18

Setelah selesai sarapan Ali lah yang membereskan semuanya. Namun, ketika ia berbalik badan tampak Zeina memberikan kode kepadanya agar tidak bersuara. Ali pun hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Sepertinya Zeina sedang ditelpon seseorang yang penting.

"Ya....ayah..."

Oh ternyata telepon dari ayahnya, batin Ali. Padahal ia berpikir tadi bahwa itu telepon dari Rolan.

"Baik."

"Hmmm."

"Hmmm."

Klik.

Zeina menggeser tombol merah mematikan sambungan teleponnya. Sudah lama hubungan ia dengan ayahnya renggang. Jadinya meski sang ayah menelpon hanya ada kecanggungan di sana. Ali bisa menangkap suasana yang canggung tersebut. Sepertinya tugas ia akan tidak mudah kedepannya.

Kini Zeina dan Ali sudah berada di basemen apartemen Zeina. Sebenarnya Ali ingin mengajak Zeina naik motor bersamanya ke kantor sama-sama. Tetapi zeina menolak keinginan Ali.

Akhirnya keduanya memutuskan untuk berangkat bekerja menggunakan kendaraan masing-masing. Ali mengikuti laju mobil zeina di depannya. Sesampainya di perusahaan keduanya memilih jalan yang berbeda karena tempat kerja keduanya pun juga berbeda.

Sudah dua hari lamanya zeina tidak masuk kerja. Beruntung pagi itu ia tidak melihat dua sosok yang akan membuat hatinya jelek nantinya. Ia pun buru-buru menuju ke ruangan divisi tempat ia bekerja.

"Ya ampun Zein, kamu sudah sembuh?" tanya Siska yang langsung heboh begitu melihat kedatangan Zein ke ruangan divisi marketing.

"Alhamdulillah sudah," jawab Zeina dengan tersenyum dan memeluk Siska dengan erat.

"Kamu sakit apa sih Zein? bikin panik ini anak tau gak?" tanya Rio sambil menunjuk ke arah Siska.

"Iya Zein, aku udah mau ngajakin Rio buat jenguk kamu. Tapi kamunya bilang nggak boleh, ya sudah," kata Siska merajuk dan Zeina merasa terharu mendengarnya.

"Terimakasih ya buat perhatian kalian berdua. Aku jadi terharu mendengarnya," ucap Zeina dengan mata berkaca-kaca.

Ternyata masih ada orang yang peduli dengannya.

"Oya zein, kita hari ini banyak kerjaan banget. Pas kamu sakit kemarin ada pergantian kepemimpinan loh di perusahaan. Anak pimpinan perusahaan sudah kembali ke Indonesia. Dan dia menggantikan tugas sebagai direktur utama di sini. Wah orangnya keren banget loh Zein," ujar Siska bersemangat.

"Keren apanya sih, sis. Wajahnya saja nggak kelihatan jelas begitu kok dibilang keren," ucap Rio nampak tak suka Siska memuji ketampanan cowok lain di depannya.

"Issshhh....kenapa jadi kamu yang sewot begitu sih Yo. Yaudalah kalau kamu merasa nggak suka. Aku mau ajakin Zein aja ke aula," ujar siska langsung menarik lengan Zeina ke luar ruangan.

"Eh..eh....ini kita mau kemana sis?" tanya Zeina yang bingung ditarik begitu saja oleh siska.

"Kita ke aula sekarang ada acara penyambutan direktur baru. Makannya semua orang belum aktif bekerja. Mereka masih menikmati waktu perkenalan dengan direktur yang baru," jelas Siska.

Zeina hanya mengangguk-angguk kepalanya. Ia baru menyadari pantesan saja sepanjang jalan ke ruang divisi ia tak menemukan banyak orang. Ternyata semuanya sedang berkumpul di aula.

Ternyata benar apa yang dikatakan oleh Siska. Di sana banyak berkumpul orang-orang dari berbagai devisi. Siska mengajak Zeina untuk menikmati hidangan yang tersedia di sana gratis untuk para karyawan. Zeina pun hanya mencicipi minuman saja karena ia masih kenyang dengan nasi goreng buatan Ali tadi pagi saat sarapan.

"Eh, Zein, liat tuh si bella mepet bener sama Rolan. Aku jijik banget tau nggak pas tau mereka ci-u-man di tangga darurat itu. Maaf ya Zein kalau aku buat kamu sampai sakit gegara berita tersebut," ucap Siska merasa bersalah.

"Bukan salah kamu juga sis, aku sudah tau hubungan keduanya sebelum info yang kamu berikan. Tetapi aku makasih banget sama kamu. Karena sebagai teman kamu mau mengatakan keburukan dia di belakang aku," kata Zeina dengan tenang.

"Jadi kamu sudah tau Zein?" tanya Siska dan Zeina menganggukkan kepalanya.

"Aku sudah memutuskan hubungan dengan Rolan di depan kedua orang tua kami. Dan kalau mereka mau menikah itu urusan mereka. Tidak ada lagi hubungannya dengan aku," ujar Zeina sambil menikmati minuman dingin yang ia ambil.

"Baguslah kalau kamu sudah lepas dari buaya kayak Rolan. Semoga kamu nantinya mendapatkan sosok yang lebih baik dari dia, aamiin," ucap Siska menyemangati Zeina.

Aamiin.

Di sudut yang lain, tampak Rolan yang berdiri berduaan dengan Bella. Tapi sorot mata Rolan justru terfokus hanya kepada Zeina. Bella yang melihat hal tersebut memendam perasaan kesal. Ia mencoba menarik perhatian Rolan. Akan tetapi Rolan justru acuh tak acuh. Rolan menatap Zeina dengan tatapan kerinduan.

Zeina tanpa sengaja menoleh ke arah Rolan. Keduanya pun saling bertatapan. Rolan mencoba tersebut ke arah Zeina. Akan tetapi Zeina segera memalingkan wajahnya ke arah lain. Rolan seketika menundukkan kepalanya. Sepertinya kesalahannya sudah terlalu melukai hati Zeina.

Sementara di sudut yang lainnya, ada juga seseorang dengan penampilan yang misterius dengan menggunakan masker hitamnya menutupi sebagian wajahnya. Ia tampak memperhatikan Zeina dari kejauhan. Dan ia tak suka akan kelakuan si mantan Zeina yang tampak curi-curi perhatian kepada Zeina. Padahal di depannya sudah ada wanita lain.

Aku harus segera menjadikan kamu milikku ze, agar tidak ada lagi yang berani mengganggumu.

❤️❤️❤️

TBC

Terpopuler

Comments

RossyNara

RossyNara

gas ken al jangan kasih kendor.

2024-03-19

1

Susanty

Susanty

ololoh pocecip cekali Ali🤣

2023-09-14

1

dee

dee

pasti ali yg bkalan jadi ceo nya

2023-06-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!