Bab 16 Kerinduan Sadewa

Ruangan serba putih kini menjadi penginapan sementara untuk Firman. Dia sampai mengalami dehidrasi akibat terus menerus buang air besar. Aretha pun menemani sahabatnya untuk menjadi Firman.

"Retha, Pak Dewa pergi ke mana?" tanya Yuli celingukan saat dia keluar dari ruang perawatan Firman hanya mendapati Aretha seorang diri.

"Tadi pamit pulang dulu. Katanya ada keperluan mendadak," jawab Aretha langsung mengalihkan perhatiannya dari ponsel.

"Kamu tahu gak Retha, tadi muka Pak Dewa merah padam saat melihat kamu dan Ringgo berpelukan. Sepertinya, dia benar-benar cemburu."

"Apaan sih Li? Aku merasa tidak pantas untuk Bang Dewa. Sejujurnya aku merasa insecure memiliki suami yang kaya raya. Menikah dengan anak juragan kambing saja, aku dijadikan keset oleh ibunya. Bagaimana dengan Bang Dewa yang seorang direktur, pasti dia bukan dari keluarga biasa saja."

"Jangan bicara seperti itu! Jangan menyamaratakan kalau orang kaya pasti akan memperbudak menantunya yang dari keluarga biasa saja. Buktinya keluarga Mas Firman baik sama aku."

"Kamu memang beruntung Li, memiliki suami dan mertua yang baik."

"Alhamdulillah, mungkin ini rejeki aku karena rejeki itu bukan hanya sekedar materi. Tapi memiliki suami, mertua, ipar, anak, sahabat, tetangga yang baik, itu juga rejeki yang harus kita syukuri."

"Iya Li, aku bersyukur sekali dikelilingi oleh orang baik seperti kamu, Mas Firman dan Bang Dewa," ucap Aretha seraya melihat ke jam tangannya, "em ... Li sepertinya aku pulang dulu ya! Sudah mau Magrib, besok aku ke sini lagi. Kalau ada barang yang ingin dibawakan, bilang saja ya."

"Iya, istirahatlah! Besok juga mungkin Mas Firman sudah boleh pulang. Makasih ya udah nemenin aku."

"Aku yang seharusnya bilang makasih sama kamu, makasih Li selalu ada untuk aku dan menguatkan aku saat aku sedang rapuh. Kalau tidak ada kamu, entah apa yang akan terjadi. Mungkin aku masih terjebak dalam kehidupan yang penuh tekanan."

"Aku hanya memberi saran. Kamu sendiri uang berani bersikap tegas dan mengambil semua resikonya. Terkadang kita juga harus egois, jangan terus memikirkan orang lain tapi hidup kita justru tersiksa lahir dan batin."

"Kamu benar, selama ini aku selalu memikirkan perasaan Mas Ringgo tapi ternyata hal itu membuat aku semakin ... sudahlah! Aku tidak ingin mengingatnya lagi. Aku pulang ya, semoga Mas Firman cepat pulih."

"Aamiin."

Setelah cukup berbasa-basi, Aretha pun pulang ke kontrakannya. Meskipun lumayan jauh perjalanan yang harus dia tempuh. Namun hal itu tidak membuat wanita cantik begitu kelelahan karena kini beban di hatinya seperti sudah sirna. Sepanjang perjalanan, dia sibuk merencanakan masa depannya sebagai seorang janda. Aretha terus meyakinkan dirinya, meskipun tanpa seorang suami, dia masih bisa hidup dengan baik.

***

Setelah hari perceraiannya dengan Ringgo, Aretha menjalani hari-harinya dengan penuh senyuman. Kondisi Firman pun sudah membaik. Namun, semenjak hari itu, dia tidak pernah bertemu lagi dengan Sadewa. Laki-laki itu hanya sesekali memberi kabar karena dia sedang sibuk di kantor pusat.

"Permisi Mbak Aretha, ada titipan go food untuk Mbak," ucap seorang office boy seraya menyimpan ati kantong makanan di atas meja Aretha.

"Makasih, Mas." Aretha tersenyum ramah pada laki-laki yang usianya lebih tua dari dia.

"Iya, Mbak sama-sama." Office boy itu langsung pergi melanjutkan pekerjaannya.

Sementara Aretha hanya menggelengkan kepala melihat satu kantong makanan di meja kerjanya. Sudah bukan hal yang aneh, jika setiap hari dia pasti dikirim makanan oleh Sadewa. Meskipun orangnya tidak ada di sana, tetapi kirimannya tidak pernah terlewatkan sehari pun.

Bang Dewa, pasti saja kirim makanan. Padahal sudah hampir sebulan dia tidak ke datang ke kantor. Menurut gosip yang beredar, Bang Dewa sedang ada masalah. Tapi aku tanya ke orangnya, dia sedang menyelesaikan pekerjaan di kantor pusat. Entahlah mana yang benar, semoga saja dia baik-baik saja, batin Aretha.

Aretha pun menyimpan makanan di laci meja. Dia tidak enak hati dengan karyawan lain yang terkadang memberikan sindiran pedas kepadanya. Hingga saat jam makan siang sudah tiba, Sadewa melakukan panggilan padanya.

"Halo, Bang! Apa kabar?" tanya Aretha saat sudah tersambung.

"Abang baik, kamu apa kabar, Retha?" Sadewa bertanya balik.

"Alhamdulillah baik. Abang baik-baik saja, 'kan? Kata anak-anak sini, Abang sedang ada masalah. Apa benar, Bang?"

