"Dia sebenarnya perempuan yang baik, hanya saja ia harus bertemu dengan orang yang tidak tepat terlebih dahulu,"
...••••••••••••••••••••••••...
''Ya ampun, dunia itu memang adil ya. Terkadang yang cowok baik yang cewek yang sifatnya aneh. Tapi terkadang ceweknya yang baik cowoknya brengsek. Astaga, apakah memang seperti itu ya jalan hidup seseorang itu,'' batin Rena yang tiba-tiba kepikiran dengan jalan hidupnya sendiri yang juga bertemu dengan orang brengsek.
Setelah membersihkan dapur, Rena berniat untuk membersihkan kolam renang. Karena, katanya putra kedua bu Rossa juga akan pulang malam ini. Kata Bu Rossa, Putra keduanya itu sangat suka berenang.
Namun saat Rena hendak melangkahkan kaki menuju ke kolam renang, terdengar suara deru mobil yang keluar dari gerbang.
''Mungkin Tuan Bryan pergi dengan tunangannya,'' ucap Rena.
Rena pun kembali melanjutkan langkahnya. Namun, sebelum ia sampai di kolam renang, ia melihat Natasha ternyata sedang asyik berenang di kolam renang. Ia pun mengurungkan niatnya dan akan memutar badannya untuk kembali masuk ke dalam rumah.
Namun sebelum kakinya melangkah, Natasha sudah melihatnya dan memanggilnya.
''Hei kau pembantu baru. Cepat kau ambilkan aku handuk itu. Aku ada urusan malam ini,''
''Baik non,''
Rena segera mengambilkan handuk yang ada di kursi dekat kolam renang, lalu menyerahkannya kepada Natasha.
Tanpa mengucapkan terima kasih, Natasha langsung melenggang pergi meninggalkan Rena yang masih berdiri memandangi tingkah Natasha yang aneh itu.
Bagaimana tidak aneh, sebab kolam renangnya kini semakin berantakan. Entah apa yang dipikirkan oleh Natasha. Ia berenang sambil membawa beberapa makanan, dan bahkan ada yang sampai masuk ke kolam renang.
''Astaga, umurnya sudah berapa? Sepertinya tidak jauh beda dengan umurku. Tapi kenapa kelakuannya sama seperti anak TK?'' Guman Rena.
Ia pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ya, bagaimana lagi. Nasib seorang pembantu, mau tidak mau ya harus iya yang harus membersihkannya. Tanpa terasa hampir 3 jam lamanya Rena membersihkan kolam renang serta mengepel pinggir-pinggiran kolam renang yang basah akibat cipratan-cipratan air, saat Natasha berenang tadi.
Dan tanpa ia sadari, seseorang kini sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum memandanginya.
''Ah, akhirnya selesai juga. Badanku lelah sekali,'' ucap Rena sambil melonggarkan tangan dan pinggangnya. Saat ia baru memutarkan pinggangnya ia sangat terkejut saat melihat di belakangnya ternyata ada seorang pria yang sejak tadi berdiri melihatnya.
''Maaf, anda siapa?'' Ucap Rena yang langsung berdiri kaku menatap mata pria itu.
''Oh, kau belum mengenalku?''
Rena mencoba mengingat-ingat pria itu.
''Ah! Maafkan saya tuan Raka, saya baru ingat,'' ucap Rena setelah ia mengingat bahwa pria itu adalah Raka. Putra kedua Bu Rossa. Kebetulan, sebelum putra-putranya pulang, Bu Rossa sudah memperlihatkan satu persatu foto putra-putranya itu kepada Rena.
''Mama di mana Mbak?''
''Bu Rossa sedang di kamar tuan.''
''Oh, ya sudahlah. Lanjutkan saja pekerjaanmu. Aku hanya ingin duduk-duduk di sini,'' ucap Raka. Lalu ia pun duduk di kursi yang ada di dekat kolam renang itu.
''Saya sudah selesai kok tuan,''
''Ooh, ternyata sudah selesai. Sepertinya kau terlihat lelah sekali. Apa di sini tadi sedang diadakan pesta ulang tahun anak-anak? Kenapa tadi berantakan sekali?'' Ucap Raka yang kebetulan ia sudah melihat semuanya saat Rena mulai membersihkan kolam renang itu.
''Tidak tuan, tadi hanya non Natasya saja yang baru selesai berenang,''
''Astaga, perempuan itu ternyata,'' ucap Raka dengan nada sinis.
