Bab 4 Mencari Aretha

Terlihat jelas kecemasan di wajah Bu Lela dengan garis-garis halus yang mulai terlihat. Wanita paruh baya itu langsung bergegas ke rumah Ringgo saat dia mengetahui tentang putranya yang mengamuk karena kehilangan Aretha. Ada sedikit khawatir di hatinya, takut Ringgo pergi meninggalkannya demi istri yang sangat dicintainya.

"Ringgo, bagaimana keadaan kamu, Nak? Apa yang terjadi , kenapa terluka seperti ini?" tanya Bu Lela dengan membolak-balik tangan Ringgo.

"Lepaskan, Bu! Gara-gara Ibu memaksa aku menikah lagi, sekarang Retha pergi Bu. Dia pergi ninggalin aku. Kenapa? Kenapa Ibu tidak pernah suka sama Retha? Padahal dia selalu baik dan nurut sama Ibu. Bahkan dia tidak pernah mengadukan semua yang Ibi lakukan padanya. Kalau saja orang-orang tidak cerita kalau Retha suka diperlakukan tidak baik oleh Ibu. Bahkan di suruh melakukan pekerjaan yang berat, mungkin selamanya aku akan menganggap Ibu baik pada Retha, tapi ternyata Ibu memperlakukan istriku sudah seperti pembantu saja."

"Ringgo, kamu jangan menyalahkan Ibu! Apa salah Ibu meminta tolong pada istrimu. Dia masih muda, tenaganya masih kuat. Jadi wajar saja dia melakukan semua pekerjaan itu. Lagipula, Ibu tidak pernah memaksa dia. Kalau dia memang merasa keberatan, kenapa dia tidak menolak?"

"Karena Retha menghormati Ibu, tapi Ibu tidak pernah menghargai keberadaan. Padahal, dia tidak pernah merepotkan Ibu."

"Ringgo, Ibu yang mengandung dan melahirkan kamu. Kenapa kamu lebih membela istri kamu yang mandul itu. Biarkan saja dia pergi, lagi pula sekarang kamu sudah menikah dengan gadis yang sederajat dengan kita. Sudahlah! Lupakan saja dia! Dia tidak pantas menjadi anggota keluarga kita."

"Tidak, Bu! Selama ini aku selalu menuruti keinginan Ibu. Tapi untuk kali ini, aku akan mencari Retha dan membawanya kembali. Aku yakin Anita mengerti jika nanti pernikahan kami hanya sampai dia melahirkan anak."

Plak!

Satu tamparan dari Bu Lela sukses mendarat di pipi kiri Ringgo. Mata wanita paruh baya itu terlihat menyala. Dia menatap tajam putranya yang menunduk dengan satu tangan memegang pipi yang habis ditamparnya.

"Ibu tidak akan ijinkan kamu bercerai dari Anita. Kalau kamu tidak ingin menjadi anak yang durhaka, lebih baik kamu biarkan saja istrimu yang mandul itu pergi."

"Maaf, Bu! Aku akan tetap mencarinya dan membawa dia kembali." Ringgo langsung bergegas pergi dari rumahnya. Tak lupa dia menyambar jaket dan kunci motor untuk mencari istrinya.

Ringgo tidak peduli dengan teriakan Bu Lela yang melarangnya untuk mencari keberadaan Aretha. Sementara Anita hanya mematung di tempatnya. Dia hanya mendengus kasar seraya menghampiri mertuanya.

"Biarkan saja, Bu. Kalau Ibu melarangnya, Ringgo justru akan berontak. Biarkan dia mencari istrinya, saat dia merasa lelah, Ringgo pasti kembali." Anita tersenyum getir, rasanya dia ingin menertawakan hidupnya. Di malam pengantinnya, dia justru ditinggalkan oleh suaminya sendiri.

"Nita, kamu sabar ya! Ringgo hanya kaget karena dia tidak menemukan istrinya. Semoga Ringgo cepat sadar kalau kamu satu-satunya wanita yang pantas bersanding di sisinya."

"Iya, Bu!"

Sementara itu, Ringgo terus saja berkeliling di kota kelahirannya itu. Dia mencari Aretha dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Di mulai dari terminal bis, stasiun, dan juga pelabuhan. Dia tidak mencari ke bandara karena Ringgo yakin Aretha tidak memiliki cukup uang untuk naik pesawat terbang.

