Hari libur paling enaknya duduk di bangku taman, menenangkan pikiran dan mendamaikan hatinya. Beberapa lama Khalisa, Tia, Dian dan rima duduk disini, ustadz Ismail mendekat kearah mereka.
" Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam warahmatullahi" Jawab mereka berempat menundukkan kepalanya.
" bisa bicara sebentar dengan khalisa?"
" Maaf ada apanya ustadz?" tanya khalisa, walaupun laki-laki di depannya ini teman Kahfi tapi Khalisa selalu menolak ajakan darinya, berbentuk apapun. karena bukan mahramnya.
" Tidak ada, hanya ingin ngobrol sebentar."
" Maaf ustadz saya tidak bisa" tolak khalisa.
" Hm, saya hanya ingin memberikan mu ini. " Ustadz Ismail mengeluarkan sebuah coklat dan memberikannya pada khalisa.
" Maaf saya tidak bisa menerimanya ustadz..." Tolak khalisa secara halus, sedang tiga orang yang sedang menyaksikan itu hanya terdiam melihat Khalisa menolak pemberian ustadz Fikri.
" Kenapa ini hanya sebuah coklat"
" Tapi maaf saya tidak bisa menerima ustadz, karena satu dan lain hal. Maaf"
" Kamu boleh memberikan coklat ini pada teman mu, tapi terima ini dulu" ustadz Fikri terus memaksa Khalisa untuk menerima Coklat itu.
" Baik ustadz, saya terima. " Jujur khalisa sangat risih dengan ini semua, melihat ustadz Fikri memaksanya seperti ini, dan terpaksa menerima coklat itu.
" Kalau begitu saya pamit.... assalamualaikum warahmatullahi "
" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh " Jawab mereka berempat.
" Astaga gila, ustadz Fikri pemaksa banget " Ucap Tia yang dari tadi sudah geram melihat ustadz Ismail memaksa Khalisa untuk menerima Coklat itu. tapi dia tidak bisa langsung ngomong di depan ustadz Ismail tadi, karena itu tidak sopan.
" Bener banget, baru tahu aku sumpah." Dian juga kesal melihat ustadz Ismail.
" Kamu sering di paksa seperti ini sa?" tanya rima
" Gak, ini pertama kalinya beliau memaksa ku menerima pemberiannya"
" Gila emang ustadz fikri" Mereka tidak habis pikir.
" ini buat kalian, mumpung gratis. " Khalisa memberikan dua coklat yang berukuran besar pada mereka bertiga.
"Beneran kamu gak mau sa?"
" Buat kalian saja." Karena Khalisa tidak bisa menerima pemberian dari orang lain, selain suaminya nanti.
" Khalisa, kamu di panggil sama ummi, di suruh ndalem " ucap salah satu pengurus yang menghampiri mereka.
" Terimakasih, saya kesana sekarang." Jawab khalisa " Kalian nikmati coklat, aku mau ke ndalem dulu"
" Gak mau di temani?"
" gak perlu, cuma ke ndalem."
***
" nak khalisa ummi boleh minta tolong?" Tanya ummi Salma.
" insyaallah bisa ummi" Jawab khalisa, dia juga tidak akan bisa menolak permintaan ummi Salma, karena ummi Salma sudah menjadi ummi nya di sini.
" Tolong ambilkan pakaian kotor Gus Yusuf di kamarnya, dan bisakah kamu mencucinya?" Khalisa mematung mendengar permintaan ummi Salma. dia tidak mungkin melakukan itu, karena ia pasti sangat bersalah pada suaminya. tapi di sisi lain juga khalisa tidak bisa menolak.
" Bisa ummi. kalau boleh tahu Gus Yusuf.... apa beliau ada di kamar?" Tanya Khalisa hati-hati.
" Dia ada di kamarnya nak, tidak apa-apa ummi tadi sudah mengabarinya kalau ada santri yang akan mengambil pakaian kotornya " ummi Salma bisa melihat wajah gugup khalisa dan rasa takutnya.
" Kalau begitu Khalisa ke kamar Gus Yusuf dulu ummi" Pamit Khalisa, walaupun takut dan gugup ia terus menjalan apa yang di suruh ummi Salma.
tok tok
Khalisa dengan setia menunggu pintu kamar untuk terbuka. Dengan perasaan yang sangat gugup dan sangat gelisah ia terus mematung di depan pintu.
" Iya ada apa?" tanya Gus Yusuf setelah membuka pintu kamar. Senyum nya terukir melihat istrinya berdiri di depan pintunya.
