4. Pertemuan Raka dan Widuri

"Empat tahun tidak bertemu, Raka. Apa kabar?" tanya Widuri seraya meminum seteguk lemon tea yang ia pesan.

"Tentu saja. Kabar baik, Duri. Bagaimana denganmu?"

"Ya, seperti apa yang kamu lihat, Raka. Aku masih Widuri yang kamu kenal dulu." Widuri tersenyum manis. Ia memindai tubuh Raka dari atas ke bawah penuh penilaian dengan senyum tipis yang tak jua hilang dari bibirnya. Ia menghela nafas panjang lalu berkata, " Empat tahun yang berlalu tanpa saling bertemu satu sama lain. Namun di mataku, kamu juga masih sama seperti Raka empat tahun yang lalu."

"Tentu saja, aku masih begini-begini saja, Runi. Tidak ada yang berubah. Bisa kamu lihat sendiri, kan?" kata Raka seraya mengedikkan bahunya.

"Kamu sudah punya kekasih?" sela Widuri seraya melemparkan pandangan menyelidik pada mantan kekasihnya itu secara tiba-tiba, tanpa mengindahkan jawaban Raka baru saja.

Pertanyaan mendadak Widuri sontak membuat Raka merasa tertodong. Ia tak bisa menjawabnya. Sungguh, hanya diam yang sanggup Raka pertontonkan saat ini.

"A-aku ..." Raka ingin meneruskan perkataannya, namun entah mengapa lidahnya serasa tercekat.

Widuri mengimbuhkan, " Atau jangan-jangan kamu sudah menikah?"

"A-aku ..." lagi-lagi, Raka tak bisa meneruskan ucapannya. Sungguh, meskipun dirinya sudah memiliki Runi di sisinya, namun ia merasa Widuri tidak perlu mengetahui fakta ini.

Widuri tersenyum. Sejatinya, dari beberapa selentingan di luar sana, ia sudah mengetahui jika Raka bahkan sudah menikah. Jujur saja hatinya begitu sakit. Meski empat tahun ia mencari jawaban atas hatinya, tentang hati mana yang ia pilih untuk ia jadikan tempat berlabuh, namun setelah empat tahun ia memilih kembali pada Raka. Lalu, bagaimana ini? Apakah dirinya sudah terlambat?

Namun melihat bagaimana pria itu tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana yang Widuri lontarkan, kini gadis itu bisa menilai sendiri. Seberapa besar arti pernikahan yang tengah Raka jalani ini, dan seberapa dalam cinta Raka padanya hingga tak sudi mengakui istrinya sendiri?

Apakah masih ada setitik rasa di hati Raka untuk dirinya?

"Aku tahu kamu sudah menikah, Raka. Tidak usah kamu sembunyikan dariku," ucap Widuri seraya tersenyum. Sedikit pedih terasa, mengingat ia pulang kemari dengan mengharapkan cinta Raka kembali. Hanya saja kabar yang ia dengar bahwa Raka sudah menikah membuatnya harus menggigit jari.

Harapan Widuri tentang Raka yang masih menunggu dirinya kembali dengan segudang cinta dan penantian, kini harus sirna seluruhnya. Hati Raka sudah milik wanita lain. Jiwa Raka sudah terikat status dengan istrinya.

Mendengar pengakuan Widuri, tak elak Raka sangat terkejut. Namun lagi-lagi, lidahnya kelu. Ia tak siap jika Widuri mengetahui tentang Runi.

"Aku ..." Raka menghela nafas berat lalu ia keluarkan secara perlahan. Berat untuk mengakui status pernikahannya saat ini di hadapan wanita yang masih sangat ia cintai. Namun ia juga merasa tak tega dengan hari Runi yang seolah sedang ia sakiti secara perlahan.

"Apa yang terjadi sampai kamu memilih pulang, Duri?" Tanya Raka yang memilih untuk mengalihkan bahan pembicaraan.

Widuri mendengkus kesal. Reaksi Raka seperti menghindar darinya, dan ia sangat tidak suka hal itu. Namun ia pun menjawab, "Yah, studiku sudah selesai. Aku juga lelah merantau ke tanah asing. Sementara di sini ayahku membutuhkan penerus usahanya, mengapa aku tidak pulang saja?" jawab Widuri dengan lugas.

"Bukan karena kamu putus dengan kekasihmu, sehingga kamu lebih memilih untuk kembali?" tuding Raka terang-terangan. Semburat ekspresi tak suka terlihat jelas di wajah Widuri, sangat kontras dengan ekspresi awal di saat mereka baru bertemu tadi.

"Kenapa kamu ingin tahu urusanku, Raka? Bukannya kamu sudah menikah?" Widuri bertanya dengan seringai tipis. Ia bisa melihat dengan jelas ekspresi apa yang Raka tampilkan saat ini.

"Bertahun aku menunggumu dalam ketidakpastian, Duri!" Raka mengeram lirih dengan nada yang terdengar pedih. "Aku bertahan dalam lara yang kupendam sendiri karena kamu tinggalkan tanpa suatu kata apapun. Bahkan kamu pergi demi mengejar cinta kekasih barumu, si Gandhi kep*rat itu! Tapi apa hasilnya? Akhirnya kamu kembali juga kan, ke sini! Pada akhirnya, kamu tetap datang lagi padaku, kan?! Tapi sayang, Duri! Semua sudah terlambat!"

