Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar

Wanita cantik itu nampak mengerutkan keningnya. Dia membolak-balik makanan yang ada di mejanya. Hingga akhirnya sebuah pesan masuk ke ponselnya, dia pun langsung membukanya.

08584xxxxxxx: [Selamat makan siang, Retha. Semoga kamu menyukai menu yang kau pilihkan. Oh, iya ... bagaimana kalau nanti kita pulang bersama. Ada hal yang ingin aku tanyakan sama kamu.]

Aretha: [Maaf, ini dengan siapa ya?]

08584xxxxxxx: [Hampir lupa kalau kamu pasti belum menyimpan nomor ponselku. Aku Dewa, Sadewa Wibisana.]

Aretha segera menyimpan nomor ponsel Sadewa sebelum dia membalas pesan dari pria tampan itu. Setelah tersimpan di memori ponselnya, barulah dia kembali mengirim pesan pada Sadewa.

Aretha: [Makasih, Bang makan siangnya. Tadi aku bingung, kirain dari siapa? Soalnya aku belum banyak teman di sini.]

Sadewa: [Sama-sama, tadinya aku ingin mengajak makan siang tapi ada tamu dari luar negeri yang harus aku temui, jadinya aku kirim saja makanannya. Dihabiskan ya, biar badan kamu tidak kurus.]

Aretha: [Iya, Bang. Sekali lagi makasih.]

Tidak ada balasan lagi dari Sadewa. Sepertinya laki-laki sedang sibuk dengan tamunya. Sementara Aretha hanya tersenyum tipis melihat kantong makanan dari Sadewa.

Dia tidak menyangka laki-laki yang sudah dia tolak cintanya ternyata masih perhatian padanya. Sementara laki-laki yang dia cintai dan dia pikir akan membawanya ke surga, justru memberikan kekecewaan yang mendalam. Aretha menengadahkan kepalanya ke atas, membendung cairan bening yang memaksa ingin keluar.

Meskipun dia sudah sebulan pergi meninggalkan Ringgo. Akan tetapi, setiap dia mengingat laki-laki itu, hatinya selalu terasa perih. Apalagi setiap kali dia teringat bagaimana perlakuan mertuanya dulu. Membuat Aretha ingin sekali menghapus semua memori tentang Bu Lela.

"Retha, kamu kenapa?" tanya Yuli yang baru saja datang, "tadi aku nelpon kamu tapi kena reject terus. Kamu sedang kirim pesan sama siapa? Apa Ringgo datang ke sini?"

"Enggak! Tadi Bang Dewa mengirim makan siang untuk aku. Ayo kita makan bersama!" ajak Aretha seraya berusaha menetralkan perasaannya.

"Aciee ... cinta lama belum kelar nih. Maaf Retha, sebelumnya aku gak kasih tahu kamu kalau direkturnya Bang Dewa. Aku khawatir kamu merasa terganggu."

"Tidak apa! Meskipun aku tidak pernah jadian dengan Bang Dewa, tapi dia selalu baik kho! Oh iya Li, besok sepulang kerja kita ke mall yuk! Bukankah kita gajian? Aku sudah janji akan traktir kamu."

"Tidak usah Retha. Lebih baik uangnya kamu tabung saja."

"Jangan begitu, Li! Kalau kamu menolak, berarti kamu tidak menghargai aku sebagai sahabat kamu."

"Bukan begitu maksud aku Retha! Baiklah kalau kamu memaksa. Hanya kali ini ya! Maaf Retha bukan apa-apa, kamu harus mulai menabung untuk membeli rumah."

"Iya, aku mengerti. Hanya kali ini kho karena lain kali aku mau berhemat seperti saran kamu."

"Nah gitu dong!"

"Sudahlah ngobrol mulu. Ayo kita makan!"

Kedua sahabat itu menikmati makan siang bersama seraya saling bercerita. Yuli memang sering datang ke ruangan Aretha. Bahkan, saat sedang suntuk dengan pekerjaannya, Yuli sering bermain ponsel di antara rak barang-barang yang siap dikirim bersama dengan Aretha.

