Bab 3 Aretha, kamu dimana?

Selepas pesta pernikahannya selesai digelar, Ringgo terus mengedarkan pandangan matanya. Dia mencari keberadaan istri yang dicintainya. Namun, pencariannya hanya berbuah kekecewaan.

"Retha kemana? Dari tadi aku cari tapi tidak kelihatan," gumam Ringgo. Dia pun mendekati ibunya yang sedang sibuk melayani tamu. Sesekali Ringgo pun bersalaman pada semua tamu yang memberikan ucapan selamat padanya.

"Ibu, Retha ke mana? Aku mencarinya tapi dia tidak kelihatan sama sekali."

"Tadi Ibu lihat sedang duduk di sana. Tapi kho gak ada ya! Paling juga dia ke toilet," jawab Bu Lela.

"Ya sudah, Bu. Aku mau cari Retha dulu. Dia pasti belum makan," pamit Ringgo.

"Kamu tuh Ringgo, harusnya lebih perhatian pada istri baru kamu. Masih saja mencari Aretha. Biarkan saja! Dia sudah besar ini, kalau lapar pasti makan sendiri."

Ringgo terus saja melangkahkan kakinya mencari keberadaan Aretha. Dia berkeliling di rumah orang tuanya. Dengan sesekali melakukan panggilan telepon pada Aretha, tetapi tidak satu pun panggilan telepon darinya diangkat oleh Aretha. Meskipun Ringgo terus mencari ke sana ke mari, tetap saja Ringgo tidak menemukan istrinya. Hingga akhirnya dia bertanya pada kakak dan adiknya yang terlihat sedang berbincang.

"Mbak Riri, lihat Retha gak? Aku keliling mencari dia tapi gak ada," tanya Ringgo.

"Mungkin Retha sedang menangis di kamar. Mau bagaimana pun juga, seorang istri pasti sedih saat melihat suaminya menikah lagi. Bohong kalau Retha selalu bilang gak apa-apa. Mbak tadi melihat dia menangis saat kamu ijab kabul," jawab Riri, kakak beda ibu Ringgo.

"Itu salah dia sendiri, Mbak. Kenapa Mbak Retha gak bisa punya anak? Coba kalau Mbak Retha punya anak, mungkin ibu juga tidak akan menyuruh Mas Ringgo untuk menikah dengan Mbak Anita," timpal Reva, adik perempuan Ringgo.

"Kamu tuh jangan bicara seperti itu. Selama ini Retha baik sama kamu. Dia selalu menurut sama ibu. Hanya karena kekurangan yang tidak pernah diharapkannya, kalian berusaha untuk menyingkirkan dia untuk menyerah dengan sendirinya. Padahal Aretha itu anak yang baik. Dia pekerja keras dan tidak pernah gengsi untuk melakukan pekerjaan apa pun. Tanpa Mbak beberkan satu-satu pasti kalian tahu kalau Retha melakukan banyak hal untuk ibu dan keluarga kita."

"Hanya Mbak Riri yang selalu membela dia. Padahal apa bagusnya, Mbak. Mbak Retha masuk ke keluarga kita gak bawa apa-apa. Dia tuh beruntung diterima di keluarga kita. Ya, meskipun sebenarnya, dari awal ibu tidak setuju kalau Mas Ringgo menikah dengan Mbak Retha." Reva mengangkat bahunya seraya mencibir.

"Sudah jangan berdebat! Aku mau pulang ke rumah dulu. Mungkin benar Retha ada di kamar. Reva bilang sama ibu, untuk menerima tamu menggantikan Mas dulu." Ringgo langsung berlari menuju ke rumahnya.

Dia tidak memperdulikan panggilan dari adiknya yang ingin protes. Hatinya was-was merasa khawatir pada istrinya. Hingga sampai di rumahnya, Ringgo langsung masuk dengan tergesa.

"Dek! Retha! Kamu di mana?" teriak Ringgo.

Tidak ada sahutan dari dalam rumah. Ringgo pun mencari dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Hingga akhirnya dia melihat sebuah sticky note yang Aretha tempelkan di pintu lemari es.

Mas, aku menyimpan surat buat Mas di laci lemari baju.

Ringgo kembali ke kamarnya. Dengan tergesa, dia membuka lemari bajunya. Mencari surat yang Aretha simpan di sana. Saat sudah menemukannya, jantung Ringgo langsung berdetak lebih cepat dari biasanya. Dadanya bergemuruh hebat dan wajahnya terasa panas dengan lelehan air mata yang membasahi pipinya.

