3

Sesuai pesan Rolan, Zeina menunggu sudah hampir setengah jam di lobi perusahaan. Ia duduk menunggu kedatangan Rolan sambil memainkan handphonenya. Akan tetapi saat terdengar suara pintu lift terbuka. Ia melihat pemandangan yang sungguh membuatnya tak nyaman.

Kedekatan Rolan dan Bella tak seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ternyata gestur mereka menunjukkan sesuatu yang berbeda. Pemikiran Zeina mulai tak tentu arah. Ia semakin bertanya-tanya. Apakah memang benar Rolan ada hubungan dekat dengan Bella. Bukan hanya sekedar hubungan sesama rekan kerja?

"Rolan!"

Panggilan Zeina membuat Rolan sontak menoleh dan tampak terkejut. Lalu tatapan Zeina beralih kepada Bella yang tampak mendengus tidak suka akan kehadiran Zeina di sana. Ada apa sebenarnya ini? batin Zeina. Ia menangkap pergerakan yang aneh dari mereka berdua.

Bella pun memilih pergi meninggalkan kedua pasangan tersebut. Rolan cukup bernapas lega karena Bella tahu posisinya saat ini.

"Hai sayang, udah lama ya? Maaf aku tadi ada meeting penting jadi lupa kalau ada janji dengan kamu," ucap Rolan berkilah dihadapan Zeina.

"Meeting dengan Bella?" tanya Zeina kini mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rolan.

Apalagi melihat keduanya tertawa dan sikap Bella yang tampak begitu dekat dengan Rolan. Zeina menjadi memikirkan nasib pernikahan mereka nantinya. Kalau Zeina menjadi istri Rolan, apakah mungkin dia bisa tahan dengan kedekatan keduanya?

"Maaf sayang, meetingnya nggak cuma sama Bella kok. Ada Billi juga. Lagian kita meeting karena akan bepergian ke luar kota," kata Rolan menjelaskan.

"Oh, pergi ke luar kota? Berdua saja?" kali ini pertanyaan Zeina sudah mulai dengan nada yang berbeda.

Rolan mencoba menenangkan gadisnya tersebut. Sepertinya Zeina sedang cemburu kepadanya karena berjalan berdua dengan Bella tadi.

"Sayang, bukankah kamu yang ingin kita bersikap profesionalitas dalam bekerja. Bella itu teman satu divisi sama aku. Dan banyak hal yang membuat kita bekerjasama. Karena kita satu tim sayang. Apakah kamu cemburu karena hal ini?" tanya Rolan sambil mengedipkan sebelah matanya.

Zeina hanya mendengus kasar.

"Tapi aku suka kamu cemburu sayang. Itu tandanya kamu begitu mencintai aku kan," goda Rolan kembali dengan senyum merekahnya.

"Cemburu? Aku malas cemburu dengan cewek modelan Bella. Jangan samakan aku dengan cewek seperti Bella. Kalau kamu sampai mengkhianati aku dengan bella. Hubungan kita selesai saat itu juga," ucap Zeina dengan sorot matanya yang tajam.

Deg

Rolan tampak deg-degan juga mendengar ucapan Zeina barusan. Raut wajahnya seketika berubah dan tampak keringat turun di sela-sela rambutnya. Dan perubahan tersebut terlihat jelas oleh zeina. Keputusan menikah dengan Rolan tampaknya harus menjadi bahan pertimbangan tersendiri oleh Zeina.

"Kamu kenapa bicara seperti itu sih sayang. Bukankah kamu tahu kalau aku begitu mencintaimu. Masak iya aku akan selingkuh dengan Bella. Adik tiri kamu sendiri," kata Rolan sambil tersenyum menutupi hatinya yang sudah deg-degan sejak tadi.

"Aku mana tahu hatimu benar-benar tulus buat aku atau enggak," ucapan Zeina sudah mulai melukai perasaan Rolan. Pria itu berhenti dan menarik lengan Zeina. Dengan sorot wajah tak terbaca Rolan berbicara dengan Zeina.

"Kamu meragukan aku Zein? apakah kamu kurang mengerti betapa sabarnya aku menunggu kamu. Menjagamu sampai dua tahun lebih aku tidak pernah menyentuh kamu Zein. Padahal orang-orang lain dalam berhubungan selalu memberikan apapun kepada pasangannya. Tetapi aku bahkan masih setia menunggu kamu. Sampai kamu sah jadi istriku, aku baru akan menyentuhmu. Seperti apa yang kamu inginkan. Tetapi kamu menuduhku yang bukan-bukan sekarang," ucap Rolan dengan nada yang berbeda. Tampak amarah yang tertahan dalam dirinya. Dan Zeina bisa melihat sosok Rolan yang lain hari ini.

