Belum Mati

“Pah ….”

“Tenang.”

Bagaimana aku bisa tenang, kondisi gelap dan ada makhluk gaib yang berani melukai aku sedangkan Papa ada di sebelah mana, aku tidak tahu. Pak Dion dan mungkin rekannya, sedang berusaha membuka pintu dan menggedor sambil meneriakan namaku juga Papa.

Suara Davina sayup-sayup masih ku dengar. Papa melantunkan doa yang aku tahu itu doa untuk mengusir jin, terutama untuk jin jahat dan mengganggu manusia. Terdengar errangan begitu jelas di telinga, rasanya begitu dekat dan ….

“Aaaaa,” teriakku karena tubuhku kembali ditarik dan dihempas ke dinding.

“Arka.”

Brak.

“Aaaaa.” Suara papa merintih, sepertinya Papa mengalami hal yang sama denganku.

Papa kembali melantunkan doa, aku pun sama lalu ….

Brak.

Pintu terbuka, ada cahaya dari lampu sorot. Aku menatap sekeliling, tidak ada makhluk apapun sedangkan Papa tergolek di sudut ruangan.

“Pah,” teriakku menghampirinya.

Pak Dion pun ikut berlari menghampiri, masih ada seorang yang menahan pintu agar tidak tertutup dan seorang lagi memegang lampu sorot menerangi ruangan. Akhirnya kami semua keluar dari ruangan.

“Lo mau renovasi ‘kan?” tanya Papa pada Pak Dion.

Kami sudah duduk di ruangan yang mungkin akan dijadikan informasi atau resepsionis. Pak Dion mengiyakan pertanyaan Papa. Memang terlihat agak berantakan di sana sini karena sedang diperbaiki.

“Pugar sekalian ruang itu, jangan malah dijadikan tertutup membuat nyaman penghuninya. Hancurkan saja dan buat seperti ruang terbuka atau ruang ibadah. Di lantai ini, ruangan itu paling kuat aura negatifnya tapi kalian tidak usah khawatir, makhluknya sudah pergi.”

“Gila, gue takut banget. Takut lo sama Arka kenapa-kenapa,” ujar Pak Dion pada Papa dan aku.

“Arka, kenapa Papa bawa kamu ke sini. Untuk belajar mengasah kemampuan kamu agar bisa bantu orang lain. Gedung ini akan diperuntukan kegiatan layanan sosial, makanya Pak Dion memilih gedung ini dengan sewa rendah. Mungkin karena gangguan tadi dan bisa jadi di ruangan atau lantai lainnya pun sama.”

Membantu orang dengan kemampuanku? Apa aku bisa?

“Papa yakin kamu bisa,” ujar Papa sambil menepuk bahuku seakan tahu apa yang menjadi risalahku.

“Kalau aku tidak ingin ikut campur, misalnya tidak mau bantu Pak Dion. Bagaimana, Pah? Toh aku juga tidak ingin punya kelebihan ini.”

Papa menghela nafasnya mendengar pertanyaanku, tapi hal yang aku tanyakan memang cukup mengganggu dan menjadi tanda tanya besar.

“Kamu tidak bisa menolak apa yang sudah Tuhan berikan dan sudah pasti ada maksud dari kelebihan kamu. Walaupun kamu tidak ingin terlibat ya Papa tidak tahu apa yang akan Tuhan lakukan tapi coba kamu pikir deh, kamu bilang dan yakin ada sosok Davina padahal papa tidak lihat. Mungkin Davina ini adalah kasus yang memang harus kamu selesaikan dan sudah menjadi rencana Tuhan kenapa sosok itu hanya kamu yang bisa melihatnya,” tutur Papa.

Davina langsung duduk di sampingku.

“Arka, kamu mau tolong aku?” tanyanya sambil memegang lenganku.

