Tidak Hadir

Dua bulan kemudian...

Tiba saatnya bagi Hyung untuk wisuda atas gelar S1-nya. Tapi sayang, sang nenek tidak bisa ikut menghadiri acara karena faktor kesehatan yang memburuk. Nenek Hyung berdiam diri di rumah karena rasa pusing yang begitu berat dirasakannya. Hyung pun akhirnya berangkat sendiri ke acara tersebut tanpa ada yang menemaninya. Rencana ibu dan ayah Hyung akan segera menyusul putranya.

Ayah dan ibu Hyung sangat sibuk mengumpulkan pundi-pundi emas di setiap harinya. Mereka jarang bisa bertemu dengan Hyung ataupun neneknya. Untuk pertemuan satu bulan sekali pun hanya bisa dilakukan lewat video call keluarga. Sedang untuk bertatap muka langsung hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun. Tentunya di setiap hari raya. Maka dari itu Hyung sudah terbiasa hidup tanpa kedua orang tuanya.

"Hyung Kimra dari fakultas Bisnis dan Manajemen berhasil menyelesaikan studi S1 tepat pada waktunya. Silakan kepada Ananda Hyung maju ke atas panggung dan menerima penghargaan."

Dan begitulah yang dikatakan oleh dosen pembaca acara wisuda kali ini. Hyung dengan busana wisudanya pun naik ke atas panggung untuk menerima sertifikat penghargaan dari pihak kampusnya. Tampak raut semringah menghiasi wajahnya. Hyung berhasil menyelesaikan studi S1-nya dengan nilai yang memuaskan.

Nenek, aku berhasil!

Ia pun mengangkat sertifikat dan toga itu di hadapan para wisudawan dan wisudawati yang hadir. Hyung begitu gembira sekali. Ia ingin cepat pulang dan mengabarkan kegembiraan ini.

Beberapa jam kemudian...

Ayah dan ibu Hyung datang di akhir acara dan berfoto bersama putra semata wayangnya. Kedua orang tua itu melakukan penerbangan dari luar negeri untuk menghadiri acara wisuda putranya. Tapi rupanya kedatangan mereka tidak membuat Hyung bahagia. Hyung ingin neneknya lah yang hadir di sana. Tapi ternyata sang nenek tidak bisa.

Kini Hyung baru saja sampai di rumah neneknya. Ia pun lekas-lekas keluar dari mobil sambil membawa toga dan bunga. Hyung berniat memberikan semua itu kepada neneknya. Namun, keadaan rumah menjelang siang ini tampak sepi. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Hyung pun segera memanggil neneknya.

"Nenek, aku pulang! Aku membawa toga!"

Dengan semringah Hyung mencari neneknya. Sedang sang ibu dan ayah menyusul Hyung masuk rumah. Namun sayang, Tahyung tidak juga menemukan neneknya.

"Nenek di mana ya?" Hyung pun mencoba ke belakang rumah.

Hyung membuka pintu halaman belakang rumah. Dan ternyata hanya terlihat pepohonan dan kebun kecil milik sang nenek. Nenek Hyung tidak ada juga di sana. Hyung jadi cemas seketika. Ia tidak menemui sang nenek di rumahnya.

Pada akhirnya ia kembali ke depan rumah untuk menemui ayah ibunya. Tapi saat baru sampai di depan pintu, Hyung melihat sang ayah sedang berbicara dengan tetangga neneknya. Saat itu juga Hyung mendengar sendiri apa yang terjadi. Toga dan buket bunga pun terlepas dari pegangan tangannya.

Tidak. Tidak mungkin.

Menjelang siang ini pun menjadi saksi kedukaan hatinya. Hyung harus mendengar kabar tak mengenakan hatinya.

Setengah jam kemudian...

Pria bersweter putih itu berlari cepat menuju sebuah ruangan yang ada di rumah sakit ibu kota. Ia pun mencoba masuk ke dalamnya. Tapi ternyata ruangan sudah dikunci. Hyung pun begitu panik saat mengetahui keadaan neneknya. Nenek Hyung jatuh koma sesaat setelah Hyung berpamitan akan berangkat wisuda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!