11

Zeina yang kalut dan terluka memilih pergi ke tempat yang katanya bisa menghilangkan segala beban permasalahan. Meskipun sebelumnya ia belum pernah kemari. Tetapi di saat kesedihan itu menyesakkan dada maka Zeina nekat datang ke tempat itu seorang diri.

Sebuah club malam di kota adalah tempat Zeina berada sekarang. Suasana tampak begitu ramai karena besok memang hari libur jadi banyak orang yang menghabiskan waktunya bersenang-senang di club tersebut.

Hingar bingar musik memenuhi ruangan yang serba gemerlap tersebut. Zeina berjalan dengan tatapan datarnya. Ia menuju ke tempat bartender. Ia duduk dan memesan minuman yang hanya mengandung sedikit alkohol. Ia hanya ingin duduk di sana sebentar saja. Ia hanya ingin menenangkan dirinya sejenak dari kepenatan realita hidupnya.

"Hai, aku Steven."

Seorang pria dengan harum tubuh yang maskulin menggoda indera penciuman Zeina. Ia mendongakkan wajahnya dan melihat seorang pria tampan mengulurkan tangan kepadanya.

"Boleh kita berkenalan?" tanya Steven kembali dan Zeina hanya mengacuhkannya saja.

Melihat gelagat si cewek dihadapannya yang tampaknya sedang ada masalah. Maka Steven mencoba untuk bisa mendekatinya. Apalagi paras Zeina yang cantik meski dengan pakaian yang ya bisa dibilang gadis itu cukup tertutup untuk ukuran gadis-gadis malam yang ada di club saat ini. Namun, entah mengapa steven begitu tertarik padanya. Sungguh gadis yang berbeda dan caranya menolak steven membuatnya tertantang.

"Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu di sini?" tebal Steven kembali. Dan Zeina hanya terdiam saja. Ia memesan kembali minumannya. Tapi tampaknya Steven yang kesal karena dicuekin dia memberikan kode rahasia kepada si bartender yang biasa dia suruh-suruh. Untuk memberikan minuman khusus untuk Zeina. Gadis sok jual mahal seperti ini harus diberi pelajaran, batin Steven.

Sudah hampir setengah jam Zeina duduk di sana. Dan sudah ada tiga gelas ia habiskan untuk minum. Steven masih duduk di sampingnya dan berceloteh Banyan hal. Namun zeina sama sekali tidak menanggapinya. Justru kini Zeina merasa kepalanya pusing. Apakah ia sudah mabuk? Sepertinya Zeina harus pulang karena di sini ia seorang diri. Zeina pun buru-buru bangkit dari kursinya.

Baru beberapa langkah ia berjalan. Pusing di kepalanya makin menjadi-jadi. Dentuman keras musik di sana semakin memperparah rasa pusing di kepalanya. Belum lagi, ada sesuatu yang aneh dalam diri Zeina. Rasa panas menguar dari dalam tubuh Zeina membuat gadis tersebut merasa seperti kegerahan.

Steven yang melihat kondisi Zeina tampak tersenyum miring. Ia pun bergegas mendekat dan mencekal lengan Zeina. Membuat Zeina berusaha meronta dan meminta dilepaskan oleh Steven.

"Lepas!!"

"Jangan takut sayang, kita akan bersenang-senang setelah ini. Aku akan membawamu menikmati sudah dunia," bisik Steven di telinga Zeina yang membuat gadis itu merasa risih dibuatnya.

"Lepas! Lepaskan aku!" Zeina mencoba melepaskan pelukan itu. Tapi ia sudah kalah tenaga dan Steven. Kondisi Zeina saat ini yang sudah terkena obat yang diberikan oleh pelayan suruhan Steven membuat gadis tersebut serasa tubuhnya melemas.

"Jangan melawan sekarang cantik. Nanti saja tunjukkan kekuatanmu untuk melawanku. Malam ini aku ingin dengar suara seksimu itu menyebut namaku berkali-kali," ujar Steven dengan tersenyum menyeringai.

"Tidak! Lepas! Lepas!" Zeina masih berusaha melepaskan pelukan erat Steven.

"Ayo, tak perlu memberontak segala. Ikutlah denganku. Mungkin setelah ini kamu akan berterima kasih dan justru ingin mengulanginya lagi denganku," bisik Steven secara sensual tepat di telinga Zeina.

Steven menarik paksa Zeina dan hendak memasukkannya ke dalam mobil miliknya. Akan tetapi belum sempat ia mendorong tubuh Zeina masuk ke dalam mobil. Ada sebuah tangan yang cukup besar menarik lengannya kemudian memberikan sebuah bogem mentah langsung mengenai wajah tampak Steven.

Bugh!!!!

Tubuh Zeina hampir jatuh ke aspal kalau saja tidak segera ditangkap oleh seseorang yang menolongnya tersebut dari cengkeraman pria breng-sek seperti Steven.

Setelah meletakkan Zeina dengan benar. Pria itupun mendekati Steven sambil mencengkeram kerah bajunya.

"Jangan berani-berani menyentuhnya kalau kamu tidak ingin aku hancurkan! Paham!" ancam di pria dengan sorot matanya yang dingin.

"Maaf bos, Aku tidak tau kalau dia wanitamu. Aku janji tidak akan berani lagi bos," ucap Steven sambil mengatupkan kedua telapak tangannya.

Bugh...

Bugh...

Bugh...

Pria itu masih saja melepaskan pukulan ke wajah si pria yang akan menculik Zeina.

"Itu hukuman untukmu yang sudah berani menyentuhnya," seringai Ali.

Tidak cukup sampai disitu saja.

Bugh....

Ali menendangan perut si Steven sampai tersungkur. Setelah itu ali membawa pergi zeina meski tampaknya ada yang tidak beres dengan gadis tersebut.

❤️❤️❤️

TBC

Terpopuler

Comments

Susanty

Susanty

wah untung saja ada Ali. coba kalo tidak.....bisa gawat 😱

Kayanya Ali ngikutin zeiin deh

2023-09-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!