Aku menoleh, wajah Davina tidak ceria seperti biasanya dan aku tidak mungkin menjawab pertanyaannya karena yang lain akan menganggap aku aneh. Setelah berbasa basi dan Papa mengarahkan hal lain juga nasihat agar tidak takut pada makhluk tak kasat mata atau hantu karena manusia memiliki derajat yang lebih tingg.

Akhirnya kami pun pulang. Dalam perjalanan aku hanya diam sedangkan Papa fokus pada kemudi. Apalagi ini jam sibuk, orang-orang hilir mudik pulang ke rumah setelah seharian bekerja.

Saat mobil sudah terparkir di carport, aku pun turun dan segera masuk ke rumah. Mama yang sedang menata meja makan menoleh melihat kehadiranku.

“Sudah pulang? Kamu baik-baik saja ‘kan? Papa bilang kamu mengusir hantu,” cecar Mama.

Aku sempat menoleh ke belakang di mana Papa berjalan tanpa rasa bersalah.

“Mengusir hantu apanya? Orang aku sempat terbanting dan ….”

“Apa? Mas Aldo gimana sih, masa Arka sampai dibanting gitu. Kalau sesuatu terjadi dengan tubuhnya, gimana?” tanya Mama.

Papa yang tidak mengerti ucapan Mama menoleh ke arahku, aku balas dengan mengedikkan bahu dan bergegas meninggalkan mereka. Rasanya tubuhku lengket karena keringat dan kotor setelah tadi terjerembab dan terhempas oleh sesuatu.

Arka membersihkan diri dan mengenakan pakaian rumahan, celana pendek dan kaos longgar. Entah mengapa atau hanya perasaanku saja, Davina hari ini terlihat lebih tenang. Apalagi saat ini Davina sedang duduk termenung, duduk di ranjangku.

“Davina,” panggilku.

Davina menoleh, aku mengernyitkan dahi melihat penampakan Davina yang agak ... meredup. Penampilannya agak samar, seperti gambar yang perlahan buram.

“kamu kenapa?”

Davina menggelengkan kepalanya.

“Yakin?”

“Yakin Arka, sebaiknya kamu cepat turun dan makan bersama orang tuamu.”

Benar juga, perutku sudah begitu lapar lalu aku meninggalkan Davina juga kamarku. Mama dan Papa sudah berada di meja makan dengan Papa yang terlihat lebih segar dan aku yakin makin disukai.

Obrolan di meja makan masih membahas mengenai kejadian di gedung tadi.

“Terus gimana, kamu nggak apa-apa Ka?” tanya Mama.

“Nggak apa-apa Mah, memang tadi sempat terluka karena kondisi ruangannya gelap gulita,” jawabku.

“Mas, jangan ajak Arka ikut hadir di urusan macam tadi,” titah Yura.

“Yura, kamu sudah tahu ‘kan kebaikan dari orang yang membantu orang lain atau makhluk lain.”

Papa akhirnya kembali bicara panjang kali lebar, menasehati Mama juga menasehatiku. Sepertinya Mama dan aku seiya se kata untuk tidak terlibat atau menjadi bagian dari hal seperti tadi di gedung milik Dion.

...***...

Arka sudah siap berangkat, tinggal memakai ranselnya. Pandangan Arka tertuju pada Davina yang duduk dilantai bersandar pinggiran ranjang. Wajahnya lagi-lagi tidak ceria dan tatapannya seperti melamunkan kegundahan hati.

Yang lebih parah, Arka melihat penampakan Davina semakin pudar. Khawatir kalau ini ada hubungannya dengan masa lalu Davina, akhirnya Arka memutuskan untuk bergerak lebih cepat mencari tahu status Davina yang masih hidup atau DIA BELUM MATI. 

Terpopuler

Comments

Zuhril Witanto

Zuhril Witanto

ini Dion apa doni sih

2024-05-06

0

Ali B.U

Ali B.U

next

2024-03-28

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

apa Davina cucu tuan Lim yg koma ya 🤔🤔🤔

2023-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!