"Ck! Kenapa mereka menggosipkan Abang? Jangan dengarkan mereka, Abang gak apa-apa kho! Hanya saja sedang banyak pekerjaan di sini. Andrea minta Abang membantunya. Apa kamu merindukan Abang?"

"Apaan sih, Bang?"

"Yah ... sepertinya Abang belum ada yang merindukan. Tadinya mau mulai ngantor ke sana lagi besok. Tapi sayang Abang tidak ada yang merindukan. Kamu sudah makan belum?"

"Baru mau makan, Bang."

"Ganti video call ya! Abang mau lihat kalau kamu menghabiskan makanan yang Abang kirim."

"Memang Abang tidak makan?"

"Sebentar lagi, Abang ada meeting dengan klien di jam makan siang. Jadinya nanggung kalau makan sekarang." Sadewa segera mengganti mode panggilan teleponnya ke panggilan video. Kini terlihat jelas wajah cantik Aretha di layar kacanya. "Retha, Abang kangen banget sama kamu. Tapi pekerjaan Abang belum beres di sini. Mau tidak main ke Jakarta?"

"Aku tidak berani, Bang."

"Ya sudah, nanti Abang saja main ke kontrakan kamu. Hari libur tidak ke mana-mana 'kan?"

"Aku paling beres-beres kontrakan dan istirahat."

"Ya sudah, Minggu besok Abang main. Boleh, 'kan?"

"Kalau siang boleh, Bang."

Keduanya pun larut dalam obrolan dengan Aretha yang sesekali memakan makanannya. Sementara Sadewa hanya melihat dari layar ponselnya, wanita yang dicintainya kini wajahnya kembali berseri. Tidak seperti saat pertama kali mereka bertemu kembali.

Aretha, aku benar-benar tidak bisa berpaling dari pesonamu. Semakin hari hatiku semakin menginginkanmu.

Terpopuler

Comments

auliasiamatir

auliasiamatir

halalim aja bang dewa

2023-07-15

1

Musniwati Elikibasmahulette

Musniwati Elikibasmahulette

semoga saja ,kamu ga punya istri atau tunangan hingga ga ada masalah buat aretha

2023-07-02

0

Sri Sulis

Sri Sulis

putus sudah Ringgo Retha

2023-06-19

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2 Bab 2 Menjauh Pergi
3 Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4 Bab 4 Mencari Aretha
5 Bab 5 Memulai Hidup Baru
6 Bab 6 Harapan Ringgo
7 Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8 Bab 8 Mereka Curiga
9 Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10 Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11 Bab 11 Makan Malam Bersama
12 Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13 Bab 13 Istrinya Ringgo
14 Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15 Bab 15 Ketuk Palu
16 Bab 16 Kerinduan Sadewa
17 Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18 Bab 18 Ajakan Sadewa
19 Bab 19 Keputusan Aretha
20 Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 Restu
22 Bab 22 Foto Bersama Mantan
23 Bab 23 Kapan selingkuh?
24 Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25 Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26 Bab 26 Alibi
27 Bab 27 Aku Istrinya
28 Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29 Bab 29 La Tahzan
30 Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31 Bab 31 Kecelakaan?
32 Bab 32 Diajak Rujuk
33 Bab 33 Saya Aretha
34 Bab 34 Apa itu namamu?
35 Bab 35 Kecantikan Hati
36 Bab 36 Dikejar Mantan
37 Bab 37 Minta Balik Lagi
38 Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39 Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40 Bab 40 Jangan Ikut Campur
41 Bab 41 Tamparan Buat Raina
42 Bab 42 Sindiran Andrea
43 Bab 43 Sekretaris Baru
44 Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45 Bab 45 Pungky Kepanasan
46 Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47 Bab 47 Menahan Diri
48 Bab 48 Alhamdulillah Sah
49 Bab 49 Terpesona
50 Bab 50 Berapa Ronde?
51 Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52 Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53 Bab 53 Telat
54 Bab 54 Anugerah Dari Allah
55 Bab 55 Alhamdulillah
56 Extra part (end)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2
Bab 2 Menjauh Pergi
3
Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4
Bab 4 Mencari Aretha
5
Bab 5 Memulai Hidup Baru
6
Bab 6 Harapan Ringgo
7
Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8
Bab 8 Mereka Curiga
9
Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10
Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11
Bab 11 Makan Malam Bersama
12
Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13
Bab 13 Istrinya Ringgo
14
Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15
Bab 15 Ketuk Palu
16
Bab 16 Kerinduan Sadewa
17
Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18
Bab 18 Ajakan Sadewa
19
Bab 19 Keputusan Aretha
20
Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 Restu
22
Bab 22 Foto Bersama Mantan
23
Bab 23 Kapan selingkuh?
24
Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25
Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26
Bab 26 Alibi
27
Bab 27 Aku Istrinya
28
Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29
Bab 29 La Tahzan
30
Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31
Bab 31 Kecelakaan?
32
Bab 32 Diajak Rujuk
33
Bab 33 Saya Aretha
34
Bab 34 Apa itu namamu?
35
Bab 35 Kecantikan Hati
36
Bab 36 Dikejar Mantan
37
Bab 37 Minta Balik Lagi
38
Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39
Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40
Bab 40 Jangan Ikut Campur
41
Bab 41 Tamparan Buat Raina
42
Bab 42 Sindiran Andrea
43
Bab 43 Sekretaris Baru
44
Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45
Bab 45 Pungky Kepanasan
46
Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47
Bab 47 Menahan Diri
48
Bab 48 Alhamdulillah Sah
49
Bab 49 Terpesona
50
Bab 50 Berapa Ronde?
51
Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52
Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53
Bab 53 Telat
54
Bab 54 Anugerah Dari Allah
55
Bab 55 Alhamdulillah
56
Extra part (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!