15

Zeina tampak berguling-guling di kasur. Ia sedang memikirkan apa yang telah terjadi kepada dirinya. Sambil menutup kedua matanya. Sesekali ia menendang-nendang apa saja yang ada di dekatnya. Entah itu bantal, guling, selimut, semuanya kena libas aksi Zeina.

Bagaimana ia tidak puyeng kalau mengingat apa yang Ali katakan padanya pagi tadi. Pria itu mengaku dirugikan oleh Zeina. Karena keperjakaannya hilang gegara Zeina.

Helooooooo?????

Mohon maaf ya?

Kenapa malah ia yang rugi. Padahal Zeina juga masih perawan saat melakukan hal tersebut. Apalagi ia melakukannya dalam kondisi mabuk. Zeina saja sudah lupa dengan polah tingkahnya sendiri. Dan melihat dari video yang diputarkan lelah Ali membuat Zeina menjadi malu melihatnya.

Astaga!! kenapa aku bodoh begini ya? Kenapa juga harus Ali yang minta pertanggungjawaban. Padahal aku yang lebih dirugikan. Kalau Ali kan cowok nggak akan ketahuan kalau ia sudah tidak perjaka lagi. Lah aku, sebagai cewek mau ngaku perawan juga udah nggak mungkin kan? Karena gawangnya sudah dijebol oleh Ali. Ya ampunnnnnnm!!!

Bugh

Bugh

Bugh

Zeina makin gemes saja setiap kali mengingat kebodohan yang sudah ia lakukan. Zeina memukul-mukul guling yang ada di depannya. Seolah-olah itu adalah tubuh Ali. Ia sangat kesal kenapa bisa seteledor ini. Kenapa juga harus main-main ke tempat terkutuk seperti semalam.

......................

Sementara itu di kediaman keluarga Rolan. Kedua orang tua Rolan tampaknya sedang menyidang putra mereka.

"Mama tidak setuju kamu menikah dengan wanita tidak tahu diri seperti Bella. Apa-apaan belum jadi istri sudah mau diajak main sembarangan. Apalagi ia jelas-jelas tau kalau kamu adalah calon suami kakak tirinya. Wanita tidak punya harga diri. Bahkan menurut mama, Zeina masih jauh lebih baik darinya. Mama hanya ingin menantu seperti Zeina," ujar mama Rolan sambil bersedekap dada.

Semalam ia sudah muak melihat wajah Bella yang sok cari perhatian kepada putranya. Wanita seperti itu tidaklah lebih baik dari Zeina tentunya. Sejak dulu mama Rolan begitu menyukai Zeina. Meskipun berasal dari keluarga kaya raya, tetapi Zeina sama sekali tidak sombong. Justru anaknya humble, baik hati dan juga rajin. Kenapa juga putranya bisa tergoda oleh kelakuan wanita sihir semacam Bella.

"Biarkan Rolan bertangungjawab atas apa yang sudah ia perbuat ma. Meminta Zeina kembali itu tidak mungkin. Karena Zainal Pramudya sudah tidak mengijinkan putra kita mendekati putrinya lagi. Aku juga malu ma, kalau harus mengemis kepada Zainal sementara kesalahan itu memang berasal dari kelakuam putra kita," kata papa Rolan dengan nada sedikit tinggi dari biasanya.

Mama Rolan menghela napasnya panjang. Ia benar-benar menyesal dengan apa yang sudah Rolan lakukan. Pria yang bodoh, sudah mendapatkan baru berlian kenapa malah tergoda oleh batu kali.

"Aku tidak mencintai Bella pa. Aku hanya mencintai Zeina," ucap Rolan memelas dan tampak begitu frustasi.

"Kalau kamu cinta Zeina lalu kenapa kamu meniduri Bella. Kamu sudah tau konsekuensinya seperti apa, heh!! Kamu sudah mencoreng nama orang tua kamu Rolan! Papa dan mama malu dengan sikap bodoh kamu itu! Pak Zainal tidak mungkin merelakan kamu untuk menyakiti putri kandungnya. Makannya sebelum berbuat dipikirkan lebih dulu. Jangan setelah ada kejadian seperti ini kamu baru merasa menyesal. Kemarin-kemarin kamu kemana saja hah!" tegur mama Rolan dengan berapi-api.

Sang suami sampai berusaha menenangkan istrinya agar tidak sampai jatuh sakit.

"Nikahi bella dan terserah kamu selanjutnya hubungan kalian akan bawa kemana," ujar sang papa kemudian mengajak sang istri masuk ke dalam kamar mereka. Meninggalkan Rolan yang masih terduduk merenungi semua kesalahannya selama ini. Ia terlalu menuruti kenikmatan sesaatnya bersama dengan Bella. Dan ia seolah-olah lupa akan keberadaan Zeina. Kini setelah Zeina benar-benar pergi meninggalkan dirinya. Ia baru sadar jika ia begitu mencintai Zeina bukan Bella.

❤️❤️❤️

TBC

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***