Widuri meradang. Netra cantiknya memandang Raka dengan tatapan pedih dan kecewa. Yah, mungkin benar. Semua yang Raka katakan benar adanya! Dia datang untuk Raka, karena sejatinya apa yang ia cari di luar sana semua semu semata. Hanya Raka yang selalu ada untuknya, setia menantinya. Tapi, betulkah jika semua memang sudah terlambat dan Raka sudah menjadi milik yang lain?

Melihat Widuri yang masih saja terdiam membisu, Raka kembali melanjutkan bicaranya. " ... Lalu sekarang dengan mudahnya kamu bertanya padaku, apa urusanku? Apakah kamu tidak merasa begitu egois, Duri?"

Widuri duduk terdiam. Ia menunduk dalam dan air mata menetes dari ekor matanya. Dilukai oleh dua orang pria yang ia cintai, rupanya sesakit ini rasanya. Awalnya Gandhi, yang ia pergoki tengah berselingkuh darinya dengan wanita lain. Lalu kini, pria yang selama ini ia harapkan menunggunya, ternyata tidak sesetia itu padanya. Pria ini sudah menikah! Sudah menjadi milik wanita lain!

***

Pertemuan pertama Raka dan Widuri pasca empat tahun tidak bersua, tidak berjalan mulus sama sekali. Mereka pulang dalam keadaan saling memendam kesal satu sama lain.

Raka pulang dalam keadaan lelah dan lunglai. Setelah lelah bekerja tadi sore, ia mengharapkan pertemuan yang manis dengan Widuri, wanita masa lalunya yang sejujurnya masih menyita sebagian besar tenpat di relung hatinya. Namun justru pertengkaran hebat yang mereka dapatkan.

"Baru pulang, Mas?" suara lembut Runi menyapanya saat pintu ruang tamu terbuka. Senyum manisnya menyapa Raka, namun sayangnya, benak Raka masih dipenuhi oleh bayang-bayang Widuri.

Mendengar pertanyaan Runi, sontak pandangan Raka teralihkan pada jam dinding yang terpasang di sudut ruangan. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam rupanya.

Raka menyahut dengan tak jujur, "Iya, kerja lembur, Dek."

"Oh, udah makan belum?" Tanya Runi seraya menerima tas selempang yang biasa Raka bawa saat bekerja. Dibawanya dengan tangannya, lalu ia menuntun mesra suaminya menuju sofa.

"Belum, lagi nggak nafsu makan aku, Dek." Raka menjawab singkat. Ia mendudukkan tubuhnya di sofa dengan keras.

"Loh, kenapa? Capek banget ya, sampai nggak kepengin makan?" Runi mensejajari Raka dengan duduk di sampingnya.

"Hmmm ..." Hanya gumaman yang sanggup Raka berikan saat ini untuk membungkam pertanyaan Runi.

Runi tersenyum masam. Ia heran mengapa kali ini ekspresi suaminya terlihat sedatar itu. Satu tahun menikah, ia sudah sangat hafal dengan kebiasaan Raka. Selelah apapun, Raka masih akan terlihat sumringah saat senyum Runi menyambut kepulangannya. Dan biasanya jika sudah dipijit-pijit dan dirayu-rayu dengan lembut, suaminya akan bersikap menyenangkan lagi seperti biasanya. Namun sekarang, Raka terlihat begitu aneh!

Tak kenal putus asa melihat ekspresi datar Raka, Runi menggelayut manja pada suaminya. Ia berkata, "Aku udah masak lele mangut, makanan kesukaanmu, Mas. Dimakan, ya?"

"Oh, oke," sahut Raka tanpa ekspresi. Ia menepis keras wajah Runi yang menempel di pundaknya, seolah merasa begitu risih. "Awas, Dek. Aku gerah!"

Tentu saja, ekspresi Runi kaget bukan kepalang melihat sikap kasar Raka padanya.

Melihat raut kaget di wajah istrinya, Raka segera berkata untuk menepis rasa bersalahnya. "Habis ini aku mandi dulu terus makan, Dek."

Raka bangkit dengan langkah gontai. Runi menatap suaminya pedih, merasakan anehnya sikap Raka padanya akhir-akhir ini.

"Ada apa denganmu, Mas? Mengapa kamu menjadi sedingin ini padaku?"

***

Terpopuler

Comments

Jihan Khanaya

Jihan Khanaya

nama kamu cocok Widuri jadi duri dalam hubungan orang lain. Raka aja manggil kamu duri dan Raka pisau nya yang seakan-akan tiba saatnya kalian melukai hati dan perasaan Runi lebih dalam nantinya

2023-07-18

0

Jihan Khanaya

Jihan Khanaya

si Raka baru ketemuan smaa si mantan Runi dan kamu gk usah heran lagi sikapnya. kamu tau kan pembicaraan mertua mu yang gila itu sama suami kamu yang o' 0n itu. jadi mulai sekarang persiapan kan hati kamu lebih kuat lagi Runi. gedek aku liat laki laki model begitu

2023-07-18

0

mom's Vie'

mom's Vie'

ingaat, kamu dah nikah Raka.... kamu dah punya Runi... gk usah kasi kesempatan untk Widuri mendekati mu.... inget² aja, kalo dulu dia meninggalkan mu demi laki² lain..

2023-07-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!