Chapter 3

Aku memberitahu istri mudaku, Kalila fakta tentang diriku yang sebenarnya. Jika aku sudah memiliki istri, tapi, aku dan dia belum memiliki anak. Karena, dia seorang model jadi aku berusaha, untuk memahaminya. Akan tetapi, aku mengatakan padanya jika aku sudah tidak mencintainya lagi. Tubuhnya sudah dinikmati oleh pria lain, dalam artian dia selingkuh dengan pria lain. Karena, aku masih belum ada cukup bukti, untuk menggugatnya bercerai.

" Astaghfirullah, kok bisa sih ? Jahatnya "ujar Kalila kesal,

" Apa kita tidak akan melakukan hubungan intim Kal ? Kita, sudah menikah loh ! " kataku iseng .

" Hah, secepat itukah? "

" Diluar hujan loh, kalau kita melakukannya maka tubuh kita akan terasa lebih hangat! "

Aku, tidak henti untuk menggodanya. Sebab, wajahnya begitu imut membuatku merasa semakin penasaran dengan gadis dihadapanku ini.

" Tapi, anda dan saya tidak saling mencintai! "

" Nantinya, kita akan saling mencintai kok Kal ! "

Kalila, berpikir sejenak, dia benar-benar masih meragukan permintaanku.

" Ya sudah, tapi makan dulu, abis itu mandi shalat Maghrib, dan, isya baru kita melakukan hubungan intim untuk melaksanakan ibadah pertama kita sebagai suami istri. Kalau aku menolaknya, aku akan berdosa nantinya ! "

Aku, begitu bahagia, karena sudah berhasil meyakinkan istri ke-duaku tersebut. Dan, Setelah mengisi perut, kini aku membersihkan diri di kamar mandi yang sempit milik Kalila. Aku, tidak tahu caranya mandi dengan gayung, tapi istriku mengajariku dengan baik. Dan, karena kecerdasan ku, akhirnya bisa mempraktekkan ajaran Kalila. Setelah membersihkan tubuh aku memakai pakaian yang diberikan oleh Kalila barusan. Dan, melaksanakan ibadah shalat ashar yang masih ada waktu tersebut, sementara itu Kalila istriku, mandi dan mencuci pakaiannya.

Seusai shalat, aku melihat Kalila shalat ashar. Setelahnya, aku meminta Kalila untuk duduk di sampingku.

" Kenapa? " tanyanya.

" Sini lebih dekat! " ujarku,

Kalila menurut, dia semakin mendekatkan wajahnya padaku.

" Kalila Jadida Maheswari binti Aji Setiawan. Aku, suamimu Liam Cemal Efendi, memintamu untuk setia padaku, dan, bersabar dengan wanita yang akan menjadi madumu. Semoga, kamu sanggup berhadapan dengannya kelak. Kalila, aku akan menyayangimu, dan menjagamu selamanya. Hingga, kita bersama di Surganya Allah Ta'ala! "

" Anda kenapa tiba-tiba menjadi sangat romantis begini ? "

" Tidak apa-apa, hanya saja aku ingin melihat wajahmu dari dekat! "

" Baiklah, sudah ya beresin itu masih pake sarung sama kopiah tapi kepikiran buat sentuh wajahku. Gimana sih, nanti kalau keterusan bagaimana? "

" Iya, maaf, Kalila bagaimana jika kamu panggil Mas aja, supaya enggak kagok gitu . Kan, aku ada keturunan Jawa nya tuh, jadi panggilan itu sepertinya cocok untukku! "

" Baiklah, Mas ! "

Aku, merapikan peralatan shalat, lalu membawa istri mudaku itu ke ranjang sempit yang hanya muat untuk satu orang saja.

" Kal, kamu duduk di sini ya ! "

" Tapi...! "

Aku, tidak ingin mendengar alasan Kalila, aku mengangkat tubuh Kalila dan memangkunya dipahaku. Kini, posisi Kalila berada tepat di atasku, kamu saling pandang aku meminta Kalila untuk mencium bibirku. Kalila yang polos itupun menurut, kini kami saling membalas sentuhan bibir satu sama lain. Begitu intens ciumanku, hingga aku menyentuh bagian sensitif dari tubuh istriku tersebut. Tanpa dia sadari, ternyata istri polosku tersebut begitu menikmati sentuhan-sentuhan yang aku lakukan pada tubuh sensitifnya. Ku baringkan dia, kemudian dan melepaskan ciumannya. Lalu, aku mengusap lembut wajahnya yang sedang dalam keadaan bergairah tersebut.

