Konspirasi Anak & Bapak

Pov : Gandi

Aku mendengar Om Gata menyebut nama Om Rania dengan sangat jelas. Namanya Tompi. Kemungkinan besar adik mamahku tahu tentang lelaki itu. Aku harus mencari tahu tentang hal ini. Jangan sampai aku kecolongan langkah.

"Mah, Gandi main ke tempat mbah uti. Mumpung Najwa masih disini, nanti kalau sudah pulang ke Bogor nggak bisa main." Aku kembali mengeluarkan sepeda dan segera mengayuhnya menuju rumah mbah uti.

Ternyata sedang ramai orang. Aku menyalami satu persatu dari mereka. Mendekati Om Gata perlahan dan coba menggali informasi yang ada. Informasi tentang mamah dan omnya Rania.

"Om, memangnya Om kenal sama Omnya Rania?" tanyaku mulai menguak cerita lampau.

Om Gata sepertinya tahu maksud dan tujuanku datang kesini. Tatapan matanya seakan bicara, apa yang ingin kamu ketahui tentang mereka? Apa alasanmu ingin tahu fakta mamahmu dan om Tompi?

Seperti itulah gambaran yang dapat kutangkap dari sorot matanya. Aku menunggu suatu kalimat keluar dari mulut Om Gata.

"Om hanya sebatas tahu. Dulu mereka sahabat, sangat dekat. Tanya saja mbah uti atau akung. Mereka pasti tahu siapa itu Tompi. Sayangnya, takdir memang tidak menggariskan jodoh diantara mamahmu dan juga omnya Rania. Itu saja yang bisa Om bagi ke kamu." Om Gata menepuk pundakku.

"Jangan membenci mamahmu, Gan. Kamu tidak tahu kan bagaimana dia menghidupimu seorang diri? Waktu kamu baru masuk SMP, kamu sok bergaya pakai motor, jatuh, sampai tanganmu patah tulang. Mamahmu kesana kesini mencari tambahan biaya buat kamu operasi. Dan jika kamu tahu alasan sebenarnya perceraian orang tuamu, pasti kamu akan bersujud minta maaf ke mamahmu. Om hanya berpesan, jika nanti mamah ketemu sama orang yang tepat, tolong berikan jalan pada mereka."

Kenapa ucapan Om Gata dalam sekali? Sepertinya aku harus segera mencari tahu rahasia dibalik perceraian orang tuaku. Tapi maaf Om, untuk pesan yang terakhir sepertinya aku akan menjadi penghalangnya. Oke, aku akan menyusun rencana terlebih dahulu.

Pertama, aku ingin bapak dan mamah kembali bersatu. Bukankah semua kesalahan bisa dimaafkan? Aku harus segera bertemu dengan bapak untuk membahas hal ini.

Kedua, jangan sampai Om Tompi masuk ke dalam hidup mamah lagi. Karena jika itu terjadi maka rencanaku yang pertama akan gagal.

Aku memutuskan untuk bermain dengan Najwa sebentar. Anak ketiga Om Gata ini masih berusia enam tahun. Suka sekali aku menggoda gadis itu.

Aku mengajaknya pulang ke rumah karena mamah kangen dengan ponakannya itu. Para kakaknya pun ikut semua. Ramai rumah kami. Andai saja keluargaku masih utuh, pasti aku bisa meminta mamah dan bapak memberikanku adik.

Sejujurnya aku merasa kesepian. Untung saja para sepupuku ini kalau pulang selalu mencariku. Aku merasa dibutuhkan oleh mereka.

"Mas Gandi, ambilkan itu, belikan ini, main ini yuk," kata para bocil bersemangat mengajakku bermain.

Baiklah, nanti jika rencanaku berhasil aku akan segera meminta hal itu dari mereka. Hi-hi-hi. Kirim pesan dulu ke bapak.

Aku : Bapak, mumpung Gandi liburan, dan bapak masih di Jawa, memangnya Bapak nggak mau ngajak Gandi jalan-jalan?

Lama aku menantikan balasan bapak. Setiap lima menit aku melihat layar ponselku. Bukan balasan bapak yang aku terima malah gadis Sulawesi yang cerewet itu lagi.

Rania : Kakiku kaku-kaku.

Aku hanya membacanya. Kita lihat akan ada apa setelah ini. Benar saja, belumlah menit berganti, sudah diteror saja aku. Agresifnya minta ampun!

Mamah dan para bocil masuk ke kamarku. Mereka mulai memporak-porandakan kamarku. Aku mengatakan pada mamah bahwa ingin berjalan-jalan sama bapak.

"Boleh, sudah bilang bapak?" tanya Mamah.

Aku mengangguk, "Tapi belum ada balasan."

"Coba ditelepon, Nang."

Aku menuruti saran mamah, alhamdulillah diangkat oleh bapak. Dengan semangat aku mengungkapkan keinginanku. Yes! Bapak langsung setuju dengan ideku. Tuh, kan, kalian lihat sendiri, bapakku itu sangat sayang padaku.

Hanya saja, mamah dan keluarganya selalu salah menilainya. Aku tidak sabar menantikan hari esok.

Aku dijemput bapak di rumah. Mamah seperti biasa, selalu memasang ekspresi datar ketika bapak mengunjungiku.

"Mah, bisa nggak sih terlihat hangat dengan Bapak meskipun kalian sudah pisah? Gandi nggak minta banyak kok, Mah. Cuma senyum tulus dan kehangatan saja," pintaku pada Mamah.

Aku tahu mamah berusaha untuk menuruti kemauanku. Tapi tetap saja masih kaku. Setelah siap, kami segera berangkat. Bapak mengajakku ke Kudus, ke sebuah destinasi wisata yang menyajikan sususapi segar.

Meskipun sederhana aku menikmatinya. Pokoknya hatiku saat ini sangat gembira.

"Pak, Bapak nggak ada niatan rujuk dengan mamah?" tanyaku sambil menikmati minuman itu.

"Mmm ..., memang Bapak masih punya kesempatan?" tanya Bapak.

"Gandi sih ingin sekali melihat kalian bersama lagi."

Bapak seperti sedang berpikir, "Kamu bisa bantu Bapak untuk kembali bersama mamahmu?"

"Caranya, Pak?" tanyaku.

"Mudah, minta saja pada mamah. Minta kalau mamah harus kembali bersama Bapak. Kalau tidak, kamu akan mogok sekolah, tidak mau makan, atau bahkan bisa kabur dari rumah. Gimana?"

Ide bapak bagus sekali. Ya, dengan ancaman biasanya kita akan mendapat apa yang kita inginkan. Oke, kita coba lakukan ke mamah.

Bapak mengajakku berkeliling kandang sapi. Berangan-angan bisa mendirikan peternakan seperti tempat yang kami kunjungi sekarang. Aku mengamini ucapan bapak, agar mamah mau kembali bersama dengan bapak jika uangnya banyak.

Setelah puas berjalan-jalan dengan bapak, kami memutuskan pulang. Seperti sebelumnya, bapak akan menemui mamah terlebih dahulu. Bukankah sudah sangat jelas bahwa cinta bapak pada mamah masih sangat besar?

Aku berharap mamah akan segera sadar akan hal itu.

"Gimana jalan-jalannya?" tanya Mamah.

"Seru. Mah, Bapak mau beli sapi tiga ekor dan mulai beternak." Aku mulai membanggakan bapak di depan mamah.

"Oh, ya? Kapan mulainya? Tiga puluh tahun lagi?" jawab Mamah sedikit sarkasme.

"Lihat saja, nanti kalau aku berhasil punya peternakan bakalan minta balikan kamu sama aku!" Bapak mulai kesal karena ucapan mamah.

Mamah tidak membalas lagi ucapan bapak.

"Mah, Gandi ingin di ulang tahunku bulan depan, Mamah dan Bapak kembali rujuk. Gandi nggak minta kado lainnya. Hanya itu saja, Mah." Aku mulai melancarkan misi kami.

Mamah terkejut dengan permintaanku. "Gandi, kamu jangan minta yang aneh-aneh. Hal itu jelas tidak bisa Mamah lakukan, Nang."

"Kenapa tidak bisa, Mah? Banyak kok orang yang telah bercerai melakukan proses rujuk kembali," bantahku.

Mamah mulai kesal dan menuduh bapak melalukan konspirasi kepadaku. Aku harus bisa mempertahankan argumen yang ada. Pokoknya rencana ini tidak boleh gagal.

"Kalau Mamah nggak mau, aku bakal minggat dari rumah!"

"Gandi! Stop bertingkah seperti anak kecil! Bertindaklah sesuai umurmu! Mamah tidak akan pernah kembali bersama bapakmu!"

Hatiku sakit melihat mamah sebegitu marahnya terhadapku. Aku berlari menuju kamar. Sesaat sebelum aku masuk, aku dengan jelas mendengar mamah mengusir bapak dari rumah.

"Pergi kamu! Kalau kamu sengaja meracuni pikiran Gandi dengan hal gila, lihat saja akibatnya!" Suara Mamah sampai bergetar.

"Wid, aku tidak melakukan apapun. Anakmu sendiri yang memintanya. Tolong beri aku kesempatan sekali lagi. Aku tidak akan melakukannya lagi," pinta Bapak.

"Aku bilang pergi, Bang Rendi! Aku muak denganmu! Kamu menggunakan anak kita sebagai alat untuk mengancamku! Lihat saja jika kamu masih melakukan hal itu!"

Aku melihat mamah mendorong tubuh bapak keluar dari rumah. Hatiku kesal. Kenapa susah sekali membuat mamah rujuk? Apa alasan perceraian mereka?

Terpopuler

Comments

Ahnaf Fajry

Ahnaf Fajry

gandi spt anak kecil,padahal kan sudah 16 th

2023-11-13

1

Maya Sari

Maya Sari

anak nya dah kata gtu orang mah jujur aja Widya biar s gandi tau klo bapaknya itu laki2 berengsek yg tega nyakitin hati ibu mu

2023-10-02

2

Bunda Aish

Bunda Aish

ya terbuka lah Wid, anak seumuran gitu memang lagi banyak pengen tahu dan terlibat karena merasa dirinya sudah besar

2023-09-04

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!