Rena sama sekali tidak mengerti. Kenapa Bu Rossa dan Raka terlihat tidak menyukai Natasha. Padahal sebentar lagi mereka akan jadi satu keluarga. Tapi, ya sudahlah. Lagi pula itu urusan mereka. Rena lebih memilih menyimpan rasa penasarannya itu.
''Oh ya mbak, sudah berapa lama Mbak kerja di sini?''
Mendengar pertanyaan Raka, membuat Rena menghentikan kembali langkahnya.
''Saya masih baru Tuan, karena baru pindah dari tempat kerja saya sebelumnya.''
''Oh, pindah tempat kerja? Memangnya kenapa dengan pekerjaan sebelumnya Mbak? Oh ya satu lagi, kamu belum memperkenalkan namamu,'' ucap Raka.
''Nama saya Rena tuan,''
''Ah, kenapa panggilanmu terdengar kaku sekali. Panggil saja aku Raka. Dan sepertinya aku lebih muda darimu bukan?''
''Maaf Tuan, sepertinya kurang pantas. Lagi pula saya mendengar dari panggilan-panggilan mbak-mbak yang ada di sekitar Perumahan sini. Mereka memanggil Tuan kepada tuannya mereka. Dan semuanya memanggil dengan panggilan yang sama.
''Eiits!'' Jangan samakan aku dengan mereka. Bagaimana kalau kamu panggil Mas saja. Kedengarannya itu jauh lebih baik daripada panggilan tuan. Seperti orang zaman dulu saja,'' ucap Raka sambil menggaruk tengkuk lehernya.
Rena tersenyum canggung. Namun Ia juga tidak bisa membantah ucapan Raka.
''Baiklah Mas,'' ucap Rena.
''Nah gitu dong. Itu sepertinya terdengar lebih lumayan daripada panggilan yang tadi.''
Rena tersenyum.
''Apakah Mas Raka ingin meminum sesuatu? Biar saya yang mengambilkannya. Atau ingin memakan cemilan?''
''Sepertinya minum kopi di sore hari lebih enak. Tapi kopi juga tidak terlalu bagus jika terlalu sering diminum,''
Rena baru ingat, jika Raka itu seorang dokter. Tentu saja ia paham dengan kesehatannya sendiri.
''Apakah Mas Raka sering meminum kopi?''
''Mau tidak mau. Karena terkadang saat melakukan pekerjaan yang berlebihan, kita banyak membutuhkan banyak tenaga bukan? Dan juga melawan rasa kantuk. Ya, meskipun kopi tidak sepenuhnya bisa mengurangi rasa kantuk itu.''
''Baiklah Tuan, Saya akan mengambilkannya,''
''Loh kok Tuan lagi!'' Raka baru menyadari kalau Rena memanggilnya dengan sebutan Tuan lagi.
''Hehehe... maaf Mas Raka. Saya lupa,'' ucap Rena.
'' Ya sudah sana. Oh aku lupa. Tolong sekalian ambilkan aku pisang goreng juga ya. Tadi aku sempat melihat di meja makan ada pisang goreng. Sepertinya enak sekali,''
''Baik mas Raka,''
Rena pun segera melenggang pergi menuju ke dapur untuk mengambilkan minuman dan juga pisang goreng untuk Raka.
''Ada apa Ren? Kenapa kamu terlihat buru-buru sekali?'' ucap bu Rossa yang baru saja menuruni tangga dan melihat Rena yang terlihat terburu-buru masuk ke dapur.
''Itu Bu, Mas Raka sudah datang,''
''Apa! Dasar anak nakal itu. Datang nggak bilang-bilang malah langsung ke belakang. Ngapain coba dia di sana?''
''Hehehe. Saya juga kurang tahu bu. Tapi tadi Mas Raka sedang duduk di pinggir kolam.
''Palingan dia ingin berenang. Oh ya, apakah tadi kolam renangnya baru saja dipakai?'' tanya Bu Rossa yang tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah.
''Iya bu, tadi non Natasha baru selesai berenang,''
'' Oh pantes saja Raka tidak jadi berenang. Anak itu mana mau air bekas kolam Natasha.''
''Tapi tadi saya sudah membersihkannya kok Bu,''
''Iya, tapi mungkin Raka akan berenang besok harinya. Ia menunggu air itu benar-benar jernih sepenuhnya dari bekas Natasha.
Rena menggaruk ujung dahinya. Ia benar-benar bingung dengan kondisi keluarga Bu Rossa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments