Drrtt
Drrtt
Sebuah pesan masuk ke handphone Zeina. Gadis itu mengerutkan keningnya karena ada sebuah pesan dari nomor tak dikenalnya. Akan tetapi Zeina tetap membuka pesanan tersebut.
"Astaghfirullah...." Zeina menutup mulutnya saking tidak percayanya melihat apa yang ada di dalam video.
Pergumulan antara Rolan dan juga Bella, adik tirinya. Dan itu dilakukan Rolan di ruangan kerjanya. Tanpa terasa air mata Zeina seketika menetes mendapati kenyataan tersebut. Bagaimana bisa selama ini ia ternyata dikhianati oleh Rolan. Yang memang memiliki hubungan mesra dengan Bella.
Ternyata pria yang selama ini dia percayai seperti Rolan mampu menghancurkan hatinya dalam sekejap. Janji manis yang dia ucapkan hanyalah kedok saja. Rolan nyatanya mampu melakukan ini kepadanya. Sungguh menyakitkan bagi Zeina.
Datanglah ke alamat ini nanti malam.
Pesan singkat itu mengiringi datangnya video luknat tersebut. Zeina menghapus air matanya. Apa maksud pesan itu? Apakah nanti di sana ia akan mendapatkan bukti yang lain. Ya Allah, sudah selama apa hubungan mereka selama ini? Apakah selama jalan dengannya maka Rolan juga menjalin hubungan dengan Bella.
Ini sudah tidak bisa dibiarkan begitu saja. Zeina harus mengambil keputusan. Tentu saja ia tidak akan menghabiskan hidupnya dengan modela pria seperti Rolan. Cukup ayahnya yang sudah membuat dia sakit hati. Sekali lagi seorang pria masuk ke dalam hidupnya dan memporak-porandakan hatinya pula. Sungguh tidak adil sekali rasanya. Namun Zeina berusaha untuk kuat.
Perasaannya memang tidak enak sejak Rolan semakin memaksanya menyerahkan keperawanannya kepada Rolan. Ternyata semua itu ada maksud dan tujuannya. Beruntung Zeina tidak mau menuruti permintaan Rolan. Betapa menyesalnya ia nanti jika menyerahkan apa yang ia jaga hanya untuk cowok breng-sek yang tak pantas untuk dia cintai seperti Rolan.
"Zein, kamu kenapa?" Siska yang melihat perubahan raut wajah Zein mendekat menanyakan kondisi sahabatnya.
Zeina menggelengkan kepalanya. Ia sebenarnya tidak kuasa membendung air matanya yang hampir tumpah sekarang. Ia pun segera beralasan ke kamar mandi daripada nantinya Siska tau kalau ia ingin menangis.
Setelah kepergian Zeina, Siska melirik ke arah Rio, dan cowok itu juga ikut mengendikkan bahunya. Ia juga tidak tau ada apa dengan Zeina. Sepertinya ada sesuatu yang membuat Zeina menjadi begitu.
Hiks
Hiks
Hiks
Di dalam kamar mandi, Zeina menumpahkan perasaan sakit hatinya. Dikhianati seperti itu oleh calon suaminya. Bahkan mereka akan mengadakan pertemuan keluarga rencananya adalah besok malam. Tanggal ini ditetapkan sebelum mereka ada keributan. Akan tetapi Zeina tidak menyangka justru Rolan sama saja dengan ayahnya yang suka menyakiti diri nya.
Suara tangisan Zeina di dalam kamar mandi terdengar oleh seseorang yang berdiri bersandar di depan pintu ruangan yang di tempati Zeina. Dia sebelumnya telah memasang tanda toilet dibersihkan sehingga tidak ada yang masuk ke dalam kamar mandi sana. Pria itu menghela napasnya panjang karena merasa ikut sesak. Ia sebenarnya tak tega melihat Zeina seperti ini. Namun akan lebih menyakitkan jika melihat Zeina menjadi korban cowok breng-sek seperti Rolan.
"Maaf Zein, kamu nanti akan mengerti kenapa harus seperti ini."
Setelah puas menangis Zeina keluar dari ruangannya akan tetapi ia dikejutkan oleh cowok dengan pakaian OB nya. Buru-buru Zeina menghapus sisa air matanya. Meski masih tampak bekas ia menangis.
"Permisi," Zeina langsung berjalan bergitu saja tanpa menyapa Ali terlebih dahulu. Pria itupun tidak menyahut ucapan Zeina. Ia hanya menatap punggung kecil itu yang berjalan semakin menjauh darinya.
Seandainya saja aku bisa memeluknya.
......................
Malam harinya Zeina mendatangi apartemen seperti yang dikatakan oleh seseorang tak dikenal dalam chatnya.
Zeina mentekadkan diri untuk membuktikan bahwa apa yang dikatakan memang benar adanya. Zeina memejamkan mata sejenak sebelum pada akhirnya ia membuka sandi pintu apartemen Rolan. Zeina selama dua tahun menjadi pacarnya hanya pernah dua kali saja ke sana. Itupun juga karena terpaksa dan mendesak. Kalau tidak, maka Zeina tidak mau karena dia tidak mau terjadi sesuatu yang belum boleh terjadi antara ia dan Rolan.
Ceklek
Ternyata Rolan belum mengubah kata sandi pintu masuk apartemennya. Zeina mendadak merasa sesak melihat pemandangan pertama yang ia lihat di lantai apartemen Rolan. Banyak baju-baju berserakan di sana. Zeina memejamkan matanya mengatur napasnya sebelum ia menuju ke TKP.
Ia tahu baju-baju ini arahnya akan berakhir dimana. Dan benar saja, da-la-man wanita itu tepat berada di depan pintu kamar Rolan. Zeina sebenarnya sudah tidak terkejut lagi akan tetapi ia hanya ingin memastikan dengan mata kepalanya sendiri. Dan ini semua akan menjadi bukti jika kelakuan Rolan dan Bella memang sudah tak bisa diampuni lagi.
Memastikan tidak terdengar suara di dalam sana. Zeina pun perlahan membuka pintu kamar Rolan yang ternyata tidak terkunci. Zeina melihat sepasang manusia berbeda jenis kelamin sedang bergelung, saling berpelukan dengan satu selimut yang sama. Zeina bisa memastikan kalau keduanya sedang dalam keadaan te-lan-jang.
Tampaknya kedua begitu kelelahan. Sungguh Zeina tidak mau berlama-lama di sana. Ia segera memfoto mereka sebagai barang bukti san juga sebuah rekaman video mulai dia masuk sampai ke arah pintu kamar Rolan. Kemudian Zeina pergi dari sana dengan perasaan bergemuruh hebat. Ia tidak menyangka akan seperti ini akhirnya.
❤️❤️❤️
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments