Sambil duduk dan mengobrol bersama Sherly dan kedua adiknya yang kelelahan, niat awal Furya yang ingin mengajak Ren dan Yuki jalan-jalan ke mal siang itu harus tertunda.
“Hahaha, semangat dikit Ren, nanti malam kita jalan-jalan ke mal deh.”
Ren yang mendengar perkataan Furya langsung terlihat ceria kembali. Ia yang awalnya lesu langsung tersenyum dan mendekati kakaknya seperti ingin meminta sesuatu.
“Beneran kita malam nanti ke mal kak?”
“Bener...”
“Asik, beliin Ren sepatu baru dong kak, sepatu sekolah Ren udah robek.”
“Tenang aja, nanti malam beli apapun yang kamu mau.”
Mendengar itu Ren langsung kegirangan dan menambah daftar barang yang ingin ia beli.
“Tenang, kalau mau hp juga bakalan kakak belikan.”
“Hehehe, ini baru kakak Ren.”
Yuki yang duduk berdekatan dengan Sherly juga ikutan meminta di belikan hp baru.
Gadis kecil cantik keturunan jepang yang lucu dan imut itu meminta hal yang sama kepada Furya.
“Yuki juga pengen kak, beliin Yuki juga ya.”
Furya yang sudah lama tak mendengar suara adik bungsunya tersenyum dan menjawab dengan penuh percaya diri.
“Santai...Yuki juga bebas mau beli apa aja pasti kakak turutin, nanti malam kita senang-senang bareng.”
Melihat sang pacar dan kedua adiknya ingin bersenang-senang malam nanti di mal, Sherly yang melihat itu sedikit cemberut.
Meskipun sudah berpacaran lama, Furya yang pasif sangat jarang jalan bersama Sherly.
Bahkan selama 2 tahun berpacaran, mereka hanya pernah satu kali jalan-jalan bersama. Itupun sudah lama sekali sebelum tragedi berdarah.
Melihat Sherly yang menatapnya dengan mata bersinar, Furya langsung tersenyum dan berbicara.
“Mau ikut juga?”
Sherly yang di ajak hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Yaudah nanti malam kita berempat ke mal sama-sama.”
Karena masih ada beberapa pelanggan, Furya dan kedua adiknya tak langsung pulang dan saat sudah sore barulah mereka pulang untuk bersiap-siap dan intirahat sejenak.
Saat Ren dan Yuki pulang duluan, pak Hery yang melihat Furya ingin pulang langsung memanggilnya.
“Furya sini bentar...”
Di panggil oleh ayah Sherly, Furya langsung menemuinya di dapur. Saat sampai di dapur, Furya langsung tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Maaf ngerepotin hari ini, nih upah kamu dan kedua adikmu yang sudah mau bantu-bantu siang ini di cafe.”
Di berikan uang, Furya langsung menolak. Bukan karena apa-apa, hanya saja keluarga Sherly sudah terlalu sering membantunya dan Furya jadi tak enak hati.
Di tambah siang itu ia dan adiknya juga sudah makan di cafe. Meskipun membantu, tapi itu hanya sebentar dan ia membantu tanpa mengharapkan imbalan apa-apa.
“Maaf om, tapi Furya gak bisa nerima uang ini.”
“Lha kenapa, kan lumayan buat jajan kedua adikmu.”
Karena sudah memiliki banyak uang, Furya menolak dengan halus pemberian ayah Sherly.
“Bukan gitu om, jujur aja saya sekarang sudah mendapatkan uang yang cukup untuk keperluan Ren dan Yuki, ditambah om sudah terlalu sering membantu keluarga Furya jadi saya gak bisa merepotkan lebih dari ini."
“Jangan berfikir begitu, om ikhlas membantu dan uang ini juga merupakan upah dari kerja keras adikmu siang tadi, jadi tolong di terima.”
Meskipun sudah menolak, karena memang baik, pak Hery lagi-lagi memberikan uang itu.
Bahkan karena Furya seperti sedikit melamun, ayah Sherly langsung memasukkan uang itu ke kantong bajunya.
“Nih ambil...dan tolong bantu om membujuk Sherly, malam ini kalian mau jalan-jalan kan?”
