Setelah pamit dan mengecup kening ibunya, Furya yang sudah lega karena ibunya kini sudah lebih baik dan di rawat di kamar VIP berniat kembali pulang.
Siang itu ia yang sudah memiliki uang dan tak pusing lagi soal keuangan keluarganya terlihat ceria kembali.
Setelah meninggalkan kamar VIP ibunya, Furya mampir ke ATM dan mengambil beberapa uang cash.
“Buat pegangan ambil 5 juta dulu ah.”
“Heeem...masih sisa 670 juta, simpen dulu aja deh buat tabungan.”
Karena didikan keras ayahnya sejak kecil, Furya menjadi pria yang hemat dan disiplin.
Meskipun sudah memiliki banyak uang, ia tak berfoya-foya dan berniat membelanjakan uangnya hanya untuk keperluannya saja.
Setelah menyebrang jalan, ia kembali ke angkot yang ternyata masih menunggunya di sana.
“Pak...maaf lama.”
“Iya gpp, udah selesai urusan kamu?”
“Udah pak dan ini sisa uang yang saya janjikan.”
Melihat Furya yang dengan santainya menyodorkan uang sebanyak 700 ribu kepadanya, pak sopir angkot tak banyak berbicara dan langsung mengambilnya.
“Terimakasih dek, hari ini bapak benar-benar beruntung ketemu kamu.”
“Yaudah pak yok jalan, anterin saya pulang ke rumah sekalian ya.”
“Siap...”
Di bayar mahal, supir angkot tak banyak omong dan mengikuti apa yang Furya katakan.
Karena hari sudah siang, Furya yang memiliki uang berniat mengajak adiknya Ren dan Yuki untuk makan siang bersama sekaligus mengajak mereka jalan-jalan di mal.
Ren yang sering mengeluh minta di belikan hp seperti teman-temannya dan sepatunya yang sudah rusak membuat Furya siang itu ingin menyenangkan kedua adiknya.
Tentu saja jika sudah memiliki banyak uang keluarganyalah yang akan ia senangkan terlebih dahulu.
Setelah sampai di rumah, rumah kecil itu terlihat sepi. Dan benar saja, saat masuk, Furya sama sekali tak menemukan kedua adiknya.
Tapi ia tak panik karena kedua adik kecilnya itu kalau hari minggu sering bermain di cafe milik Sherly.
“Hemm...pasti mereka ke rumah Sherly.”
"Mandi dulu ah..."
Karena belum mandi, Furya langsung mandi dan bersiap-siap ke mal. Saat mandi ia bisa melihat di cermin kalau sebagian luka di tubuhnya sembuh secara ajaib.
Walaupun luka fatal setahun lalu dan bekas jahitan masih ada, tapi itu sudah tak sakit lagi.
Setelah mandi, Furya langsung menggunakan kaos putih dan jaket putih kesayangannya.
Di tambah celana jeans hitam miliknya membuat Furya benar-benar menunjukkan pesona terbaiknya.
Sambil berjalan pelan dan jelas sedikit pincang, Furya menuju cafe Sherly yang hanya berjarak beberapa ruko dari rumahnya.
Saat sampai, cafe kecil tapi terlihat sangat indah dan modern milik keluarga Sherly sangat ramai di kunjungi pembeli.
Entah karena hari minggu atau memang saatnya makan siang, keadaan di sana sangat ramai dan Furya langsung masuk.
Saat masuk, ia bisa melihat kedua adiknya yaitu Ren dan Yuki tengah membantu Sherly mengantarkan beberapa pesanan.
Melihat itu Furya tersenyum dan tiba-tiba saja suara sistem terdengar di kepalanya.
[Ding! Selama tuan menerima misi baru]
[Bantu Sherly dan keluarganya di cafe selama 2 jam, hadiah 3.000 Perfection poin]
“Asik dapat misi...yosh waktunya bekerja!!!”
Sebenarnya tanpa mendapatkan misi juga Furya berniat membantu terlebih dahulu.
Keluarga Sherly yang jelas sudah banyak berjasa pada hidupnya memang sangat baik kepada keluarganya.
Apa lagi ibu Sherly yang sangat dekat dengan Ren dan Yuki. Karena dulu kedua adiknya sempat di rawat keluarga Sherly sejak insiden berdarah, itu membuat Ren dan Yuki sangat dekat dengan keluarga Sherly.
Melihat Furya yang datang, Sherly tersenyum dan memanggilnya dengan bahasa isyarat.
“Kamu. Keren. Banget. Mau. kemana. Pake. Pakaian. Rapi. Begitu?”
