Sore hari minggu, Semua santri biasanya banyak yang di jenguk oleh orang tua mereka. begitu juga dengan khalisa, Tia, Dian dan rima. Tapi sepertinya bang kahfi dan abi-nya tidak datang minggu ini untuk menjenguk dirinya.
Tapi Khalisa tidak mempermasalahkan itu, ia mengerti bang Kahfi pasti sedang sibuk dan sang abi tidak bisa kesini karena tidak ada bang Kahfi yang menemaninya.
Ketika semua teman-temannya menyambut kedatangan kedua orang tua mereka, khalisa memiliki untuk menjauh dari tempat kunjungan. ia duduk di tempat yang sering dia duduki bersama sang Abang ketika abangnya berkunjung.
" Pantes Abang cari di tempat biasa santri nunggu kamu tidak ada, ternyata kamu disini." Kata Kahfi berdiri di belakang khalisa.
" Abang, aku kura Abang tidak datang berkunjung " Khalisa memeluk bang Kahfi, biasanya Kahfi akan mengabari terlebih dahulu sebelum datang berkunjung.
" lepas dulu dong, masa udah punya suami kayak gini masih nangis " ejek Kahfi.
" Abang aaa" khalisa memukul pelan tubuh kakaknya.
" Hehe Abang bercanda, ini Abang bawa es krim" khalisa menerima es krim itu dan makan bersama seperti yang sering mereka lakukan.
" dek?"
" hm "
" Mungkin untuk kedepannya kita tidak bisa lagi seperti ini" kata Kahfi sedu. Mungkin ini terakhir kalinya mereka melaku ini di pesantren, makan es krim ketika berkunjung.
" maksud Abang? Apa Abang mau keluar negeri?" tanya khalisa menghentikan makannya.
" Tidak .... Abang tidak keluar negeri atau kemana pun, Abang akan tetap disini "
" Lalu kenapa kita tidak bisa melakukan ini kedepannya?" tanya khalisa bingung. Kalau Kahfi tidak kemana-mana lalu kenapa dia tidak bisa melakukan ini, kedepannya.
Kahfi tersenyum pada khalisa " Karena suamimu yang akan mengantikan posisi abang" air matanya keluar begitu saja. " Maaf Abang menangis hehe " Kahfi berusaha memperlihatkan senyum nya.
" Apa suamiku sudah pulang?" Tanya khalisa dengan mata berkaca-kaca.
" iya, dia sudah pulang kemarin. Dan hari ini dia sudah bertemu Abi " Kahfi tidak bisa menahan tangisnya, sekarang ia akan benar-benar harus melepas adik satu-satunya.
" Apa dia datang untuk meminta ku bang?" tanya Khalisa tidak berbeda jauh dengan Kahfi ia juga menagis.
" Iya, dia meminta mu hari ini" Dengan sekuat tenaga Kahfi menguatkan hati. Keduanya sama-sama terdiam dalam tangisannya, memberikan ke kuatan satu sama lain. khalisa bersandar di pundak Kahfi.
" Bang, kenapa setelah makan es krim kita selalu berakhir seperti ini?"
" Abang juga bingung, kenapa kita selalu berakhir seperti ini"
Hari ini Suaminya meminta dirinya secara langsung pada Abi dan Abangnya, itu artinya ia harus siap menjalani ini semua. tapi bagaimana dengan sekolah nya kalau ia ikut dengan suaminya?.
" bang,... kalau aku ikut suamiku sekarang, bagaimana dengan pendidikanku yang hanya tinggal menghitung bulan?"
" Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu semua, suamimu tidak melarang mu untuk menyelesaikan pendidikanmu, suami malah bilang, kau harus menyelesaikan pendidikan terlebih dahulu."
" Tapi tadi Abang bilang, kalau beliau memintaku tadi, itu artinya, beliau mengajakku untuk tinggal bersama bukan?"
" iya kau benar, dia mengajakmu untuk tinggal bersama. Tapi suamimu tidak memaksa mu untuk tinggal bersamanya untuk saat ini."
" kenapa bang? Apa kami tidak masalah kalau terlalu lama berpisah?"
Kahfi menghela napas " Seharusnya kalian tinggal bersama sekarang. sudah cukup satu tahu kalian berpisah. dan seharusnya kalian juga harus saling mengenal satu sama lain. Apa kamu pernah melihat wajah suami mu?"
Khalisa menggelengkan kepalanya " Abi hanya memberikan Poto ini" Khalisa menunjukkan Poto yang selalu ia bawa kemana-mana pada Kahfi.
" Abi sangat curang sekali, Abi memberikan suamimu Poto mu yang terlihat wajahmu disana, dan kau hanya di berikan poto tanpa bisa melihat wajahnya"
" Berarti suamiku tahu wajah ku bang? " Kahfi mengangguk kepalanya. " Huu ini curang, seharusnya aku juga mendapat Poto yang sama" ucap khalisa cemberut.