Retha kamu di mana? Setiap tempat sudah aku kunjungi. Tapi aku tidak menemukan kamu. Ponselmu pun sudah tidak aktif. Harus ke mana aku mencari kamu?

Di tengah kegundahan hatinya, terdengar ponselnya berbunyi. Ringgo pun segera melihat siapa yang sudah menghubunginya. Terlihat di sana nama kakak satu ayah dengan Ringgo yang melakukan panggilan.

"Hallo, Mas ada apa?" tanya Ringgo saat sudah tersambung.

"Kamu di mana Ringgo? Ibu sakit, darah tingginya kambuh. Sekarang Mas mau membawa ibu ke dokter. Cepat pulang! Ibu menanyakan kamu terus. Ibu sangat khawatir sama kamu."

"Iya, Mas! Aku pulang sekarang."

"Ya, sudah! Mas tutup telponnya dulu. Langsung pulang saja, agar keadaan ibu cepat membaik."

"Iya, Mas."

Ringgo menghela napas dalam saat sambungan teleponnya sudah terputus. Dia memang sangat menyayangi ibunya, tetapi dia juga sangat mencintai istrinya. Ringgo selalu berpikir, meskipun awalnya Bu Lela kurang setuju dia menikah dengan Aretha. Mungkin seiring berjalannya waktu ibunya akan luluh dengan kebaikan hati Aretha. Namun ternyata semua itu hanya angannya saja.

Retha, pulanglah! Mas akan menunggu kamu di rumah.

***

Sementara itu, di sebuah kota industri nampak Aretha sedang mempersiapkan berkas lamarannya. Dia aka menitipkan lamaran itu pada sahabatnya yang sudah lebih dulu bekerja di sebuah perusahaan baru. Beruntung Aretha memiliki sahabat yang baik. Meskipun mereka jarang bertemu tapi dia selalu mensupport Aretha.

"Retha, meskipun nanti aku yang test kamu tapi kita harus pura-pura gak kenal ya! Biar gak ada yang curiga kalau kamu itu bawaan aku," ucap Yuli, sahabat semasa kuliah Aretha.

"Siap Li. Makasih ya udah mau bantu aku!"

"Bagaimana? Apa kontrakannya nyaman? Dulu aku ngontrak di sini saat belum nikah. Tapi setelah menikah aku ambil perumahan. Retha ... aku minta maaf tidak bisa mengajak kamu tinggal bersamaku. Bukan aku tidak percaya sama kamu, tapi terkadang kejahatan terjadi karena adanya kesempatan. Aku hanya ingin mencegah agar tidak ada kekhilafan di antara kita."

"Aku mengerti. Aku justru senang kamu membantu aku mencarikan kontrakan. Karena memang di dalam sebuah rumah tidak boleh ada orang ketiga. Entah itu saudara maupun sahabat. Pasangan suami-istri akan harmonis jika di rumahnya hanya ada mereka dan anak-anaknya."

"Makasih, Retha. Besok kamu datang saja jam tujuh pagi. Kalau bingung di mana alamatnya, kamu naik ojek saja yang ada di depan gang itu. Semua ojek di daerah sini pasti hapal perusahaan baru AP Technologi."

"Siap, Bu! Li, kita cari makan dulu yuk!"

"Ayo! Aku senang kamu bisa cepat bangkit dari keterpurukan. Kali ini biar aku yang traktir untuk merayakan kedatangan kamu ke sini."

"Tidak usah Li! Aku masih ada uang kho."

"Gak apa! Kali ini aku yang traktir tapi nanti kamu yang traktir. Kita makan sate saja yuk! Nanti minumnya es kelapa ijo, pasti rasanya mantap."

"Aku ikut aja, tapi ... apa suami kamu gak apa-apa kalau kamu makan sama aku?"

"Gak apa, suamiku pengertian. Asalkan aku minta ijin, pasti dia akan mengijinkan aku main sama temanku. Dia sudah tahu kalau aku mau ketemu sahabat aku. Lagian, katanya dia mau lembur. Biasanya pulang jam delapan malam."

"Aku ikut bahagia Li mendengar kamu memiliki suami yang baik. Aku jadi teringat dengan Mas Ringgo. Dia juga sangat baik sama aku, tapi sayang ibunya tidak sebaik anaknya."

