Wajah-wajah karyawan PT. AP Technologi terlihat tegang. Seharian ini banyak bule dan opa-opa Korea hilir mudik di tempat mereka bekerja. Bukan karena mereka akan syuting, melainkan mereka sedang bekerja keras untuk mengamankan komputer perusahaan dari serangan peretas.
Tidak terkecuali dengan Aretha, dia terpaksa mengerjakan pekerjaan lain karena komputer yang biasanya dia pakai sedang di otak-atik oleh ahli IT. Wanita cantik itu memilih untuk memeriksa stok barang di gudang. Namun, saat sedang serius, tiba-tiba dia dikejutkan oleh kehadiran Sadewa yang berdiri tepat di belakangnya.
"Ehm ... Retha, mau ikut makan siang bereng dengan Abang dan yang lainnya tidak?" tanya Sadewa yang sukses mengagetkan Aretha.
"Astaghfirullah al'adzim ... Abang, bikin kaget saja."
"Kamu begitu serius menghitung barang. Sampai-sampai tidak menyadari kedatangan Abang."
"Abang kenapa ke sini? Bukannya Abang sedang membetulkan komputer aku?"
"Abang hanya mengawasi pekerjaan mereka agar cepat selesai. Tapi sekarang sudah sedikit lagi."
"Bang, apa masalahnya sudah teratasi?" tanya Aretha seraya menatap dalam Sadewa.
"Memangnya kenapa? Apa kamu mau mengajak Abang jalan-jalan?" tanya Sadewa dengan senyum yang menggoda.
"Kalau Abang ada waktu, aku mau minta diantar untuk ketemu Mas Ringgo. Aku ingin cepat-cepat beres dari dia."
"Besok saja ya! Nanti Bang buat janji ketemu dengan Ringgo. Hari ini sepertinya tidak bisa Abang harus menemani mereka dan menjamu tamu-tamu itu."
"Memang mereka dari mana, Bang?"
"Mereka IT dari kantor pusat. Cuma ya begitu, harus ada jamuan untuk menghilangkan penat." Baru saja Sadewa selesai bicara, terdengar suara bariton seorang pria yang memanggil namanya.
"Dewa, sedang apa kamu disitu?" tanya Andrea yang mencari Sadewa karena tidak melihat di antara anak-anak IT.
"Aku lihat persediaan barang. Kenapa kamu ke sini? Memang yang staf atas sudah selesai?" Sadewa balik bertanya pada sahabatnya.
"Lihat persediaan barang apa lihat cewek? Tapi sebentar, kayaknya muka dia gak asing." Andrea menelisik wajah Aretha yang dirasa lupa-lupa ingat.
"Apa kamu sudah lupa? Kalau lupa tidak usah dipaksa untuk ingat. Ayo kita ke sana?"
"Tunggu! Ada hubungan apa kamu sama dia? Jangan bilang kalau di antara kalian ada affair!"
"Pengennya sih gitu, tapi sayang Retha masih terikat dengan mantan suaminya."
"Terikat bagaimana? Apa dia bersuami?"
"Ya begitulah! Ayo kembali ke sana! Nanti anak-anak kamu pada nyeleweng kalau tidak diperhatikan."
"Aku ingat sekarang! Bukankah kamu istrinya Ringgo, karyawan counter aku dulu? Tapi dulu tidak berhijab. Benar 'kan Dewa?"
"Iya benar. Dia ingin mengurus proses perceraiannya karena Ringgo sekarang sudah punya istri lagi."
"Apa kamu bilang? Juragan kambing itu poligami? Wah dia ngalahin kita, Dewa. Bisa-bisanya dia punya istri dua. Aku saja hanya satu."
"Kalau mau ikutin jejak Ringgo, siap-siap saja Mitha hengkang. Kalau aku sih, tipe setia."
"Sudah cepat kerja lagi. Jangan goda karyawan aku yang sedang kerja!" Andrea langsung berlalu pergi menuju ke meja Aretha. Dia memastikan kalau perkejaan anak buahnya rapi dan memuaskan."
Sementara Aretha hanya tersenyum tipis melihat kedua sahabat itu. Meskipun memang benar Andrea pemilik perusahaan. Akan tetapi, laki-laki itu selalu bersikap apa adanya.
***
Keesokan harinya, saat semua masalah di perusahaan sudah dapat teratasi. Aretha pun mengajak Sadewa untuk bertemu dengan Ringgo. Mereka sudah mereservasi ruangan VIP di sebuah restoran untuk mereka bertemu Sadewa sengaja meminta Ringgo ini bertemu hanya berdua saja.
"Bang, sudah tiga puluh menit tapi Mas Ringgo kok belum datang ya!" Areta terlihat gelisah menunggu kedatangan Ringgo.
"Mungkin dia masih di kantor, masih sibuk dengan pekerjaannya. Padahal dia tahu kalau sekarang aku menjadi direktur tapi Ringgo tidak mau meminta tolong kepadaku untuk bekerja di AP technologi."
Aretha hanya tersenyum mendengar penuturan Sadewa. Dia mengerti kenapa Ringgo tidak mau meminta tolong pada laki-laki itu. Saat Aretha dan Ringgo belum menikah, kedua lelaki tampan itu pernah berselisih paham karena dirinya.
"Bang, aku ke toilet dulu!" pamit Aretha seraya beranjak daei duduknya.
"Apa perlu diantar?"
Aretha tersenyum dan berkata, "Tidak usah Bang!"
Sadewa pun hanya tersenyum tipis melihat kepergian wanita cantik itu. Sungguh hatinya tidak bisa berpaling dari cinta yang sudah dikuburnya dalam-dalam. Sadewa tidak bisa menepis pesona Aretha.
"Dewa, apa sudah lama?" tanya seseorang yang baru saja datang. Ya Ringgo baru saja tiba setelah dia berperang dengan macet dan hujan lebat.
"Lumayan, kamu kehujanan?" tanya Sadewa seraya menelisik penampilan Ringgo.
"Ya begitulah! Aku hanya membawa motor ke sini karena mobil dipake oleh Ibu. Mau beli lagi, tabungan aku belum cukup."
"Elah Ringgo, kqmu tinggal jual kambing saha satu kandang. Pasti bisa beli mobil."
"Ck? Kamu tuh, itu ternak ibu. Mana berani aku menjual satu kandang. Yang ada nanti aku digorok sama ibu."
"Pantas saja Aretha ingin menyerah, dia tidak kuat dengan perlakuan ibu kamu. Ditambah lagi, sekarang kamu akan menjadi menjadi seorang ayah dari wanita lain. Sudah pasti Aretha menjadi insecure sebagai seorang wanita."
"Maksud kamu? Apa Aretha ada di sini? Dia ada di mana sekarang?"
"Aretha yang ingin bertemu dengan kamu bukan aku."
"Lalu, dia ada dimana sekarang?"
"Aretha ada di belakang kamu Ringgo. Silakan kalian selesaikan masalah kalian. Aku tidak akan ikut campur."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Ana_Mar
jangan jauh2 jagain retha ya wa... kamu harus bisa bantuin retha agar dapat pisah dari ringgo.
2023-06-16
1
Dwisya12Aurizra
Ringgo itu terlalu lemah untuk seorang lelaki, mau aja di setir sama orang tua dan dampaknya kehancuran.
sehebat apapun mencinta jika gak ada ketegasan di dalamnya maka jangan salahkan jika ia pergi, apalagi sudah sampai mendua dgn alasan klise, patuh pada orang tua.
2023-06-16
0
༄༅⃟𝐐AzzaDzaky
Awas ja klw ringgo gk mau nglepasin aretha...
2023-06-16
0