Merasa dikhianati.

Kinanti Queensha, cuma itu saja namanya. Singkat dan padat sesingkat dan sepadan jawabannya setiap kali Daffin menanyakan sesuatu padanya semasa SMA dulu.

"Kinanti, lihat Amber nggak?"

Gadis itu cuma menjawab.

'Ke kantin' atau 'nggak tahu' kadang malah menunjuk langsung arah keberadaan Amber tanpa menoleh sama sekali pada Daffin sedangkan tatapannya tetap terpaku pada buku yang dibacanya.

"Woi, aku ini lagi tanya ya, bukannya lagi mau minta sumbangan pelit amat sih kamu kalau ngomong" Daffin mendengus sambil berlalu pergi tapi Daffin tak pernah kapok menanyai Kinanti tentang Amber lagi dan lagi sambil menyodorinya sebatang coklat baru Kinanti menoleh dan tersenyum kepadanya, setidaknya Kinanti bakal menjawab dengan jujur dan apa adanya meski irit kata, tidak seperti teman-teman Amber lainnya yang kerap menatapnya dengan sorot mata menghakimi dan mencemooh upaya pendekatannya, padahal Amber yang Daffin kejar-kejar, bukan mereka.

Brug!

"Makanya lihat-lihat dong kalau jalan" goda Daffin suatu kali sengaja mengerjai Kinanti yang sedang asik membaca sambil berjalan menuju kantin, Daffin sengaja menghadang jalannya secara tiba-tiba dan Kinanti betulan menabraknya lalu gadis itu tergagap sambil buru-buru membungkuk mengambil novelnya yang terjatuh.

"Eh sorry" ucap gadis itu sambil melaluinya, bikin Daffin garuk-garuk kepala, heran menerima respon datar Kinanti.

Ah, mengusili Kinanti ternyata nggak seru.

Lalu Daffin menemukan sepucuk kertas yang terlipat di lantai koridor, dia yakin itu punya Kinanti, sepertinya tadi terjatuh dari bukunya. Daffin pun iseng membaca puisi yang tertulis di sana.

"Dear I... kutulis namamu di atas pasir tapi ombak menghapusnya, lalu kutulis namamu di atas awan namun langit meniupnya pergi, maka aku tulis namamu dalam hatiku saja dan disanalah namamu terpatri selamanya"

"Ciee... dalam banget fall in love mu Kinanti?" Daffin nyengir sambil menoleh ke arah Kinanti yang sudah berjalan menjauh.

Daffin berniat mengembalikan kertas itu, berlari-lari kecil di belakang Kinanti, rupanya Kinanti menuju lapangan basket bukan ke kantin. Kinanti bergabung dengan Amber and the geng yang asik menonton Ikram lagi main. Tangan Daffin mengepal, cemburu mendapati Amber terus-terusan memberi sorakan dukungan buat Ikram hingga kertas di tangannya ikut teremas.

"Ikram" panggilnya seraya berlari-lari ke tengah lapangan dan memungut bola yang sedang menggelinding ke arahnya.

"Lawan aku" katanya demi merebut perhatian Amber sang gebetan, tentu saja Daffin yang akhirnya memenangi pertandingan sebab permainan basket sudah jadi makanannya sejak kecil beda dengan Ikram yang baru kenal bola basket kemarin sore, cowok rumahan itu kan masih baru belajar gaul, cuma ahli pegang stik PS bukan ahlinya pegang bola basket.

Daffin pun berhasil mengalahkan Ikram dengan telak lalu nyengir pada Amber yang tersenyum cantik seraya bertepuk tangan untuknya, saat itulah tanpa sengaja Daffin menangkap ekspresi Kinanti yang sendu sambil menancapkan tatapannya dalam-dalam pada Ikram. Tapi saat Ikram balas menatapnya gadis itu buru-buru membuang pandangannya ke arah lain dan hal itu terjadi berulang kali membuat Daffin tertawa geli. Aha! dari sanalah Daffin menebak jika inisial I dalam puisi tadi itu adalah nama Ikram, rupanya Kinanti naksir Ikram.

###########

Amber tertawa lirih.

"Ck, norak banget sih mereka berdua, please deh" gumamnya kemudian meletakkan ponselnya ke atas nakas dan merebahkan tubuhnya yang lelah di ranjang hotel yang empuk.

Ikram ikut merebahkan diri di sebelah Amber.

"Kenapa sih?"

"Kamu buka aja group chat angkatan kita lagi pada heboh soal Daffin sama Kinanti tadi, ada yang share video pas mereka kissing tadi"

Ikram menatap dan membelai-belai pipi Amber.

"Memang sejak kapan mereka jadian? selama ini Kinanti dan Daffin enggak kelihatan kayak orang yang lagi punya hubungan"

"Entahlah!" Amber mendesah ada gelenyar aneh yang merambati perasaannya, dia merasa dikhianati. Bukankah selama ini Daffin cuma bucin padanya? Daffin selalu mengemis cintanya bahkan pria itu masih gigih memintanya kembali saat Amber sudah bertunangan dengan Ikram.