***

Keesokan harinya, terlihat Aretha begitu sibuk dengan pekerjaannya. Begitu juga dengan Yuli yang disibukkan mengurus karyawan baru. Hingga tanpa terasa bel pulang kerja pun berbunyi dengan nyaring.

"Alhamdulillah selesai pekerjaan hari ini. Aku mau ke toilet dulu agar tidak terlihat paling kucel saat berada mall," gumam Aretha seraya bangun dari duduknya.

Dia pun mencuci mukanya dan bersiap untuk pulang. Aretha sengaja menunggu Yuli yang pasti masih merapikan pekerjaanmya. Tidak berapa lama kemudian, Yuli datang dengan senyum yang mengembang.

Keduanya segera bergegas menuju ke parkiran motor. Mereka pergi ke mall dengan berboncengan. Setibanya di sana, keduanya tidak langsung ke restoran seperti yang sudah mereka janjikan. Melainkan pergi ke supermarket untuk membeli perlengkapan rumah.

"Retha, gak apa kan sekalian aku belanja bulanan?" tanya Yuli seraya mengambil troli.

"Gak apa Li, aku juga mau belanja buat di kontrakan. Beli sabun dan teman-temannya sama beli cemilan," jawab Aretha seraya mengambil keranjang.

Keduanya nampak asyik memilih barang-barang yang ingin dibelinya. Namun, tiba-tiba saja Yuli melihat seseorang yang sangat dikenalnya bersama dengan seorang wanita cantik. Dia pun segera menghampiri Aretha yang sedang memilih buah lengkeng.

"Retha, bukankah itu Ringgo? Apa itu madu kamu?" tunjuk Yuli ke arah bagian daging.

Degh!

Dada Aretha terasa sangat sesak melihat Anita bergelayut manja di tangan kekar Ringgo. Sepertinya hubungan mereka berjalan baik. Ringgo pun seperti tidak risih dengan sikap manja Anita kepadanya.

"I-iya Li. Ayo kita pergi! Aku tidak mau Mas Ringgo melihat aku. Apalagi memaksa aku untuk pulang. Aku selalu tidak kuasa saat melihat tatapan matanya."

"Ayo! Kamu keluar lewat samping saja, biar belanjaan aku yang bayar."

"Aku titip ya! Ini uangnya," Aretha memberikan dua lembar Sukarno-Hatta untuk membayar semua belanjaannya karena memang dia hanya berbelanja sedikit.

Setelah memberikan uang pada Yuli, Aretha segera keluar dari supermarket lebih dulu. Namun di saat yang bersamaan Ringgo melihat ke arah Yuli. Wanita cantik itu menyadari sedang diperhatikan oleh Ringgo, sehingga dia pun berputar-putar dulu di supermarket untuk mengecoh Ringgo.

Sorry Ringgo, meskipun kamu mencari Aretha sampai ke ujung dunia pun, aku tidak akan pernah memberitahu kamu di mana Retha. Apalagi, setelah melihat sikap kamu pada wanita itu. Sepertinya kamu tidak benar-benar tulus mencintai Retha. Buktinya saja kamu bisa membagi hatimu untuk Retha dan wanita itu. Memang sudah tepat jalan yang Aretha ambil. Jika dia terus bersama kamu, maka dia akan mendapatkan luka hati dari tiga orang sekaligus. Dari kamu, istri mudamu dan juga daei ibumu dan aku tidak akan membiarkan sahabat aku terluka lebih dalam lagi karena kalian.

Setelah Yuli berhasil mengecoh Ringgo dan istrinya, dia pun segera menuju ke kasih dan membayar semua belanjaannya. Dia segera menemui Aretha yang sudah menunggu dia tidak jauh dari supermarket. Yuli dan Aretha bernapas dengan lega karena akhirnya bisa terbebas dari jangkauan Ringgo.

"Kita langsung pulang saja yuk! Kamu traktir kapan-kapan saja. Tadi Ringgo melihat aku. Tapi aku ajak putar-putar dulu, jadinya dia tidak melihat aku sudah keluar dari supermarket."

"Makasih ya, Li. Berkat kamu, aku bisa menghindar dari dia. Tapi kenapa dia ada di sini. Apa mungkin sekarang mereka bekerja di sini?"

