16

"Iya aku ijin lagi karena masih kurang enak badan," ujar Zeina yang sedang duduk di sofa depan televisi sambil video call dengan dua sahabatnya, Siska dan Rio.

"Kamu yakin baik-baik saja? Kita main ke apartemen kamu ya?" tawar Siska dan diangguki kepala oleh rio. Keduanya merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Zeina. Apalagi dilihat dari wajahnya, Zeina tampak begitu kelelahan.

"Ah, nggak usah, aku baik-baik aja kok. Besok juga udah mulai masuk kerja lagi," kata Zeina sambil berusaha tersenyum agar kedua sahabatnya tidak curiga.

Tiba-tiba terdengar suara pintu apartemennya yang dibuka dari luar.

Hah? Siapa? batin Zeina bingung. Seingatnya tidak ada yang tahu kode apartemennya selain Rolan. Tetapi setelah keduanya ada masalah, Zeina sengaja mengubah kata sandinya agar Rolan tidak bisa masuk.

Ceklek.

"Eh, sudah dulu siska, Rio. Ada paket yang nganter makanan di depan. Nanti lagi ngobrolnya, oke," ucap Zeina memutuskan sambungan vidcall nya.

Buru-buru Zeina melihat siapa yang masuk ke apartemennya.

"Astaga! Kamu!" pekik Zeina tidak percaya jika Ali bisa masuk ke dalam apartemennya dengan mudah.

Kenapa juga ia bisa tau pin masuk ke apartemennya.

"Semalam kamu yang masih tau kode masuk apartemen ini," jawab Ali dengan tampang polosnya.

Zeina menghembuskan napasnya kasar.

Oke, mungkin semalam ia sudah banyak bicara karena kondisinya sedang mabuk.

"Lalu untuk apa kamu kesini, hah?" tanya Zeina masih tidak tahu apa tujuan Ali ke apartemennya lagi.

Padahal Zeina belum memutuskan apapun untuk permintaan Ali yang ingin mereka menikah. Lagipula dari hasil pemikiran Zeina selama hampir seharian. Ia merasa tidak perlu menikah dengan Ali karena mereka berdua sama-sama tidak saling cinta. Lalu buat apa mereka memaksakan diri untuk bersama dalam sebuah ikatan pernikahan. Bukankah itu hanya akan sia-sia semata.

"Kamu masih tanya tujuan aku apa? ya aku kan calon suami kamu. Apa salahnya calon suami datang menemui calon istri," jawab Ali dengan entengnya sampai membuat zeina benar-benar takjub dibuatnya.

Astaga? Jawaban yang luar biasa.

"Kamu sudah gila ya Al?" tanya Zeina kesal.

"Kamu apa sudah lupa sih ze, kita sudah tidur bersama. Aku sudah melihat setiap inci tubuhmu yang indah itu. Bahkan kita sama-sama mereguk kenikmatan berdua sampai pagi menjelang. Lalu kenapa kalau aku ingin kamu menikah sama aku? Kamu yakin masih ada pria yang mau terima kamu yang sudah tidak virgin lagi, hmmm?" pertanyaan terakhir dari Ali seketika membuat Zeina yang hendak membantah ucapan Ali sebelumnya seketika menjadi terdiam.

Iya juga ya? Apa masih ada cowok yang mau dengan cewek yang sudah bekas orang seperti dia? Sepertinya ia akan mendapatkan cibiran yang lebih keras kalau ibu dan saudara tirinya sampai tau kejadian ini.

"Ze....Halloo?" Ali mencoba menyadarkan Zeina yang tampaknya melamun karena ucapannya barusan. Sambil mengibaskan tangannya di depan mata Zeina.

"Kamu melamun? Maaf ya kalau kata-kata ku menyakiti perasaan kamu," ucap Ali yang merasa bersalah sudah mengatakan hal yang menyakiti perasaan Zeina.

"Nggak kok, kamu benar, nggak akan ada lelaki yang mau sama cewek yang udah nggak virgin kayak aku gini," kata Zeina sambil tersenyum kecut.

Ali menghela napasnya kemudian ia duduk di samping Zeina sambil memegang tangan Zeina dengan lembut. Zeina menatap Ali yang sedang menatapnya dalam. Zeina baru menyadari jika kedua bola mata Ali berwarna coklat dan itu sangat indah.

"Maaf ze, aku tidak bermaksud menyakiti kamu. Tetapi sebagai lelaki aku ingin dikatakan pengecut karena sudah merampas sesuatu yang berharga milikmu dan pergi begitu saja. Mulai hari ini aku akan selalu ada buat kamu. Tolong beri aku kesempatan untuk bisa membuat kamu nyaman berada di sisiku."

Entah mengapa Zeina hanya terdiam saja melihat dan mendengar apa yang Ali ucapkan padanya dengan lembut. Apalagi wajah Ali yang begitu dekat membuat Zeina bisa melihat ketampanan si OB tersebut.

Ekhemm...

Zeina berdehem untuk mencairkan suasana. Ia mendadak salah tingkah dengan perlakuan Ali kepadanya.

"Kamu bawa apa itu?" tanya Zeina menunjuk kantong kresek hitam yang dibawa Ali masuk ke apartemennya tadi.

"Oh, itu makan malam buat kita. Aku belikan capcay dan juga kwetiau buat kamu."

Mendengar nama makanan yang disukainya jelas Zeina langsung berdiri dari sofa dan membuka isi dalam kresek hitam. Benar-benar makanan yang ia sukai. Mencium aromanya saja sudah membuat cacing dalam perut Zeina berdemo mendengarnya.

"Aku suka banget kedua makanan ini. Kamu kok tau sih aku suka banget sama makanan ini," ucap zeina sambil menyiapkan peralatan makan untuk dirinya dan juga Ali.

"Aku kan calon suamimu ze, jadi aku harus tau apapun yang kamu suka dong," kata Ali sambil membantu Zeina menyiapkan air minum untuk keduanya.

Zeina baru menyadari kalau Ali tampaknya tidak canggung lagi berada di sekitarnya. Astaga, kenapa justru ia yang agak deg-degan tiap kali berdekatan dengan si OB yang bekerja satu perusahaan dengannya itu.

Ada apa sebenarnya ini?

❤️❤️❤️

TBC

Terpopuler

Comments

Jamal Amir

Jamal Amir

sikat Thor,,,

2024-06-30

1

💕 bu'e haresvi 💕

💕 bu'e haresvi 💕

tak ingin dikatakan pengecut kali y🤭

2024-01-30

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

jgn2 Ali CEO d perusahaan nya nyamar jd ob

2023-06-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!