"Amber, I love you so much" ratap Ikram malam itu membuat bibir Amber terkatup rapat, sebenarnya Daffin pria yang baik, kesalahan Daffin hanyalah terlalu lengket padanya, kelewat bucin sampai Amber risih, tapi bucin pada Amber seperti sudah menjadi panggilan jiwanya sulit dicegah, tak bisa diperbaiki karena itu bukan suatu kerusakan. Sayangnya, cowok bucin dan imut bukan tipe Amber, dia suka cowok yang tampak dingin di luar tapi sebenarnya hangat di dalam, seperti Ikram.

Lalu. Sejak kapan tiba-tiba Kinanti memasuki hidup Daffin dan kenapa harus Kinanti? lagi-lagi Kinanti! kenapa Kinanti selalu terlibat dengan lelaki yang menyukai Amber sih? berpikir cuma Ikram tapi ternyata diam-diam temannya itu juga menyukai Daffin. Wah luar biasa!

"Loh, gimana sih tadi kan kamu ngasih buket bunga mu itu ka Daffin? ku pikir kamu memang sudah tahu tentang mereka" Ikram terpancing penasaran.

Amber mendesah pelan.

"Pas Daffin foto barang kita tadi. Tiba-tiba dia bilang mau melamar seseorang dan kemudian dia minta agar buket bunga ku itu buat dia aja pada saat acara lempar bunga, aku oke-oke aja lah. Tapi aku tidak tahu siapa perempuan itu. Ternyata ...Kinanti"

"Berarti selama ini mereka sengaja pacaran diam-diam" Ikram menyimpulkan.

Amber membuang nafas.

"Tapi kenapa?" desahnya tak habis pikir Kinanti sanggup menyembunyikan rahasia sepenting itu.

'Tapi aku juga telah menyembunyikan hubunganku dengan Ikram darinya selama ini' pikir Amber sedikit merasa bersalah kepada teman dekatnya sendiri, dia merasa seperti tukang tikung pacar orang saja.

"Mereka punya alasan" sahut Ikram dengan seulas senyum, menutupi kecut dalam hatinya. Bukankah selama ini tatapan Kinanti hanya untuknya? perhatian yang diam-diam wanita itu sematkan bisa Ikram rasakan dengan jelas. Rasanya tak mungkin jika semua perhatian Kinanti padanya itu cuma halusinasi Ikram semata, tidak. Ikram bisa melihat jelas sorot kagum dan pantulan cinta yang memenuhi tatapan Kinanti setiap kali mata mereka bertemu, tatapan seperti itu tak pernah Kinanti tunjukkan pada pria lain selain dirinya. Ikram yakin itu, tapi sejak ciuman Kinanti dengan Daffin tadi, serta merta membuat Ikram kehilangan keyakinannya selama ini.

Ikram tertawa lirih menertawakan masa lalu yang tertinggal di belakangnya. Sudahlah sekarang dia sudah punya Amber wanita yang sah menjadi istrinya, sedangkan Kinanti bukan siapa-siapa lagi baginya, meskipun dalam hati Ikram yang terdalam mengakui masih ada jejak kisahnya bersama Kinanti yang belum sanggup dihapus sampai detik ini.

Amber memalingkan wajah saat Ikram mulai mencium dan menyerudukan hidung ke ceruk lehernya sambil menelusupkan tangan ke dalam baju. Ah, Amber bukannya tidak ingin, hanya saja sangat letih dan mengantuk, dia kurang tidur karena sibuk dan juga cemas menjelang pernikahannya.

"Aku ngantuk, Ikram"

"Kamu yakin?" Ikram ganti berbisik tanpa menghentikan belaian nya ke sekujur tubuh Amber. Ini adalah malam pertama pernikahan mereka, Ikram tak akan menyerah hanya karena Amber bilang tidak. Ikram yakin, Amber pasti akan memberikannya.

"Ikram" ******* Amber beberapa menit kemudian membuat Ikram tersenyum puas. Reaksi Amber tepat seperti yang dia pikirkan. Lalu Ikram menunduk mencium bibir Amber dan tiba-tiba kilasan ciuman pertamanya melintas begitu saja, ciumannya dengan Kinanti.

Terpopuler

Comments

kavena ayunda

kavena ayunda

pasangan serakah

2023-06-23

2

lihat semua
Episodes
1 Posisi kita sama.
2 Why not?
3 Merasa dikhianati.
4 Sudah pindah.
5 I miss you, Mom.
6 Di jodohkan!
7 Kita sudah berakhir.
8 Tak terlupakan.
9 Secepat itu.
10 Tak sedingin kelihatannya.
11 Itu kan dulu,
12 Bakal sering-sering aku sosor.
13 Terlalu to the point.
14 Nggak dengar apa-apa kok.
15 Ngedate!
16 Tidak menyangka.
17 Jaga dirimu baik-baik..
18 Repot emang jadi orang ganteng.
19 Apartemen premium.
20 Di rongrong perjodohan..
21 Alarm cerewet.
22 Kinanti speechless.
23 Kamu hanya pelampiasan seperti wanita lain.
24 Cuma karyawan rendahan,,
25 Keputusan Kinanti.
26 Aku tak boleh tahu soal apa?
27 Bekerja.
28 Pertama dan terakhir.
29 Sangat cantik.
30 Bahagia tapi juga nelangsa.
31 Maafkan aku.
32 Lebih baik kalian nikah.
33 Di luar ekspektasi.
34 Babi tua.
35 Janji adalah janji.
36 Tekad.
37 Ungkapan terlambat.
38 Sekali ini saja.
39 Dia kan tunangan mu.
40 Kamu boleh pergi sekarang.
41 Kenapa hatinya masih saja merasa gelisah?
42 Tidak ada jalan lain.
43 Kata-kata Amber barusan sukses menamparnya.
44 Daffin bertemu Asri.
45 Serakah.
46 Surat undangan.
47 Masa lalu.
48 Gadis kecil.
49 Baru lihat.
50 Sumpah?
51 Tercengang.
52 Hanya miliknya.
53 Gawat.
54 Benar-benar terkabul.
55 Rambatan nyeri.
56 Motif kelinci dilarang masuk.
57 Menantu keluarga Kalandra.
58 Tengsin.
59 Nggak perlu bentak-bentak!
60 Dulu dan sekarang, beda.
61 Tak tahu apa-apa.
62 Perasaan nya campur aduk.
63 Terbengong-bengong.
64 Kumpulan sosialita.
65 Iba.
66 Kenyamanan yang sangat dia butuhkan.
67 Followers.
68 Gampang tegang.
69 Tidak sabar menunggu.
70 Kenaikan gaji.
71 Sudah jadi masa lalu.
72 Uring-uringan.
73 Aset Daffin yang sangat berharga.
74 Ketiban apes.
75 Butuh informasi.
76 Cukup katakan saja.
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Posisi kita sama.
2
Why not?
3
Merasa dikhianati.
4
Sudah pindah.
5
I miss you, Mom.
6
Di jodohkan!
7
Kita sudah berakhir.
8
Tak terlupakan.
9
Secepat itu.
10
Tak sedingin kelihatannya.
11
Itu kan dulu,
12
Bakal sering-sering aku sosor.
13
Terlalu to the point.
14
Nggak dengar apa-apa kok.
15
Ngedate!
16
Tidak menyangka.
17
Jaga dirimu baik-baik..
18
Repot emang jadi orang ganteng.
19
Apartemen premium.
20
Di rongrong perjodohan..
21
Alarm cerewet.
22
Kinanti speechless.
23
Kamu hanya pelampiasan seperti wanita lain.
24
Cuma karyawan rendahan,,
25
Keputusan Kinanti.
26
Aku tak boleh tahu soal apa?
27
Bekerja.
28
Pertama dan terakhir.
29
Sangat cantik.
30
Bahagia tapi juga nelangsa.
31
Maafkan aku.
32
Lebih baik kalian nikah.
33
Di luar ekspektasi.
34
Babi tua.
35
Janji adalah janji.
36
Tekad.
37
Ungkapan terlambat.
38
Sekali ini saja.
39
Dia kan tunangan mu.
40
Kamu boleh pergi sekarang.
41
Kenapa hatinya masih saja merasa gelisah?
42
Tidak ada jalan lain.
43
Kata-kata Amber barusan sukses menamparnya.
44
Daffin bertemu Asri.
45
Serakah.
46
Surat undangan.
47
Masa lalu.
48
Gadis kecil.
49
Baru lihat.
50
Sumpah?
51
Tercengang.
52
Hanya miliknya.
53
Gawat.
54
Benar-benar terkabul.
55
Rambatan nyeri.
56
Motif kelinci dilarang masuk.
57
Menantu keluarga Kalandra.
58
Tengsin.
59
Nggak perlu bentak-bentak!
60
Dulu dan sekarang, beda.
61
Tak tahu apa-apa.
62
Perasaan nya campur aduk.
63
Terbengong-bengong.
64
Kumpulan sosialita.
65
Iba.
66
Kenyamanan yang sangat dia butuhkan.
67
Followers.
68
Gampang tegang.
69
Tidak sabar menunggu.
70
Kenaikan gaji.
71
Sudah jadi masa lalu.
72
Uring-uringan.
73
Aset Daffin yang sangat berharga.
74
Ketiban apes.
75
Butuh informasi.
76
Cukup katakan saja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!