" Saya di suruh mengambil baju kotor Gus sama ummi" Kata khalisa cepat dengan menundukkan kepalanya.
" Masuk saja, baju kotornya ada di dalam kamar mandi" Jawab Gus Yusuf dan sedikit memberikan khalisa jalan masuk..
" Maaf Gus.... bisakah anda yang membawa baju kotornya kesini? "
" Tidak bisa, kamu bisa masuk sekarang mengambil sendiri!" suruh Gus Yusuf dan ia masuk ke dalam kamarnya.
Khalisa terus mematung didepan pintu, Bagaimana ini? apa yang harus dia lakukan? dia sangat gugup.
" bang Adnan maafkan Khalisa." khalisa menghela nafasnya dan masuk kedalam kamar setelah mengumpulkan keberaniannya.
" Assalamu'alaikum" ucap khalisa ketika sudah masuk kedalam kamar dan di jawab pemilik kamar.
" waalaikumsalam warahmatullahi, kamar mandinya sebelah sana "
Dengan perasaan yang tidak keruan khalisa mengambil semua baju kotor itu, dan dengan perlahan ia keluar dari kamar.
" terimakasih" Ucap Gus Yusuf sangat lembut.
" iya... Gus. " Jawab khalisa sangat gugup.
***
Khalisa mencuci semua baju Gus Yusuf dan Khalisa juga tidak henti-hentinya meminta maaf pada suaminya.
" Bang Adnan maafkan Khalisa, andai kita tidak berpisah, dan pernikahan kita tidak di sembunyikan seperti ini, mungkin baju laki-laki yang aku cuci untuk pertama kalinya itu kau buka baju laki-laki yang sekarang aku cuci ini. Maafkan aku. "
Semenjak abi-nya mengatakan kalau dirinya sudah menikah dan Suaminya sedang melanjutkan pendidikannya, khalisa menerima dengan ikhlas walaupun ia belum pernah melihat wajah suaminya.
Beberapa dengan Gus Yusuf, mertuanya memberikannya Poto yang utuh, memperlihatkan wajah Khalisa. sedangkan dirinya, sang Abi hanya memberikan Poto pemuda yang di ambil dari belakang, tidak memperlihatkan wajahnya.
" Maafkan Khalisa bang Adnan" Dia juga di beritahu kalau nama Suaminya Adnan, sang Abi tidak memberitahu nama lengkapnya. Jadi Khalisa yang bisa menyebut separuh dari nama suaminya di setiap doanya.
Sementara di dalam ndalem, ummi Salma mendatangi putranya di dalam kamar. " Bagaimana? apa keputusan mu?"
" Entah ummi, dia sangat gugup ketika berdekatan dengan ku tadi padahal jarak kami sedikit jauh."
" Apa hanya itu yang membuat mu masih ragu mengajaknya untuk tinggal bersama?" Gus Yusuf mengangguk.
" apa perlu kita memberi tahu yang sebenarnya?"
" Tidak perlu ummi, kita tunggu sampai khalisa tamat saja ummi. aku tidak mau menganggu pendidikannya. "
" Tapi sudah cukup satu tahun kalian berpisah, tidak baik untuk suami istri berpisah terlalu lama. "
" Aku mengerti ummi, tapi aku tidak mungkin egois. aku sudah menyelesaikan pendidikan ku, dan dengan sesuka hati ku menyuruhnya ada di sampingku sedangkan ia masih belum menyelesaikan pendidikan nya, ini pasti akan berdampak pada pendidikannya. "
" Menurut ummi, tidak akan ada masalah dengan pendidikan Khalisa, ummi bisa menyuruh khalisa manjadi santri ndalem agar ia bisa tinggal disini. "
" Tapi apa dia menerima pernikahan ini ummi?" tanya Gus Yusuf, apakah Istrinya menerima pernikahan mereka, mengingat khalisa pernah menanyakan tentang sah kah pernikahan yang tidak di datangin mempelai wanita. dan itu terjadi pada pernikahan mereka.
" Apa kamu tidak melihat cincin yang melingkar di jari manis menantuku"
" Tidak, aku tidak memperhatikan jarinya."
" kau hanya memperhatikan wajah istrinya mu bukan? ummi sudah duga itu. " ummi Salma menggoda Anaknya. " Jangan terlalu lama mengambil keputusan. ummi pamit keluar dulu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
bunda nYunyun🍭🍭
aq jdi gemeshhh
2023-11-08
0