dan tidak banyak bicara. Perlakuannya yang membuat Mesya nyaman, karena meskipun laki-laki itu berasal dari luar negeri tapi tetap masih berlaku sopan dan menghormati perempuan, itu jugalah alasan Mesya kini sedikit demi sedikit membuka hati untuk laki-laki itu meski statusnya masih belum resmi menjadi sepasang kekasih.

“Sya, kamu mau pesan apa?” tanya Aldrich seraya membuka-buka buku menu.

“Jus manga sama waflle sandwich aja, Al.” laki-laki itu mengangguk kemudian bangkit dari dudunya, berjalan menuju tempat pemesanan dan setelah itu kembali lagi untuk duduk di depan Mesya yang tengah memainkan ponselnya.

Tak lama pesanan mereka sampai, keduanya menikmati makanan masing-masing dengan sesekali diselingi obrolan ringan mengenai perkuliahan hingga masalah pribadi yang mana laki-laki itu kembali membahas perasaannya.

“Al, aku minta maaf jika selama ini tidak juga memberimu kepastian. Bukan perasaan kamu yang aku ragukan, tapi aku yang masih ragu pada diriku sendiri.”

“Apa yang membuatmu ragu?” tanya Aldrich penasaran.

“Entah.” Mesya menggelengkan kepalanya tak yakin.

“Apa tidak ingin mencoba lebih dulu?” tawar Aldrich membuat perempuan di depannya mendongakan kepala menatapnya dengan kening berkerut.

“Apa menurutmu perasaan itu untuk ajang coba-coba?” dengan cepat Aldrich menggeleng dan menatap wanita di depannya dengan tatapan lembut.

“Apa kamu akan langsung mengatakan menyukai makanan itu tanpa mencobanya?” laki-laki tampan itu balik bertanya.

“Kita tidak akan pernah tahu juga tidak akan pernah menyukai rasanya jika kita belum mencoba.”

Mesya diam, mencerna yang diucapkan laki-laki di depannya. Setelah mengerti dengan maksudnya barulah ia menatap Aldrich yang juga tengah menatapnya.

“Apa boleh aku mencoba?” tanyanya dengan ragu. Aldrich tersenyum, menggenggam lengan Mesya yang nganggur di atas meja.

“Apa kamu mau mencobanya denganku? Aku janji akan memberikan yang terbaik untuk kamu,” ucap Aldrich dengan tulus. Dua detik selanjutnya Mesya mengangguk yang membuat laki-laki tampan itu mengembangkan senyumnya begitu lebar.

♥♥♥

Hari-hari baru yang Mesya jalani kini lebih berwarna, hubungannya dengan Aldrich yang sudah berjalan satu tahun lebih, laki-laki itu benar-benar memberi semangat dan harapan baru untuk Mesya. Aldrich begitu sabar dan penyayang, Mesya beruntung mendapatkan laki-laki sebaik dia. Semakin hari kebersamaan yang selalu mereka jalani sedikit demi sedikit membuka hati perempuan cantik itu, kini bukan lagi rasa nyaman yang Mesya rasakan tapi juga rasa sayang yang mulai tumbuh untuk laki-laki bule itu.

“Yang?”

“Hemm,”

“Sayang?”

“Ada apa, Al?” tanya Mesya dengan lembut dan senyum yang begitu manis.

“Aku nya jangan dicuekin gitu dong, kamu mah kebiasaan kalau udah nonton drama-drama gitu lupa banget sama aku!” rajuk Aldrich cemberut.

“Sebentar ya, selesai kok habis ini.” Mesya menatap kekasihnya itu dengan tatapan sayang, tatapan yang selalu membuat Aldrich luluh.

Satu jam kemudian drama yang kekasihnya itu tonton akhirnya berakhir membuat ia menghela napas lega dan senyumnya mengembang dengan tampan. di rumah hanya ada mereka berdua karena Rasti tengah keluar mengurus pekerjaannya yang mendadak memanggil.

“Mata kamu gak perih, Yang hampir tujuh jam loh kamu nonton?” gelengan adalah jawaban yang Mesya berikan.

“Aku lapar, Al,” ucap gadis cantik bermata almon itu dengan manja. Aldrich mengacak gemas rambut panjang Mesya dengan gemas, melayangkan kecupan di pipi gadis itu kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana dan segera membuka aplikasi untuk memesan berbagai makanan yang diinginkan sang kekasih.

Mesya suka dengan kepekaan Aldrich, ia hanya perlu berkata singkat seperti itu dan Aldrich akan langsung memesan tanpa banyak bertanya lagi. Berhubungan hampir dua tahun membuat Aldrich tahu bahwa wanita yang menjadi kekasihnya itu tidak sedikit pun bisa memasak. Tapi meski begitu Aldrich tidak keberatan karena ia mencintai wanita itu dengan apa adanya bukan ada apanya. Bisa atau pun tidak wanita itu memasak bukan sesuatu yang penting baginya apa lagi di zaman sekarang yang sudah banyak restoran mulai dari kelas teri hingga kelas kakap, tidak akan membuatnya kelaparan.

Di awal berpacaran memang Mesya merasa minder karena tidak memiliki keahlian sebagaimana seharusnya perempuan bisa. Beruntung ia berpacaran dengan Aldrich yang mampu menerima kekurangannya.

Terpopuler

Comments

Praised93

Praised93

terima kasih👍

2023-11-01

0

FURI AMINSARI

FURI AMINSARI

enak banget ya kuliah cuma 3 tahun doang...

2021-07-08

0

KANG ● NGOPI

KANG ● NGOPI

kasian aldrich

2021-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!