Persiapan Menjadi Pimpinan

Sang ayah pun mengakhiri pembicaraannya. Sedang Hyung tahu apa yang harus dilakukannya. Saat itu juga sang ayah menyerahkan beberapa dokumen untuk dibaca. Pada akhirnya pria pemalas itu menerima pekerjaan dari ayahnya. Memimpin sebuah perusahaan literasi besar.

.........

...Hyung...

.........

Malam harinya...

Ah, aku malas sekali. Sungguh malas mengenakan pakaian yang merepotkan ini.

Malam telah datang. Bintang-bintang pun bertaburan di langit malam. Mereka menjadi saksi kemalasan Hyung saat diminta mengenakan pakaian formal oleh pelayan kediaman ayahnya. Ia pun merasa frustrasi dan ingin segera melarikan diri. Tapi jadwal penerbangan sudah ditentukan sang ayah. Hyung harus berangkat esok pagi juga. Sehingga mau tak mau ia harus menyiapkan perbekalan malam ini.

"Sudah-sudah. Sudah cukup. Siapkan saja beberapa pakaian. Aku mengantuk." Hyung pun lekas pergi meninggalkan ruangan fitting baju.

"Tapi Tuan Muda--"

Hyung pun segera mengangkat tangannya agar pelayan tak lagi bicara. Pelayan di kediaman sang ayah pun hanya bisa berdiam diri saja. Ia tak mampu melawan perkataan tuannya. Sementara Hyung lekas menuju kamarnya. Ia ingin beristirahat segera.

"Hah ...."

Tak lama ia pun sampai di kamarnya. Hyung segera duduk di pinggir kasur lalu mengambil sesuatu dari dalam laci meja kecilnya. Sebuah arloji pun ia buka.

"Nenek, masa itu sudah tiba. Ayah memintaku untuk berangkat besok pagi. Dia benar-benar tak bisa melihatku menganggur lama di sini."

Hyung pun berbicara kepada foto mendiang neneknya yang ada di dalam arloji tersebut. Yang mana Hyung kecil berfoto bersama neneknya. Hyung pun memeluk arloji itu. Ia merindukan sang nenek yang menyayanginya.

Enam tahun lalu...

Hyung sedang asik mencuci piring di dapur kediaman neneknya. Hari yang beranjak siang membuat Hyung harus cepat-cepat merapikan rumah. Dan kini ia sedang membilas piringnya. Namun, tak lama sang nenek pun memanggilnya.

"Hyung! Cepat ke sini! Bantu nenek mengangkat akar pohonnya!"

Dan begitulah yang dikatakan sang nenek kepadanya. Padahal pekerjaan mencuci piring belum selesai juga ditangani olehnya.

"Iya, Nek! Tunggu!"

Hyung pun dengan terburu-buru membilas cucian piringnya. Ia segera meletakkan ke rak lalu mencuci tangannya. Ia lekas berjalan ke halaman belakang rumah untuk membantu neneknya.

"Matahari sudah terik. Cepat pindahkan akar pohon ini ke potnya. Tata dia di sana. Yang rapi ya." Begitulah yang sang nenek katakan kepadanya.

"Baik, Nek." Hyung pun menurutinya.

Nenek Hyung adalah ibu kandung dari ayah Hyung sendiri. Namun, sejak kecil Hyung tinggal bersama neneknya. Sang ayah maupun ibu Hyung sibuk merintis bisnis dari kota ke kota. Alhasil Hyung tidak ada yang menjaganya. Hyung pun dititipkan kepada neneknya. Karena jika menyewa pengasuh, ibu Hyung tidak percaya anaknya akan terjaga. Dan kini sudah dua puluh tahun berlalu saja. Hyung pun sudah dewasa.

Hyung sendiri adalah seorang pemuda yang lembut hatinya. Ia sudah terbiasa bekerja rumahan untuk membantu neneknya. Hyung pun mengemban pendidikan di universitas ternama. Tentunya dengan biaya dari sang ayah. Tapi untuk bertemu dengan ayahnya sendiri, Hyung mengalami kesulitan. Apalagi dengan ibu yang sibuknya luar biasa. Hyung terbiasa tanpa orang tua.

Dia sudah dewasa sekarang.

Sang nenek pun melihat kegigihan Hyung yang membantunya. Ia merasa bangga mempunyai seorang cucu seperti Hyung. Rajin dan juga bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Terpopuler

Comments

IG : gaharuwood_

IG : gaharuwood_

Silakan baca MY SECRET CEO terlebih dulu, ya. Karena novel ini jawaban dari teka-teki di novel MY SECRET CEO.

2023-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!