Di berikan uang, Furya hanya bisa menerima dan tersenyum. Di tambah pak Hery yang lagi-lagi memintanya untuk membuju Sherly agar mau sekolah kembali langsung berjanji akan melakukan yang terbaik.
“Terimakasih uangnya om, malam nanti Furya bakalan bujuk Sherly biar mau sekolah lagi...kalau perlu besok pagi Furya jemput sekalian.”
“Hemm, makasih.”
Karena kekurangannya, Sherly memang sering bolos sekolah. Ia yang sering di bully selalu malas ke sekolah jika suasana hatinya tak baik.
Di tambah belakangan ini pembullyan makin parah membuat Sherly sudah hampir satu minggu tak sekolah.
Sebelumnya Furya selalu melindungi Sherly yang di jahili. Tapi karena di timpa musibah, jangankan melindungi Sherly kembali, ia saja juga sering di bully di sekolah karena kakinya yang pincang.
Setelah berpamitan dengan ayah Sherly, Furya kembali ke rumah dan istirahat sejenak.
Sambil menunggu kedua adiknya bersiap-siap, Furya langsung memesan taksi online dan malam itu ia berencana pergi bersama dengan taksi online.
“Kak...udah siap.”
“Yaudah duduk dulu sambil nunggu grab.”
Setelah menunggu sesaat, taksi online pesanannya datang dan Furya beserta adiknya langsung masuk. Ren yang sudah lama tak naik mobil terlihat sangat senang.
“Mau ke mana mas?”
“Ke mal pak, tapi kita mampir dulu ke cafe Sherly yang ada di depan.”
“Oke...”
Setelah sampai di depan cafe Sherly, Furya langsung turun dan menjemput sang pacar.
Saat sampai di sana, Furya yang melihat Sherly sudah dandan dengan pakaian trendy masa kini dan sangat cantik menjadi sedikit malu dan grogi.
Di tambah ibu Sherly yang ada di sana seperti memberi restu membuat Furya makin grogi.
“Udah siap Sher?”
Sherly yang mendengar perkataan Furya hanya mengangguk. Sebelum pergi Furya izin dahulu kepada ibu Sherly yang ada di kasir.
“Tante, Furya izin malam ini ngajak Sherly jalan-jalan bareng Ren dan Yuki ke mal ya.”
“Iya...hati-hati dan pulangnya jangan kemaleman.”
Meskipun saat malam cafe akan ramai, tapi demi kebahagiaan sang anak, ayah dan ibu Sherly justru senang satu-satunya anak gadis mereka jalan-jalan.
Jika tidak bersama Furya, mana mau Sherly yang pemalu pergi bersama seorang pria.
Setelah pamit, Furya dan Sherly langsung pergi dan menaiki taksi online. Di perjalanan kedua adik Furya terlihat sangat senang.
Ren dan Yuki yang jarang jalan-jalan terlihat menikmati pemandangan malam itu dari balik kaca mobil.
“Kak, kapan kita beli mobil kaya gini?” kata Ren sambil melihat pemandangan malam kota Jakarta.
“Sabar, nanti ada waktunya...”
Setelah perjalanan singkat, akhirnya mereka berempat tiba di depan mal Ciputra.
Sehabis membayar biaya taksi online, Furya, Ren, Yuki dan Sherly langsung masuk ke dalam mal.
Melihat sang adik Ren berlarian dengan sangat bersemangat, Furya juga ikutan semangat.
Saat Ren berlarian, Yuki si adik bungsu justru terlihat malu-malu di keramaian dan hanya menempel pada Sherly.
Seperti keluaraga kecil, mereka berempat masuk ke dalam mal dan ingin bersenang-senang.
“Kak, kita mau kemana dulu?”
“Hemmm, Ren mau ke TimeZone dulu atau langsung belanja?”
“Kalau boleh Ren pengen main di TimeZone dulu kak, dah lama gak ke sana.”
“Yaudah kita main-main dulu di TimeZone.”
Karena dulu keluarga Furya tiap bulannya sering jalan-jalan bersama ke mal, mereka malam itu berencana pergi ke pusat permainan terlebih dahulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Hengki Perdana
mantab,lanjut thor
2024-12-30
0
Imam Sutoto Suro
mantap gan lanjut
2024-10-18
0
Hulatus Sundusiyah
bahagianya lihat ren n yuki bergembira
2024-10-14
0