"Sepertinya begitu. Biarkan saja, Retha! Kota ini luas. Perusahaan di sini juga banyak, tidak mungkin dia bisa menemukan kamu. Apalagi sekarang kamu sudah berhijab. Pasti Ringgo tidak akan mudah mengenali kamu kalau tidak berhadapan langsung."

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LBH BAIK LO PAKE MASKER KLO KTMPAT KRAMAIAN..

2023-12-27

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KN UDH KURUS,,KNP MSH KEKAR..

2023-12-27

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

ITULH GOBLOK LO MNOLAK CINTA SADEWA,, KLO GK LO UDH BAHAGIA... LO UDH TAU IBUNYA RINGGO TK MNYUKAI LO, TPI LO MSH NEKAT...

2023-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2 Bab 2 Menjauh Pergi
3 Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4 Bab 4 Mencari Aretha
5 Bab 5 Memulai Hidup Baru
6 Bab 6 Harapan Ringgo
7 Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8 Bab 8 Mereka Curiga
9 Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10 Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11 Bab 11 Makan Malam Bersama
12 Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13 Bab 13 Istrinya Ringgo
14 Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15 Bab 15 Ketuk Palu
16 Bab 16 Kerinduan Sadewa
17 Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18 Bab 18 Ajakan Sadewa
19 Bab 19 Keputusan Aretha
20 Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 Restu
22 Bab 22 Foto Bersama Mantan
23 Bab 23 Kapan selingkuh?
24 Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25 Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26 Bab 26 Alibi
27 Bab 27 Aku Istrinya
28 Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29 Bab 29 La Tahzan
30 Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31 Bab 31 Kecelakaan?
32 Bab 32 Diajak Rujuk
33 Bab 33 Saya Aretha
34 Bab 34 Apa itu namamu?
35 Bab 35 Kecantikan Hati
36 Bab 36 Dikejar Mantan
37 Bab 37 Minta Balik Lagi
38 Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39 Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40 Bab 40 Jangan Ikut Campur
41 Bab 41 Tamparan Buat Raina
42 Bab 42 Sindiran Andrea
43 Bab 43 Sekretaris Baru
44 Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45 Bab 45 Pungky Kepanasan
46 Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47 Bab 47 Menahan Diri
48 Bab 48 Alhamdulillah Sah
49 Bab 49 Terpesona
50 Bab 50 Berapa Ronde?
51 Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52 Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53 Bab 53 Telat
54 Bab 54 Anugerah Dari Allah
55 Bab 55 Alhamdulillah
56 Extra part (end)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2
Bab 2 Menjauh Pergi
3
Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4
Bab 4 Mencari Aretha
5
Bab 5 Memulai Hidup Baru
6
Bab 6 Harapan Ringgo
7
Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8
Bab 8 Mereka Curiga
9
Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10
Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11
Bab 11 Makan Malam Bersama
12
Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13
Bab 13 Istrinya Ringgo
14
Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15
Bab 15 Ketuk Palu
16
Bab 16 Kerinduan Sadewa
17
Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18
Bab 18 Ajakan Sadewa
19
Bab 19 Keputusan Aretha
20
Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 Restu
22
Bab 22 Foto Bersama Mantan
23
Bab 23 Kapan selingkuh?
24
Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25
Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26
Bab 26 Alibi
27
Bab 27 Aku Istrinya
28
Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29
Bab 29 La Tahzan
30
Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31
Bab 31 Kecelakaan?
32
Bab 32 Diajak Rujuk
33
Bab 33 Saya Aretha
34
Bab 34 Apa itu namamu?
35
Bab 35 Kecantikan Hati
36
Bab 36 Dikejar Mantan
37
Bab 37 Minta Balik Lagi
38
Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39
Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40
Bab 40 Jangan Ikut Campur
41
Bab 41 Tamparan Buat Raina
42
Bab 42 Sindiran Andrea
43
Bab 43 Sekretaris Baru
44
Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45
Bab 45 Pungky Kepanasan
46
Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47
Bab 47 Menahan Diri
48
Bab 48 Alhamdulillah Sah
49
Bab 49 Terpesona
50
Bab 50 Berapa Ronde?
51
Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52
Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53
Bab 53 Telat
54
Bab 54 Anugerah Dari Allah
55
Bab 55 Alhamdulillah
56
Extra part (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!