" Tapi itu sudah tidak berlaku dek, kau bisa menemuinya sekarang" kata Kahfi membuat Khalisa tidak cemberut lagi.
" Apa beliau ada di sini?" tanya khalisa antusias.
" iya dia ada sini. Abi juga ada disini bersamanya. "
" dimana? aku ingin menemuinya"
" Wah, abang lihat dari raut wajah mu, sepertinya posisi Abang akan tergeser dengan kehadiran suamimu" sedikit sakit melihat wajah adiknya yang seperti itu, rasa cemburunya tiba-tiba ada pada suami adiknya ini.
" Posisi Abang berbeda dengannya, sampai kapan pun Abang tidak akan pernah tergantikan. Baiklah aku tidak akan menemuinya. " Khalisa tidak mau menyinggung perasaan Abangnya.
" Kenapa tidak jadi? tadi sangat antusias sekali "
" Aku tidak mau membuat Abang merasa tersingkir kan, atau apapun itu"
" Aku hanya cemburu, sekarang ada laki-laki selain Abi dan Abang di hati mu"
****
Pertemuan singkat dengan Kahfi sore tadi memenangkan hati khalisa, Walaupun ia tidak bertemu dengan sang Abi itu masalah, mungkin abi-nya memiliki urusan yang penting.
Khalisa cukup heran, kenapa abi-nya tidak bisa menemuinya dan juga Suaminya, padahal mereka berada di lingkungan yang sama, pesantren.
" Sa, kamu terlihat banyak pikiran, Apa ada masalah?" Tanya rima, yang dari tadi melihat khalisa yang terus saja melamun..
" Aku baik-baik saja Rima, kamu tidak perlu khawatir." Jawab khalisa.
" Kamu tidak biasanya seperti ini khalisa, cukup tiga tahun kurang beberapa bulan ini untuk mengenal mu." Tidak biasanya khalisa bersikap seperti ini.
Khalisa tersenyum melihat taman yang sudah ia anggap saudara " Ada sesuatu yang menggangu pikiran ku, tapi aku tidak bisa menceritakannya pada mu untuk saat ini" khalisa juga bingung haruskah dia bercerita tentang apa yang menggangu pikirannya sebenarnya.
"Baik lah aku tidak akan memaksa kau untuk bercerita" ucap Rima tidak mau memaksa. " Sebentar lagi azan magrib, lebih baik sekarang kita ke masjid " Ajak Rima.
Keduanya menuju masjid, Tia dan dian lebih dulu ke masjid karena mereka ada piket hari ini. Tidak jauh dari mereka, terlihat Gus Yusuf sedang berjalan menuju masjid bersama Abang dan abi Khalisa.
" Sa, bukanya itu bang Kahfi ya?" Tanya Rima memastikan apa yang dirinya lihat.
" iya itu bang Kahfi, tapi tadi bang kahfi sudah pamitan untuk pulang. kenapa ia masih di sini dan itu juga Abi. "
" Apa Abi mu sama pak kyai bestian sa?"
" Aku juga tidak tahu rim, mungkin Abi ada urusan sama pak kyai"
Tiga .... terdengar suara teriakan dari pengurus pondok pertanda mereka harus segera masuk dalam masjid. Dangan sedikit berlari keduanya menuju masjid.
" Alhamdulillah, kita hampir saja kena hukuman. "
" hampir saja."
Selesai melaksanakan sholat Magrib berjamaah, mereka tidak langsung ke kamar mereka. biasanya akan ada ngaji bersama dan juga pembacaan kita bersama.
" Khalisa kamu di panggil ummi untuk ke ndalem setelah sholat isya" Ucap salah satu santri yang sedang menjalankan piket.
" terimakasih mbak, nanti saya kesana. "
" Aku lihat-lihat, sekarang kamu sering di panggil ke ndalem deh sa, sama ummi, Apa ini yang kamu pikirkan tadi?"
" Tidak rim, ummi mungkin sedang membutuhkan bantuan ku. Beliau juga tadi memanggilku untuk membantu beliau"
" Oo aku kira kamu sedang dalam masalah. "
" Hai, kenapa kalian berdua hanya berbicara, baca kitab kalian"
" Baik Ustadzah" Jawab Rima dan Khalisa menundukkan kepalanya, dan membaca kitab yang ada di tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
bunda nYunyun🍭🍭
lanjut thor..episode ini bkin terharu,,kedekatan abang ma adek..
2023-11-08
0
lanjut lgi
2023-06-06
1
Sulastri Oke86
lanjut lagi kak
2023-06-06
1