Bagaimana tidak, dia menemukan surat perceraian dari pengadilan yang sudah Aretha tanda tangani. Tidak ketinggalan sebuah surat yang Aretha simpan di atas surat perceraian itu. Ringgo pun membaca surat terakhir dari istrinya dengan tangan yang gemetar.

Teruntuk:

Mas Ringgo yang kucintai

Mas, sekali lagi aku ucapkan selamat atas pernikahannya. Semoga Mas selalu bahagia. Meskipun tidak ada aku di sisi Mas.

Mas, aku minta maaf karena aku tidak bisa terus berbakti pada Mas. Aku ingin ikhlas Mas menikah lagi, tapi hatiku terasa sangat sakit Mas. Mungkin pengabdianku pada Mas hanya sampai di sini saja. Semoga ke depannya kita bisa berteman baik.

Selamat tinggal, Mas! Surat perceraian sudah aku tanda tangani. Mas tinggal menandatangani dan memberikannya ke pengadilan.

Salam sayang,

Aretha

"RETHA ...," teriak Ringgo dengan lutut yang terasa lemas.

Dia bersimpuh dan menangis seraya memeluk surat yang Aretha tulis. Sungguh hatinya sangat hancur mendapati kekasih hatinya sudah pergi jauh. Andaikan waktu bisa terulang kembali, mungkin Ringgo tidak akan pernah menyetujui keinginan ibunya agar dia menikah dengan Anita.

"Kenapa kamu harus pergi, Retha? Kenapa kamu tinggalkan Mas. Kamu pergi ke mana? Bukankah paman yang merawat kamu sudah tiada. Ke mana kamu akan berlindung?"

"Retha pulanglah! Kalau kamu tidak ingin dimadu, aku akan menceraikan Anita setelah punya anak. Kenapa kamu tidak bisa bersabar?"

Ringgo menghapus air matanya kasar. Dia mengambil ponselnya dan berniat untuk menghubungi istrinya. Namun tetap saja hanya operator yang menjawab panggilan teleponnya. Dengan keputus-asaannya, Ringgo melemparkan ponsel yang dia pegang. Dia mengepalkan tangannya dan menonjok kaca lemari dengan sekuat tenaga. Hingga menimbulkan suara yang keras dan sukses membuat tetangganya kaget.

PRANG!

"Ringgo, kamu kenapa?" tanya tetangga Ringgo setengah berteriak.

Mereka pun masuk ke dalam rumah Ringgo untuk memastikan. Mereka sangat terkejut melihat tangan Ringgo yang bercucuran darah dengan kaca yang menancap di tangannya. Buru-buru saja seorang bapak tua yang menjadi tetangga Ringgo, membawanya keluar kamar.

"Kamu kenapa Ringgo? Ada masalah apa? Harusnya kamu bahagia karena ini hari pernikahan kamu," tanya Bapak Tua itu seraya mencabut satu persatu pecahan kaca yang menancap di tangan Ringgo

"Bagaimana aku bisa bahagia kalau Retha pergi. Aku tidak mau kehilangan dia."

"Apa? Retha pergi?" tanya Bapak Tua itu, "mungkin dia sudah lelah, Ringgo. Selama ini dia sudah bersabar menghadapi sikap ibu kamu yang suka semena-mena sama dia. Mungkin kesabaran dia sudah habis karena kamu lebih memilih menurut pada ibumu."

"Tapi Pak ... Retha mengijinkan aku menikah lagi."

"Berarti kamu kurang peka terhadap perasaannya. Bapak yakin kalau istri kamu tidak pernah mengeluh soal ibumu. Bapak sering melihat ibu kamu terus menyuruh Retha untuk melakukan pekerjaan berat. Termasuk mengangkat galon yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang perempuan."

Apa benar yang dikatakan oleh Pak Umar? Ibu memang sering menyuruh Retha melakukan ini itu. Tapi aku pikir hanya beres-beres rumah atau memasak saja yang memang biasa dilakukan oleh perempuan.

"Ringgo, lepaskan saja Retha kalau dia memang sudah tidak tahan hidup dengan kamu. Biarkan dia mencari kebahagiaannya sendiri."

"Retha bahagia hidup dengan aku karena kami saling mencintai."

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

TETANGGA AZA TAU KLAKUAN IBU LO KE RETHA..

