17

Zeina sedari tadi hanya menatap Ali yang sibuk membereskan bekas makan malam mereka. Sedangkan sang tuan putri hanya duduk-duduk saja karena memang Ali melarangnya untuk membantu. Katanya ia sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti itu.

Zeina menangkupkan kedua tangan di pipinya. Sambil memandangi Ali yang begitu cekatan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Membersihkan meja makan, mencuci peralatan makan keduanya, kemudian membuang sampah.

Dilihat-lihat dari belakang, gagah juga ini cowok. Tubuhnya perfeksionisme banget. Apalagi kalau ia tersenyum ada lesung pipi yang begitu menawan. Kenapa mendadak detak jantung Zeina makin tidak beraturan saja ya.

"Ze, Zee...... lagi mikirin apa, hmmm?" suara Ali membuat lamunan Zeina buyat seketika.

Zeina menoleh dan melihat wajah tampan itu begitu dekat dengan wajahnya. Astaga, gawat!

"Al....jauhin wajahmu!" ucap Zeina sambil mendorong wajah Ali agar menjauh darinya.

"Lagian kamu sedang mikirin apa sih? senyum-senyum terus dari tadi. Lagi bayangin apa, hmmm?" tanya Ali sekali lagi sambil menggoda Zeina.

Tentu saja wajah Zeina memerah karena merasa dirinya ketauan sudah mengamati Ali bahkan membayangkan ketampanan Ali yang maksimal menurutnya.

"Enggak ada, kamu udah selesai kan? Pulang gih sana, ini sudah malam," ucap Zeina mengusir keberadaan Ali di apartemennya.

"Aku nggak punya rumah ze," ucapan Ali sukses membuat Zeina mengerutkan kedua alisnya. Ia bingung dengan maksud ucapan Ali.

"Maksudmu apa berkata seperti itu, hah?" tanya Zeina sambil menatap tajam ke arah Ali. Ia merasakan firasat yang tidak enak menghampiri dirinya.

"Aku selama ini tinggal di apartemen temen. Tetapi dua hari ini ia ingin tinggal bersama kekasihnya. Dan aku juga nggak betah tinggal di sana. Setiap malam aku selalu dengerin suara-suara luknat mereka. Kamu tau sendiri kan? Aku nggak kuat kalau di sana terus-menerus. Jadi aku ingin...."

"Kamu ingin tinggal di sini begitu, hmm?" tanya Zeina dengan raut wajah kesalnya. Ia sudah tau kemana arah pembicaraan Ali.

Kenapa ia bisa terjebak hubungan yang rumit dengan orang seperti ali. Astagaaaa!!!!

"Nggak bisa, kamu cari kosan saja, atau apalah sewa tempat juga. Tetapi jangan tinggal serumah sama aku," ucap Zeina tidak terima.

"Ayolah ze, lagipula kita sebentar lagi juga akan menikah. Aku bisa tinggal disini membersihkan apartemen kamu dan juga menjaga kamu agar kamu tidak lagi diganggu oleh cowok-cowok breng-sek seperti kemarin," ucap Ali sambil mengatupkan kedua tangannya di depan da-da.

"Tapi aku....."

"Terimakasih banyak ze, cup..."

Tanpa mau mendengarkan ucapan Zeina, Ali lebih dulu mencium pipi Zeina dan berlari ke sofa untuk merebahkan dirinya. Jujur, Ali capek banget dengan banyak pekerjaan yang ia handle. Dan sekarang ia juga harus mengawasi Zeina lebih dekat lagi agar kejadian buruk kemarin tidak terulang kembali. Masih beruntung ia kemarin datang tepat waktu. Kalau saja ia telat sedikit saja. Bisa-bisa ia tidak akan bisa memaafkan dirinya kalau Zeina sampai ternoda.

"Al, tapi aku belum selesai bi...." ucapan Zeina menggantung di udara saat mendengar deru napas teratur dari Ali.

"Ya ampun, cepat sekali ia tidurnya?" gumam Zeina yang tidak percaya jika Ali sudah tertidur. Apakah ia secapek itu sampai cepat tertidur. Zeina mencoba mengecek deru napas dan melihat apakah Ali sedang berakting saja. Tetapi ternyata Ali memang benar-benar tidur.

Zeina menghela napasnya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapi sosok Ali yang keras kepala ini. Tampaknya tidak mudah membuat Ali pergi meninggalkan dirinya. Zeina mengambilkan Ali sebuah selimut dari kamarnya. Ia mematikan lampu di ruangan tersebut. Kemudian ia berjalan ke lantai dua dimana kamarnya sendiri berada.

Tanpa zeinaa sadari sebenarnya Ali belum tertidur. Ia hanya ingin membuat Zeina tidak banyak lagi bicara.

"Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku ze. Aku mencintaimu dan hanya aku yang boleh memilikimu. Maaf jika aku egois, tetapi aku tidak akan menyerah memperjuangkan kamu untuk masa depanku."

....................

Pagi itu Zeina bangun tidur dan mencium aroma yang begitu lezat menggugah selera makannya. Zeina melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 06.00.

Siapa juga pagi-pagi begini sudah masak?

Plak!

Zeina menepuk keningnya sendiri. Ia baru ingat kalau di rumahnya ada orang lain yang ikutan tinggal bersamanya.

"Apa yang ia lakukan pagi-pagi begini?" gumam Zeina sambil turun dari atas ranjangnya.

Zeina melangkah menuju dapur untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Ali.

"Selamat pagi tuan putri, bagaimana tidurnya semalam?" sapa Ali dengan santainya sambil menata makanan yang sudah selesai ia buat ke atas meja.

Nasi goreng spesial dengan telor ceplok dan taburan sosis di atasnya. Sungguh menggoda selera. Bahkan Zeina menelan salivanya melihat betapa lezatnya makanan yang Ali buat.

"Eh, tunggu dulu, kapan kamu ambil baju? semalam kamu tidak membawa pakaian ke sini kan?" tanya Zeina yang terkejut karena Ali sudah mengenakan seragam OB nya.

"Tadi pagi-pagi aku ambil ke apartemen temenku. Ayo sayang, kita sarapan bersama. Biar nggak telat nanti masuk kerjanya," ajak Ali dengan mesranya sampai membuat zeina merasa bergidik mendengar panggilan sayang yang disematkan oleh Ali kepadanya.

Kenapa mendadak jadi romantis begini sih?

❤️❤️❤️

TBC

Terpopuler

Comments

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

ya udh sih ze terima aja babang Ali ya, seorang laki² yg bener² mencintai mu tanpa memandang apapun dari dirimu

2025-02-11

0

Jamal Amir

Jamal Amir

update banyak chapter nya Thor

2024-06-30

1

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

Ali akan berusaha membuat zeina jatuj cinta
.....

2024-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!