Kurang Peka

Saras menaikkan sudut bibirnya. "Aku juga tahu kalau kau itu lelaki. Jika perempuan, aku tidak akan pernah mau menyewamu!" kata Saras pada Hyung.

Hyung akhirnya diam. Ia tidak menjawab lagi. Ia mulai menyadari bagaimana sikap Saras yang sebenarnya. Jika Saras tidak suka ditantang seseorang. Pada akhirnya Hyung pun hanya diam.

Esok harinya...

Petang hampir saja tiba. Tak terasa sudah satu minggu Hyung menjadi pacar sewaan Saras. Atau mungkin lebih tepatnya pembantu rumah tangga. Karena sampai detik ini mereka belum melakukan apa-apa. Hanya sebatas tinggal serumah dan seatap. Dan kini Hyung sedang beristirahat sebentar sehabis membersihkan rumah. Ia menonton berita di televisi. Tapi tak lama kemudian sebuah dering ponsel menyadarkannya.

"Halo?" Hyung pun menjawab teleponnya.

"Kau di mana, Nak? Kau sudah berangkat ke cabang lama?" Ternyata ibu Hyung lah yang menelepon.

"Em sudah, Bu. Sudah seminggu yang lalu. Ada apa menelepon? Tumben?" tanya Hyung kepada ibunya.

Sang ibu menghela napasnya. "Ibu ingin mengajakmu makan malam. Ibu kira masih di dalam negeri. Ternyata sudah berangkat," kata ibunya lagi.

Hyung terkejut mendengar hal itu. "Yang benar, Bu?! Ibu ingin mengajak ku makan malam? Apa ini mimpi?" Hyung pun merasa bermimpi.

Ibu Hyung terdiam sejenak di sana. Ia tahu jika kata-kata putranya bukanlah kata-kata yang tulus dari hati. Melainkan sindiran baginya yang selalu sibuk dari pagi ke pagi.

"Maafkan ibu, Nak. Ibu akan memperbaiki semuanya. Selepas kau memimpin cabang, ibu akan ke sana." Sang ibu berjanji.

Hyung mengangguk. "Kalau begitu aku tunggu, Bu." Hyung berharap. Tak lama telepon mereka pun terputus.

"Vi, aku pulang!"

Bersamaan dengan itu terdengar suara Saras yang mengetuk pintu. Hyung pun segera menuju pintu untuk membukakannya.

"Saras, kau sudah pulang?" Hyung menyapa Saras. "Tadinya aku ingin menjemputmu," kata Hyung lagi.

Saras terlihat jutek. "Apa terburu membagi waktu untuk dua orang?" tanyanya lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

Eh?! Hyung pun tak mengerti maksud Saras.

"Apa maksudmu, Saras? Membagi waktu untuk dua orang? Aku tak mengerti."

Hyung pun meminta penjelasan dari Saras. Namun, Saras tidak juga menjawabnya. Yang mana membuat Hyung semakin penasaran.

"Saras, katakan. Jangan buat aku penasaran. Apa maksud perkataanmu tadi?" tanya Hyung lagi.

Saras menoleh ke arah Hyung. "Vi. Aku ingin kau hanya milikku selama enam bulan ini. Aku tidak ingin melihatmu menerima telepon dari seseorang." Saras akhirnya jujur kepada Hyung.

Hyung terdiam. Memerhatikan raut wajah Saras. "Saras, maaf. Tadi ibuku yang menelepon." Hyung pun jujur kepada Saras.

"Sampai gembira seperti itu?" tanya Saras lagi.

Hyung mengangguk. Tapi...

"Sudahlah. Aku mau istirahat." Saras pun terlihat lelah untuk berbicara lagi.

"Saras ...."

Hyung pun menyebut pelan nama Saras. Ia tak merasa enak hati karena telah membuat Saras terlihat lelah. Tapi ia juga tidak bisa memaksa Saras untuk bicara lagi padanya. Hyung merasa bersalah.

Apakah dia cemburu?

Hyung pun bertanya-tanya sendiri.

Satu jam kemudian...

Hyung mondar-mandir di depan jendela kamar Saras. Ia ingin melihat Saras yang sedang berada di dalam kamarnya. Hyung kepikiran dan tak bisa tidur karena perasaan bersalah. Pada akhirnya Saras pun terbangun dan melihat Hyung. Tapi karena keadaan lampu kamar mati, ia tidak bisa melihat jelas siapa di luar sana.

"Siapa kau?! Berani-beraninya ingin mencuri!" Saras pun segera keluar rumah sambil membawa gagang sapunya. Ia memukuli Hyung.

"Sa-saras, ini aku. Vi!" Hyung pun berkata seperti itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!