2023-12-27

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO TAU, IBU LO WANITA & IBU MERTUA YG BAIK BUAT RETHA,, TPI IBU LO IBLIS

2023-12-27

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DI BAHAGIA2KN... TPI LO GK TAU BATIN ISTRI LO YG TRSIKSA OLEH IBU LOO

2023-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2 Bab 2 Menjauh Pergi
3 Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4 Bab 4 Mencari Aretha
5 Bab 5 Memulai Hidup Baru
6 Bab 6 Harapan Ringgo
7 Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8 Bab 8 Mereka Curiga
9 Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10 Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11 Bab 11 Makan Malam Bersama
12 Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13 Bab 13 Istrinya Ringgo
14 Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15 Bab 15 Ketuk Palu
16 Bab 16 Kerinduan Sadewa
17 Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18 Bab 18 Ajakan Sadewa
19 Bab 19 Keputusan Aretha
20 Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21 Bab 21 Restu
22 Bab 22 Foto Bersama Mantan
23 Bab 23 Kapan selingkuh?
24 Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25 Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26 Bab 26 Alibi
27 Bab 27 Aku Istrinya
28 Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29 Bab 29 La Tahzan
30 Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31 Bab 31 Kecelakaan?
32 Bab 32 Diajak Rujuk
33 Bab 33 Saya Aretha
34 Bab 34 Apa itu namamu?
35 Bab 35 Kecantikan Hati
36 Bab 36 Dikejar Mantan
37 Bab 37 Minta Balik Lagi
38 Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39 Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40 Bab 40 Jangan Ikut Campur
41 Bab 41 Tamparan Buat Raina
42 Bab 42 Sindiran Andrea
43 Bab 43 Sekretaris Baru
44 Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45 Bab 45 Pungky Kepanasan
46 Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47 Bab 47 Menahan Diri
48 Bab 48 Alhamdulillah Sah
49 Bab 49 Terpesona
50 Bab 50 Berapa Ronde?
51 Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52 Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53 Bab 53 Telat
54 Bab 54 Anugerah Dari Allah
55 Bab 55 Alhamdulillah
56 Extra part (end)
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Maaf, Jika Aku Harus Pergi
2
Bab 2 Menjauh Pergi
3
Bab 3 Aretha, kamu dimana?
4
Bab 4 Mencari Aretha
5
Bab 5 Memulai Hidup Baru
6
Bab 6 Harapan Ringgo
7
Bab 7 Cinta Lama Belum Kelar
8
Bab 8 Mereka Curiga
9
Bab 9 Makan Siang Bersama Sadewa
10
Bab 10 Bertemu Madu Yang Beracun
11
Bab 11 Makan Malam Bersama
12
Bab 12 Lebih Baik Menyerah
13
Bab 13 Istrinya Ringgo
14
Bab 14 Tolong lepaskan aku!
15
Bab 15 Ketuk Palu
16
Bab 16 Kerinduan Sadewa
17
Bab 17 Mau apa ke penghulu?
18
Bab 18 Ajakan Sadewa
19
Bab 19 Keputusan Aretha
20
Bab 20 Bertemu Calon Mertua
21
Bab 21 Restu
22
Bab 22 Foto Bersama Mantan
23
Bab 23 Kapan selingkuh?
24
Bab 24 Baik Karena Ada Maunya
25
Bab 25 Pengkhianat dikhianati
26
Bab 26 Alibi
27
Bab 27 Aku Istrinya
28
Bab 28 Keputusan Sepihak Aretha
29
Bab 29 La Tahzan
30
Bab 30 Aku Bukan Pelakor
31
Bab 31 Kecelakaan?
32
Bab 32 Diajak Rujuk
33
Bab 33 Saya Aretha
34
Bab 34 Apa itu namamu?
35
Bab 35 Kecantikan Hati
36
Bab 36 Dikejar Mantan
37
Bab 37 Minta Balik Lagi
38
Bab 38 Akal-akalan Sadewa
39
Bab 39 Wajahnya Manis Sekali
40
Bab 40 Jangan Ikut Campur
41
Bab 41 Tamparan Buat Raina
42
Bab 42 Sindiran Andrea
43
Bab 43 Sekretaris Baru
44
Bab 44 Jangan Tersenyum Seperti Itu
45
Bab 45 Pungky Kepanasan
46
Bab 46 Kala Senja Di Atas Bukit
47
Bab 47 Menahan Diri
48
Bab 48 Alhamdulillah Sah
49
Bab 49 Terpesona
50
Bab 50 Berapa Ronde?
51
Bab 51 Jangan Berkecil Hati!
52
Bab 52 Ulah Mertua Dzolim
53
Bab 53 Telat
54
Bab 54 Anugerah Dari Allah
55
Bab 55 Alhamdulillah
56
Extra part (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!