" Kal, kita pembukaan dulu ya. Kalila, wudhu dulu gih, Mas tunggu kamu ! "

" Baiklah Mas, tapi sekali lagi dong aku mau kayak tadi ! "

" Sayang, kamu sedang bergairah, nanti mas kelepasan. Wudhu dulu, supaya gak diganggu syetan! "

" Baiklah! "

Dengan nada kecewa, Kalila bangkit, dan akupun mengikutinya.

" Mas, juga kecewa sayang, tapi Mas sadar kita belum berdoa! "

" Iya Mas, maaf ya . Mungkin, karena Lila, sudah lama menjomblo dan ini adalah pertama kalinya, makanya jadi kayak gini! " ujar Kalila dengan polosnya.

" Baiklah, ayo segera berwudhu! "

Kalila tersenyum manis,

Ternyata, dia begitu polos sampai terkesan bodoh. Aku rasa, akan sangat mudah untuk memanfaatkannya.

" Mas, aku sudah wudhu! " katanya.

Liam, dan, juga istri mudanya baru saja selesai melakukan hubungan suami-istri mereka. Kalila, tampak begitu kelelahan, setelah mandi besar, istrinya itu tertidur pulas. Liam, memeluk tubuh sangdari belakang .

" Kalila, aku minta maaf. Seharusnya, kejahatan dari Ara, tidak dibalas dengan kejahatan lagi. Mas, masih mencintainya, tapi kedepannya mungkin akan mencintai kamu. Bagaimanapun juga, kita adalah suami istri yang sah di mata Allah Ta'ala ! " batin Liam.

Pria tampan itu, mengeratkan pelukannya pada sang istri. Dia, menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Kalila. Sementara itu, diluar sana Asep mantan kekasih Kalila, sedang menangis dalam diam. Dia, benar-benar menyesal telah menuduh Kalila, yang sudah tidak perawan lagi. Dia, dengan sengaja menunggu di balik jendela kamar Kalila. Menunggu, pria kota itu melakukan kegiatan intim Keduanya. Tidak disangka,dia mendengar Kalila menjerit, dan menangis. Dan, dari sana dia tahu Kalila masih suci, dan pria kota itu yang sudah merenggut kesuciannya.

" Kalila, kamu harus bahagia. Maafkan aku yang sudah menuduh kamu, sudah tidak suci lagi . Selamat tinggal, masa laluku! " batin Asep.

Pria itu, pergi sembari mengusap air matanya, sedangkan Liam didalam kamar sana mendengar suara langkah kaki seseorang terbangun dari tidurnya. Dia, turun dari ranjangnya, kemudian membenarkan selimut sang istri. Dia, kemudian berjalan menuju jendela, dia mengintip dari balik gorden jendelanya. Dilihatnya seorang pria, berjaket hitam, sedang berjalan lesu sembari meninggalkan rumah istrinya ini.

" Bukankah dia yang menuduhku berzina dengan istri mudaku ini ? Dan, apakah dia mantan kekasih istriku, Kalila. Lalu, mengapa dia sepertinya telah menyesali perbuatannya. Ah iya, aku tahu jadi dia mengintip kegiatan panas kami. Hei Bung, makanya jangan asal tuduh. Jelas-jelas, Kalila masih perawan! ," batin Liam.

Kalila, terbangun saat mendengar adzan subuh berkumandang. Dia, membangunkan suaminya, dan, setelahnya Liam terbangun dari tidurnya.

" Subuh ya, sayang? "

Liam, mengerjapkan matanya.

" Iya Mas, yuk shalat subuh ! "

" Ayo, ah iya kamu masih sakit tidak? "

" Em, sedikit sih. Tapi, aku bisa berdiri sendiri kok ! "

" Benarkah? "

" Iya Mas ! "

Kalila, berjalan dengan tertatih, dia kemudian menuju tempat wudhu di dekat kamar mandi.

" Mas, Kalila sudah wudhu. Mas Liam, wudhu dulu gih ! "

" Iya sayang, tunggu Mas ya. Kita, shalat bareng !"

" Mendingan, Mas ke mushalla aja. Laki-laki kan shalatnya, lebih baik di masjid atau mushalla! "

" Aih, baiklah Mas ke mushalla aja. Supaya Mas bisa bergaul dengan warga sekitar! ,"

" Ih, Kalila jadi cinta sama Mas deh ,! "

" Seandainya itu benar, maka aku pun akan bersedia untuk mencintaimu kembali. Kalila, kamu pandai sekali berbohong ! " batin Liam.

" Aduh, aku keceplosan deh ! " batin Kalila.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!