Bukannya menyingkir, Floe justru memeluk pria itu dan menangis. "Kau benar-benar jahat! Kenapa berselingkuh dariku? Bukankah aku sudah memberikan apapun yang kau minta?"
“Hei, apa yang kau lakukan?” sarkas pria yang merasa sangat risi dengan perbuatan wanita yang dianggap sangat tidak punya malu itu saat mabuk.
“Kenapa kau jahat padaku, Rafa? Apa kurangnya aku? Hah?” Floe tiba-tiba saja menampar pipi pria di hadapannya.
“Kau sudah gila!” kesal pria itu tertahan. Ia memegang kepalanya yang terasa pusing.
“Sebaiknya Anda membawa kekasih Anda pulang, Tuan. Saya khawatir dia akan membuat kegaduhan di sini,” ucap bartender tersebut.
“Tapi ….”
Pria asing itu tidak melanjutkan kalimatnya saat tubuh Floe terhuyung menabrak dada bidangnya.
“Ah, ****!” umpat pria itu dan segera membawa wanita yang sudah tidak sadarkan diri itu untuk pergi dari sana.
Kemudian ia melajukan mobilnya mengelilingi jalanan kota. Ia tidak tahu harus membawa wanita itu ke mana. Kepalanya juga terasa pusing akibat minum terlalu banyak. Beruntung ia masih bisa untuk mengemudi.
Hotel adalah pilihannya. Ia hanya memesan satu kamar karena akan kembali ke apartemennya.
Pria tersebut terpaksa harus memapah karena wanita itu tidak bisa berjalan dengan benar.
Sepanjang perjalanan, Floe terus saja meracau dan memaki. Ia pikir pria itu adalah kekasihnya.
Pria itu membaringkan tubuh Floe di atas ranjang king size di dalam kamar hotel. Namun, tanpa diduga, wanita itu menarik tangannya hingga terjatuh tepat di atas tubuh dengan gaun seksi itu.
Tidak hanya itu saja karena saat ini Floe bahkan memeluk tubuh pria itu.
“Lepaskan! Apa kau sudah gila!" Pria itu melepaskan tangan wanita yang melingkar di pinggangnya.
Bukannya marah, Floe yang masih setengah sadar menatap pria tersebut dan tersenyum. “Apa kau tidak ingin tidur bersamaku?” ucap Floe dengan frontal.
“Kau benar-benar sudah gila!” umpat pria itu dengan kesal. Ia kemudian berbalik meninggalkan Floe sembari memegangi kepalanya yang sakit.
“Apa karena kau sangat lemah di atas ranjang? Jadi kau tidak ingin bermain denganku?” Floe tertawa pelan. “Pergilah. Aku tidak butuh pria lemah sepertimu!”
Pria itu menghentikan langkahnya saat mendengar umpatan seorang wanita yang menghinanya. Ia membalikkan tubuh dan menatap nyalang wanita yang tengah tersenyum dengan mata sayu.
“Apa kau sedang menantangku?”
Kemudian ia mendekat. Netranya tertuju pada bibir merah dan menyusuri setiap inci tubuh wanita itu.
Ucapan wanita itu bagai sebuah tantangan untuknya. “Baiklah. Mari kita bermain,” sambung pria itu dengan seringai di kedua sudut bibirnya.
Efek minuman keras yang keduanya teguk, membuat mereka kehilangan akal sehat.
Pria itu menyambar bibir merah di hadapannya dan memagutnya dengan penuh gairah.
Sementara itu, bukan memberontak, Floe justru membalas pagutan pria itu dengan tak kalah panas.
Keduanya berhenti sejenak untuk mengambil napas. Mata sayu itu saling beradu dan senyum terbit di sudut bibir keduanya.
Pria itu melepaskan kaos casual yang membungkus tubuh kekarnya dan kembali memagut dengan penuh gairah.
Ia semakin memperdalam pagutannya dan semakin liar saat wanita di bawahnya mengalungkan kedua tangannya di lehernya.
Deru napas saling bersahutan dan lidah saling membelit. Menyalurkan gejolak hasrat di tubuh yang semakin memanas dengan cumbuan demi cumbuan.
“Aku akan membuktikan padamu jika bukan pria lemah,” bisik pria itu di telinga wanita di bawahnya. Ia kemudian memberi gigitan lembut di sana.
Pendingin ruangan yang menyala, tak mampu meredam peluh akibat peraduan dua hasrat yang bergejolak. Erangan dan ******* mendominasi kamar hotel.
Keduanya menggila dengan kobaran nafsu yang sudah berada di puncak. Tidak perduli dengan siapa mereka melakukannya dan apakah orang itu adalah orang yang mereka cintai.
Yang terpenting saat ini adalah mereka dapat meluapkan kenikmatan dan mendapat pelepasan yang memuaskan.
***
Keesokan harinya, Floe memicingkan mata saat cahaya mentari masuk dan mengganggu tidurnya. Ia meringis memegang kepala yang terasa sakit.
Namun, saat hendak bangun, ia kembali meringis karena merasakan nyeri di bagian pangkal paha dan daerah sensitifnya. Floe memejamkan mata merasakan nyeri itu.
“Astaga!” ucapnya. Ia seperti mengingat sesuatu.
Segera Floe menoleh dan benar saja. Seorang pria yang tidak ia kenal sedang tertidur pulas sembari telungkup dengan tubuh bagian atas yang sudah tidak mengenakan pakaian.
Buru-buru ia segera memastikan sesuatu. Ia menyibakkan sedikit selimut yang membungkus tubuhnya.
“Ah, ****!” umpatnya.
Floe segera beranjak dari pembaringan dan menyeret paksa tubuhnya menuju kamar mandi. Tak lupa ia mengambil pakaian miliknya yang berserakan di lantai. Ia segera pergi dari sana tanpa memperdulikan pria yang masih tertidur pulas itu.
Satu jam berlalu, suara dering ponsel yang sangat berisik menarik paksa pria asing dari alam bawah sadarnya.
Ia sedikit meringis dan memegang kepala. Ia melirik ke arah samping, ternyata wanita yang menghabiskan malam liar dengannya sudah tidak ada di sana.
"Di mana wanita itu? Apa ia sudah pergi?" Memijat pelipis karena terasa sangat pusing.
Dering ponselnya sudah berhenti berbunyi. Ia terbelalak saat hendak meraih ponsel yang entah sejak kapan sudah berada di atas nakas, di samping tempat tidur.
Namun, ada hal lain yang menarik perhatiannya. Di samping ponsel itu ada sejumlah uang yang cukup banyak. Sepertinya sengaja diletakkan di sana.
Seketika ia tertawa terbahak-bahak begitu menyadari bahwa wanita yang semalam bercinta dengannya baru saja membayarnya dengan berpikir ia adalah seorang pria miskin.
"Sialan! Apa wanita gila itu pikir aku adalah seorang gigolo?" umpatnya dengan wajah memerah karena marah saat harga dirinya direndahkan.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
dee_an
ya namanya org ga tau bs aja salah paham mengira sicowok adalah ggl
2023-07-07
1
sella surya amanda
lanjut
2023-06-03
1