Ketika Fei Lin akhirnya kembali ke gubuk jeraminya, itu sudah tengah malam.
Dia membuka selimut, membaringkan tubuhnya di tempat tidur, dan menghela napas lega, dia akhirnya bisa tenang.
Jika dihitung sampai sekarang, sudah empat bulan sejak dia di pindahkan ke dunia ini, namun dia tidak pernah tahu di mana dan tempat macam apa ini, itu hanya dipenuhi dengan pohon-pohon yang tampak aneh.
Karena dia tidak memahami arah sama sekali, dia pernah menghabiskan beberapa hari tersesat di dalam hutan belantara, dimana tidak ada satupun manusia lain yang terlihat.
Dia kelaparan setelah berjalan hutan belantara selama beberapa hari, ketika dia akhirnya bertemu dengan beberapa pemburu yang mendaki gunung.
Dan ubi jalar yang mereka berikan telah menghibur perutnya yang protes untuk sementara waktu.
Pada awalnya mereka mengajaknya untuk meninggalkan gunung bersama-sama, tetapi dengan harapan bahwa dia mungkin kembali dengan sedikit keberuntungan, Fei Lin akhirnya menolak tawaran mereka.
Dia kembali ke gubuk jerami berharap bahwa keberuntungan itu pasti akan terjadi suatu hari nanti.
Meskipun terlihat tua, kumuh dan bisa runtuh kapan saja, gubuk jerami ini berhasil menahan angin dan hujan untuknya.
Setelah tinggal di sana selama beberapa hari, dia akhirnya terbiasa dan kehilangan semua keinginannya untuk pindah ke tempat lain.
Karena dia khawatir akan tersesat lagi, jadi dia memutuskan untuk tetap tinggal di gubuk tersebut, namun siapa yang mengira bahwa begitu dia mulai mengurung diri di gubuknya, itu akan berlangsung selama empat bulan.
Saat itu, karena dia sudah sangat lapar dan sudah lama menghabiskan stok ubi jalar yang diberikan para pemburu itu kepadanya, dia tidak punya pilihan selain pergi keluar untuk berburu dan mencari makanan.
Ketika di kedalaman hutan, dia sama sekali tidak bisa membedakan antara mana yang bisa dimakan dan mana yang tidak.
Ada cukup banyak hewan kecil yang tampaknya memiliki nutrisi terlalu banyak, karena mereka tampak lebih besar dari ukuran yang seharusnya.
Selain itu, dia menyadari bahwa hewan-hewan kecil itu sebenarnya bisa berbicara.
Menjadi seorang ateis, dia sangat terkejut pada awalnya. Namun, saat rasa lapar semakin menyiksanya, dia tidak bisa lagi peduli tentang hal-hal magis atau berbagai macam hantu yang aneh.
Lagipula dia sudah pindah ke dunia lain, jadi kenapa sulit baginya untuk menerima, bahwa beberapa hewan disini pasti akan sedikit berbeda?
Suatu hari sampai dia menemukan seekor kelinci berwarna hitam sedang menggigit seseorang, lalu hanya dengan satu pukulan, dia telah membunuhnya dengan mudah, dan dengan tindakannya itu, dia dianggap menyelamatkan orang-orang yang di serang.
Jika dilihat lebih dekat, ia menyadari bahwa orang-orang itu tampak familiar, ternyata mereka adalah para pemburu yang sebelumnya memberinya ubi jalar.
Saat itulah dia mengetahui bahwa makhluk-makhluk kecil itu sebenarnya adalah hewan iblis yang sering kali memakan manusia.
Kelompok kecil pemburu berpikir bahwa dia adalah dewa, sehingga mereka membungkuk dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
Kali ini, dia tidak lagi diajak untuk meninggalkan gunung.
Mereka memuji tindakannya karena membantai para hewan iblis dan mendorongnya untuk membunuh lebih banyak dari mereka, untuk mencegah mereka memakan manusia lagi di masa depan.
Setelah mengatakan itu, pemburu tersebut akhirnya memberinya lebih banyak ubi jalar kepadanya.
Fei Lin, yang awalnya berniat meninggalkan gunung : "…"
Melihat ubi jalar di tangannya, dia terlalu malu untuk mengatakan bahwa dia ingin pergi.
Sejak saat itu, ia menjalani kehidupan sebagai pembantai hewan iblis, mulai dengan berburu binatang-binatang besar dan kecil yang semuanya tampak aneh itu.