"Kamu ingin aku memberikan keperawananku padamu sekarang, iya? Jawab aku Rolan?" ucap Zeina dengan nada lebih tinggi.

Rolan yang sudah terpancing emosi semakin kesal karena di desak oleh Zeina.

"Iya, aku ingin kamu mau berhubungan badan denganku. Kamu ini terlalu munafik Zeina. Padahal nanti kamu juga akan menikmati hubungan tersebut. Lagipula pernikahan kita tinggal sebentar lagi. Kenapa kamu susah sekali mengabulkan permintaanku. Apa salahnya kita mendahului malam pertama kita!" kata Rolan sambil mendengus kesal.

Zeina melototkan kedua matanya mendengar ucapan Rolan. Ternyata kekasihnya itu sangat menginginkan hubungan secara fisik. Hal itulah yang selama ini tidak pernah ingin Zeina lakukan. Karena bagi dia, kesuciannya hanyalah untuk suami sahnya. Bukan untuk lelaki sembarang. Tetapi Rolan rupanya sudah tidak sabaran. Apakah memang benar batin Zeina yang mengatakan bahwa pernikahan mereka ini bukan didasari oleh perasaan namun hanya nafsu semata.

"Tidak lan, aku hanya akan memberikan kesucian ku kepada suamiku seorang. Bukan kepada lelaki sembarang," tegas Zeina.

Rolan semakin tersinggung mendengar ucapan sang kekasih.

"Kamu menganggap aku apa selama ini Zein? Hah! Aku ini calon suamimu, kekasihmu yang sudah pacaran sama kamu dua tahun lebih Zein. Apakah kamu masih tidak percaya padaku?" ucap Rolan yang semakin panas saja. Karena Zeina tetap ngotot kepada pendiriannya.

"Kalau kamu tidak bisa menunggu. Tidak masalah kalau kita berhenti sampai di sini saja. Aku malas pergi keluar. Aku nggak jadi makam siang di kafe," ucap Zeina kemudian dia pergi meninggalkan Rolan di parkiran. Ia sudah tidak berselera untuk makan siang lagi.

Ya, mereka saat itu berdebat di parkiran mobil.

Arrrrkhh!

Rolan menendang angin yang ada di hadapannya. Sikap keras kepala Zeina membuatnya terpaksa mencari pelampiasan. Dan kejadian setahun yang lalu di sebuah hotel membuat Rolan merasa ketagihan untuk melakukannya lagi, lagi dan lagi. Kenikmatan yang awalnya hanya dia bayangkan saja kini sudah dapat ia rasakan meskipun setiap kali bermain hanya bayangan Zeina yang ada di kepalanya. Ia membayangkan jika wanita itu adalah Zeina yang sedang dia se-tu-bu-hi. Sehingga setiap kali Rolan ingin menyentuh Zeina maka wanita itulah yang akan menggantikan posisi Zeina. Melayani dan memuaskan Rolan.

Tanpa keduanya sadari. Perdebatan mereka didengar oleh seseorang yang tampak tersenyum tipis. Ia cukup bangga dengan si gadis yang mau mempertahankan kesuciannya tersebut.

"Di zaman semodern begini. Masih ada cewek langka seperti dia. Sayang dia bertemu dengan cowok brengsek seperti itu."

"Kamu tertarik padanya? Ia ada di divisi marketing. Masih dibawah kendaliku. Apakah kamu berminat? Aku bisa membuat dia dekat denganmu nanti," ujar seorang pria berjas warna abu.

"Sepertinya menarik."

Ucap si pria dengan jas hitam tersebut.

❤️❤️❤️

TBC

Terpopuler

Comments

💕 bu'e haresvi 💕

💕 bu'e haresvi 💕

baru calon y tuan Rolan belum tentu jadi suami😒orang yg bner2 dah jadi suami aja bisa pisah pa lagi baru calon 😒yg ada cuma mau enaknya doank KL modelan Rolan mah😒😒

2024-01-26

1

kika

kika

klo di diskotik iya langka, klo crinya d mesjid ya gak juga sih...wkwk... agak kurang greget nih awalan ketertarikan male lead pada female lead nya... tpi mungkin krn memang gak mau konfliknya trlalu berat ya, yg ringan2 aja

2023-07-11

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

dasar kaum Adam bisa nya ngeles giliran dah k pergok br ngaku

2023-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!