14

Zeina duduk di sofa yang berseberangan dengan Ali yang juga duduk di sofa kamarnya.

"Ini minumlah," ucap Ali menyodorkan segelas susu hangat yang tadi ia buat saat Zeina membersihkan diri di kamar mandi.

"Terimakasih," ucap Zeina kemudian meminum susu tersebut.

Ali hanya menatapnya dengan tersenyum kecil. Wanita dihadapannya ini lucu sekali. Setelah tadi berteriak-teriak seperti singa mengamuk. Sekarang duduk anteng dan mau meminum susu buatannya. Sungguh manis sekali.

"Jadi jelaskan sekarang juga. Apa yang sebenarnya terjadi semalam?" tanya Zeina dengan tatapan matanya yang sinis tertuju kepada Ali.

Ali menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan.

"Aku semalam diajak teman ke club malam. Nggak taunya ketemu kamu. Tapi kamu sedang dipapah cowok yang aku nggak tahu itu siapa. Yang aku tau kamu tampak tidak mau dibawa pergi olehnya. Karena aku takut terjadi sesuatu padamu. Maka aku hajar cowok itu dan membawamu pulang. Tetapi siapa sangka kalau ternyata pria itu sudah mencekoki kamu dengan obat setan. Mungkin dalam minuman yang kamu minum. Dan setelah kamu sampai apartemen sikapmu semakin menjadi-jadi. Kalau tidak percaya, aku punya videonya," ujar Ali sambil menunjukkan rekaman video yang sengaja ia buat agar Zeina tidak menyalahkan dirinya nanti setelah wanita itu sadar.

Zeina menutup mulutnya saat melihat apa yang dirinya lakukan dalam kondisi mabuk dan dalam pengaruh obat setan.

"Aku merekam itu karena aku juga tidak mau kamu salahkan atas kejadian ini. Bagaimanapun juga aku masih perjaka sebelum aku tidur denganmu," ucap Ali tidak mau disalahkan oleh Zeina.

Tak sanggup lagi Zeina melihat adegan dalam layar ponsel tersebut. Zeina sampai menjambak rambutnya sendiri. Kenap bisa ia seliar dan sebrutal itu dalam kondisi mabuk.

"Coba cek saja bagian tubuhmu yang mana ada bekas kissmark dariku. Tetapi justru diriku yang penuh tanda cinta darimu semalam, lihatlah," ucap Ali dengan tampang polosnya membuka kembali kaos yang ia kenakan.

Zeina melirik sekilas dan benar saja banyak begitu tanda merah di beberapa bagian tubuh Ali. Astaga! Kenapa ini sungguh memalukan rasanya. Zeina teringat kalau pas mandi tadi ia tidak melihat tanda apapun ditubuhnya.

Zeina menggelengkan kepalanya. Apa ini tandanya jika ia yang telah memperko-sa Ali. Bukan dirinya yang diper-ko-sa ali. Ya ampun, lalu bagaimana ini selanjutnya hubungan mereka.

Ekhemmm....

Zeina mencoba berdehem untuk menetralkan detak jantungnya yang tak beraturan gegara melihat deretan roti sobek yang Ali pertunjukkan kepadanya.

"Maaf karena aku sudah berbuat buruk padamu," ucap Zeina sambil tertunduk.

"Aku tidak butuh maaf darimu," sahut Ali dengan entengnya.

Zeina mengangkat wajahnya.

"Kamu apa-apaan sih?" bentak Zeina yang kesal.

"Aku ingin kamu menghalalkan aku menjadi suamimu. Bagaimanapun juga kamu harus bertanggungjawab atas apa yang telah kita perbuat semalam," tegas Ali tidak mau kalah.

"Hah? Kenapa jadi terbalik begini. Kenapa dia yang minta pertanggungjawaban kepadaku?"gumam Zeina tidak habis pikir dengan Ali yang mengaku telah menjadi korban Zeina yang mabuk dan berakhir di sebuah kamar apartemen dengannya.

"Karena ini adalah yang pertama buatku," kata Ali yang masih mendengar gumaman Zeina.

"Kamu pikir cuma kamu aja. Aku juga!" bentak Zeina tidak mau mengalah. Ia juga kehilangan sesuatu yang berharga miliknya. Padahal dulu Rolan menginginkan hal itu darinya sampai membuat Rolan selingkuh dari Zeina. Tetap saja tidak dikasih oleh Zeina. Akan tetapi semalam dengan mudahnya hal berharga itu ia berikan kepada seorang OB???

"Karena kau sudah menja-mah tubuhku, maka kau juga harus mau menjadi istriku," tegas Ali membuat Zeina langsung membelalakkan matanya.

"Kamu gila Al?????" Zeina tak habis pikir jika ia harus menikah dengan Ali. Padahal keduanya juga baru saling mengenal. Bagaimana mungkin keduanya akan segera menikah.

❤️❤️❤️

TBC

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***