"Sabar ya! Aku yakin pasti akan ada laki-laki yang jauh lebih baik dari Ringgo. Pasti akan ada kelurga yang bisa menerima dan memperlakukan kamu dengan baik sebagai menantunya."

"Aamiin."

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BETUL KATA RETHA, DIRUMAH ITU CKUP SUAMI ISTRI & ANAK2, KCUALI KITA MMG KLUARGA BESAR YG ORTU PNGN KITA TGL BRSAMA

2023-12-27

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

HRSNYA LO SADAR NITA, SBAGAI CBA LO DIPOSISI RETHA..

2023-12-27

1

Ana_Mar

Ana_Mar

semangatlah re...tata masa depanmu tanpa ringgo.

2023-06-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2 Bab 2 Menjauh Pergi
3 Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4 Bab 4 Mencari Aretha
5 Bab 5 Memulai Hidup Baru
6 Bab 6 Harapan Ringgo
7 Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8 Bab 8 Mereka Curiga
9 Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10 Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11 Bab 11 Makan Malam Bersama
12 Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13 Bab 13 Istrinya Ringgo
14 Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15 Bab 15 Ketuk Palu
16 Bab 16 Kerinduan Sadewa
17 Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18 Bab 18 Ajakan Sadewa
19 Bab 19 Keputusan Aretha
20 Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 Restu
22 Bab 22 Foto Bersama Mantan
23 Bab 23 Kapan selingkuh?
24 Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25 Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26 Bab 26 Alibi
27 Bab 27 Aku Istrinya
28 Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29 Bab 29 La Tahzan
30 Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31 Bab 31 Kecelakaan?
32 Bab 32 Diajak Rujuk
33 Bab 33 Saya Aretha
34 Bab 34 Apa itu namamu?
35 Bab 35 Kecantikan Hati
36 Bab 36 Dikejar Mantan
37 Bab 37 Minta Balik Lagi
38 Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39 Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40 Bab 40 Jangan Ikut Campur
41 Bab 41 Tamparan Buat Raina
42 Bab 42 Sindiran Andrea
43 Bab 43 Sekretaris Baru
44 Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45 Bab 45 Pungky Kepanasan
46 Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47 Bab 47 Menahan Diri
48 Bab 48 Alhamdulillah Sah
49 Bab 49 Terpesona
50 Bab 50 Berapa Ronde?
51 Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52 Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53 Bab 53 Telat
54 Bab 54 Anugerah Dari Allah
55 Bab 55 Alhamdulillah
56 Extra part (end)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2
Bab 2 Menjauh Pergi
3
Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4
Bab 4 Mencari Aretha
5
Bab 5 Memulai Hidup Baru
6
Bab 6 Harapan Ringgo
7
Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8
Bab 8 Mereka Curiga
9
Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10
Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11
Bab 11 Makan Malam Bersama
12
Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13
Bab 13 Istrinya Ringgo
14
Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15
Bab 15 Ketuk Palu
16
Bab 16 Kerinduan Sadewa
17
Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18
Bab 18 Ajakan Sadewa
19
Bab 19 Keputusan Aretha
20
Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 Restu
22
Bab 22 Foto Bersama Mantan
23
Bab 23 Kapan selingkuh?
24
Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25
Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26
Bab 26 Alibi
27
Bab 27 Aku Istrinya
28
Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29
Bab 29 La Tahzan
30
Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31
Bab 31 Kecelakaan?
32
Bab 32 Diajak Rujuk
33
Bab 33 Saya Aretha
34
Bab 34 Apa itu namamu?
35
Bab 35 Kecantikan Hati
36
Bab 36 Dikejar Mantan
37
Bab 37 Minta Balik Lagi
38
Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39
Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40
Bab 40 Jangan Ikut Campur
41
Bab 41 Tamparan Buat Raina
42
Bab 42 Sindiran Andrea
43
Bab 43 Sekretaris Baru
44
Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45
Bab 45 Pungky Kepanasan
46
Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47
Bab 47 Menahan Diri
48
Bab 48 Alhamdulillah Sah
49
Bab 49 Terpesona
50
Bab 50 Berapa Ronde?
51
Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52
Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53
Bab 53 Telat
54
Bab 54 Anugerah Dari Allah
55
Bab 55 Alhamdulillah
56
Extra part (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!