Yah setidaknya dagingnya terasa jauh lebih enak dari pada ubi jalar.
Begitu pikirnya.
Ketika dia mulai berburu, dia menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda pada tubuhnya.
Dia belum pernah berburu sebelumnya, namun tidak peduli makhluk aneh macam apa yang dia temui, dia bisa menaklukkan semuanya dengan begitu mudah.
Kekuatan yang dia miliki begitu besar sehingga dia bahkan tidak bisa mempercayainya sendiri.
Beberapa hewan kecil bahkan memiliki kemampuan khusus seperti memuntahkan api, meruntuhkan tanah dengan cakar mereka dan lain sebagainya.
Namun tidak terkecuali, semua keterampilan itu tampaknya tidak berguna saat melawannya.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh api yang mereka keluarkan, paling banyak hanya membakar sudut pakaiannya sementara mereka yang melubangi tanah, hanya akan menguburnya sebentar sebelum dia bisa memanjat kembali.
Bahkan ada kalanya dia sengaja membiarkan mereka menggigitnya, dan justru taring mereka yang berakhir patah.
Kulitnya tampak persis seperti sebelumnya, lembut seperti biasanya, namun lawan-lawannya sama sekali tidak bisa menggigitnya.
Awalnya, dia mengira ini karena hewan-hewan kecil itu yang terlalu lemah.
Dia bahkan pergi untuk mencoba mengangkat pohon raksasa berusia seabad di belakang gubuknya, dan ternyata dia mampu mengangkat pohon raksasa itu hanya dengan sedikit tenaga, seperti mengupas daun bawang.
Lusinan pohon di sekitar pondoknya benar-benar tercabut olehnya, sebagai hasilnya … dia dengan mudah membuat gundul satu petak hutan.
-_-
Pada saat itu dia akhirnya mengakui satu hal, fakta bahwa dia … mungkin tidak terkalahkan di dunia ini?
Dia merasa bahwa perbedaan antara dunia lain ini dan bumi benar-benar normal, sama seperti bagaimana bumi dan bulan memiliki gravitasi yang berbeda.
Sejujurnya, setelah menemukan masalah ini, dia ingin menemukan seseorang untuk mengakui bahwa memang ada dewa di dunia ini, tetapi dia kecewa karena dia jarang bertemu orang lain, meskipun hanya segelintir dalam sebulan.
Dia memiliki karakter yang selalu bahagia, dia mudah beradaptasi dengan lingkungannya, tetapi terus terang bahwa hidupnya tidak memiliki arah dan tujuan, dia tidak pernah berusaha untuk sebuah kemajuan apapun dan benar-benar tetap menjadi pemalas.
Meskipun keterampilan kulinernya tidak benar-benar buruk, makanan yang dia masak selalu gosong.
Akan tetapi paling tidak itu lebih baik daripada harus kelaparan.
Makan daging hewan yang bisa berbicara awalnya terasa sedikit canggung, tetapi semakin dia makan, semakin dia terbiasa.
"Ah, aku mengantuk …"
Fei Lin meregangkan tulang malasnya saat kantuk membanjiri dirinya, lalu menarik selimut tuanya yang compang-camping.
Malam ini sangat melelahkan dan akhirnya dia bisa tidur, dia berharap bahwa tidak akan ada lagi peristiwa yang akan mengganggunya dari mimpi indahnya.
Dengan pemikiran seperti itu, dia menutup matanya.
Namun pada saat yang sama...
Bang!
Tiba-tiba sebuah suara gemuruh mengejutkannya.
Sebuah petir datang, lalu menyambar atap gubuknya dan membuat sebuah lubang besar.
Terdengar suara gemerisik ketika jerami dikirim terbang ke segala arah.
Sebagian besar gubuknya langsung berantakan setelah terkena sambaran petir, hanya menyisakan sebagian kecil dari gubuk di dekat tempat tidurnya.
Fei Lin : "…"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
💕𝓐𝓵𝓲𝓷𝓪 👑
dear uang
sekali kali kamu kek yg nyariin aq,jangan aq mulu yg nyariin km aq capek tau 🙂
2023-09-02
1
💕NARA༄𝑓𝑠𝑝⍟
alamat harus pindah tempat fei. lin
2023-08-31
0
༻☘ ᖇᙓꙆ✌︎ ☘༻
yaa gajadi bobo deh😅
2023-08-31
0