“Hehehe, aku sebenarnya mau ngajak Ren dan Yuki jalan ke mal, tapi karena lagi rame aku bantuin di sini dulu deh.”
Karena memang terkadang Furya juga pernah membantu, ia langsung tau apa yang harus di kerjakan.
Furya tanpa berfikir lagi langsung menuju bagian dapur yang tak lain adalah bagian yang paling sibuk.
Saat sampai di dapur, ibu Sherly dan suaminya pak Hery yang melihat Furya juga langsung tersenyum.
“Ehh Furya, mau ngajak Ren sama Yuki pulang ya?”
“Gak kok tante, karena cafe lagi rame Furya juga ikutan bantu ya.”
Mendengar itu, suami buk Dinda yaitu pak Hery langsung menjawab perkataan Furya.
“Mau bantu?”
“Iya om.”
“Yaudah...tuh goreng ayam sama kentang.”
Karena sudah kenal dekat, Furya langsung membantu di dapur. Siang itu cafe Sherly entah kenapa kebanjiran orderan.
Meskipun hari minggu memang selalu ramai karena makanannya yang terkenal enak, tapi hari itu tak seperti biasanya dan pesanan sudah over price.
Furya yang sejak datang sampai 1 jam di dapur bersama ayah Sherly tak berhenti menggoreng pesanan pelanggan yang tiada habisnya di buat kewalahan.
“Hahahaha. Gimana Furya, masih aman?”
“Santai om, serahin sama saya.”
Siang itu kondisi cafe benar-benar ramai. Bahkan sebagian pengunjung yang tak kebagian tempat duduk harus membungkus makanan mereka dan memakan di rumah.
Belum lagi orderan Online yang membludak. Furya juga dari awal bekerja tak ada istirahat dan terus memenuhi pesanan.
Sampai akhirnya setelah 2 jam, misi dari sistem selesai.
[Ding! Selamat misi telah selesai]
[Selamat tuan mendapatkan hadiah 3.000 Perfection Poin]
Melihat misi yang selesai dan ia tak naik level, Furya langsung membuka layar hologram.
Di bagian status dirinya ia bisa melihat tanda Exp yang hampir ke ujung.
“Ohhh, jadi makin tinggi level juga makin perlu banyak Exp, persis seperti di game RPG.”
Meskipun misi sudah selesai, tapi Furya tetap membantu dengan sepenuh hati.
Sampai akhirnya setelah 3 jam berdiri dan membantu di dapur, pesanan terakhir selesai dan Furya yang kelelahan tak langsung istirahat dan membantu merapikan beberapa peralatan terlebih dahulu.
Setelah semuanya siap, barulah Furya duduk dan beristirahat. Ia keluar dapur dan duduk di bagian belakang rumah Sherly yang banyak pohon dan angin segar.
“Ahhhhh, akhirnya bisa duduk...”
Pak Hery yang lelah juga datang ke belakang dan menemi Furya.
“Hahaha, gimana kerja jadi Chef dadakan?”
“Lumayan capek juga om, hehehe.”
“Nih rokok dulu.”
Di tawari rokok, Furya yang sudah kenal akrab dengan pak Hery langsung mengambil rokok yang di sondorkan padanya.
Sambil duduk di kursi yang ada di sana, Furya dan ayah Sherly sebat sejenak sambil beristirahat dan mengobrol.
“Jadi gitu Ya, kalau bisa tolong bantu nasehati Sherly biar mau sekolah lagi.”
“Udah hampir seminggu dia bolos dan izin sakit, om takut malah jadi keterusan.”
“Oke om, nanti saya bilangin.”
Sesekali dua pria itu mengobrol ringan soal hobi masing-masing dan masalah hidup.
Pak Hery yang merupakan sahabat alm ayahnya juga sering bercerita tentang ayahnya saat masih muda dulu.
Setelah selesai istirahat, dua pria itu kembali ke dalam dan di sana Sherly dan adik Furya terlihat duduk sambil mengambil nafas.
Karena tak menyangka pesanan akan over price, semua orang memang kelelahan.
Cafe yang hanya di kelolah oleh anggota keluarga itu jelas membuat tenaga mereka habis terkuras.
Setelah sebagian pelanggan pergi, Furya mendatangi Sherly yang duduk bersama kedua adiknya.
Melihat Ren dan Yuki yang bekerja keras tapi terlihat bahagia membuat Furya juga ikut bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
good job Thor lanjut
2024-10-18
0
truk sakti
bekas lukanya jangan di hapus thor biar seram
2024-10-12
0
cupa
over order thor
2024-09-21
1