Hyung melirik ke arah Saras. Terdiam sejenak lalu tersenyum. "Saras, kau ingin tahu tentangku?" Hyung balik bertanya kepada Saras.
Saras mengangguk. "Sejujurnya iya. Karena Elen mendapatkan pacar yang di luar ekspektasinya dari situs itu," katanya.
"Lalu kau ingin pria yang bagaimana? Aku akan memenuhinya. Lagipula ini pertama kalinya aku menjual diri di situs itu." Hyung mengatakan.
"Apa kau mengalami kesulitan keuangan?" Saras ingin tahu.
Hyung merapatkan bibirnya, berpikir sejenak atas pertanyaan Saras ini. "Em ... tidak juga. Mungkin hanya sekedar coba-coba," jawab Hyung sedikit ragu.
Saras terlihat terdiam sejenak mendengar jawaban ini. "Vi." Ia kemudian menyebut nama Hyung lagi.
"Ya?" Hyung pun menjawabnya.
"Kau pernah berciuman?" tanya Saras ingin tahu.
Saat itu juga Hyung terdiam dan menghentikan pewarnaan desainnya. "Kau ingin kita berciuman?" tanya Hyung dengan raut wajah harap-harap cemas.
Saras melipat kedua tangan di dada. "Di perjanjian mengatakan pihak pembeli bisa meminta pria sewaannya melakukan apa saja. Apa kau keberatan jika aku menginginkannya?" tanya Saras, memancing Hyung.
Saat itu juga Hyung menelan ludahnya. "Kau yakin? Kita baru saja kenal?" Keringat dingin itu pun mulai bermunculan di dahi Hyung.
Saras seperti ingin menggoda Hyung. Ia semakin menjadi-jadi dengan mendekatkan dirinya ke tubuh Hyung. Kedua lengan mereka pun akhirnya bersentuhan yang mana membuat debaran jantung Hyung tak karuan. Hyung tak mengerti mengapa bisa seperti ini. Ia pun melihat wajah Saras yang dekat sekali.
Wanita ini agresif. Apakah dia benar-benar menginginkannya?
Hyung pun diliputi rasa penasaran akan Saras yang sebenarnya. Ia baru kali ini melihat wanita agresif. Dan entah mengapa Hyung merasa risih dengan keadaannya sendiri. Ia adalah pria normal yang menyukai wanita. Hyung khawatir akan lupa dengan tujuan awalnya. Sementara Saras seperti tidak memedulikan dirinya yang sudah gemetaran karena didekati.
"Kau harus siap jika suatu saat aku meminta hal itu kepadamu."
Saras mengatakannya lagi. Saat itu juga Hyung seperti tidak bisa bergerak sama sekali. Perkataan itu seolah tidak memberi jalan bagi Hyung untuk lari dari godaan Saras. Hyung pun menelan ludahnya berulang kali.
"Aku harap kau tidak akan menyesal." Hyung pun akhirnya berkata seperti itu.
Saras mengembuskan napas lalu berdiri dari hadapan Hyung. "Kita lihat saja nanti."
Ia seakan menerima tantangan dari Hyung. Sedang Hyung entah mengapa mulai kurang fokus. Suara lembut Saras dan penekanan intonasi yang menggoda itu membuat degup jantungnya melaju kencang. Hyung berhasil tergoda oleh Saras. Ia pun mencoba mengalihkan apa yang ada di pikirannya.
Ini tidak baik. Bisa-bisa aku lepas kendali.
Beberapa hari kemudian...
Malam telah datang. Hyung pun baru selesai mencuci pakaian. Ia melihat sendiri bagaimana pakaian dalam milik Saras yang berenda. Ia pun tersenyum-senyum sendiri melihatnya. Ternyata selera Saras memang seperti wanita penggoda.
Dia itu ... menggemaskan.
Tak lama rintik-rintik hujan pun mulai turun. Semakin lama semakin besar dan besar lagi. Hujan akhirnya mengguyur ibu kota. Hyung pun melihat jam di dinding rumah. Dan ternyata sudah pukul tujuh saja.
Dia pasti lembur di kantor. Aku harus menjemputnya.
Hyung pun lekas mengambil jaket dan juga payung untuk menjemput Saras malam ini. Ia tidak bisa membiarkan Saras kehujanan dan pulang sendiri. Hyung mulai menunjukkan perhatiannya yang murni.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments