TMKA. Kecolongan

Bab. 20

"Kemarin kemana aja, Ra? Kok kata Mama, kamu pulang agak maleman?" tanya papa Rio yang kali ini berganti menginterogasi Ara perihal kepulangannya kemarin malam. Bagaimanapun juga pria paruh baya itu ingin putrinya berterus terang kepada dirinya. Tanpa ia mencari tahu secara langsung.

Sedangkan Ara yang tengah bersiap untuk menyantap roti selai di depannya, pun dia urungkan.

"Main dulu ke cafenya Om Jinan, Pa. Sama Kak Hiro, Kak Tami, sama satu lagi temennya Kak Hiro. Anto namanya," jelas Ara tidak jauh beda dengan penjelasan yang dia berikan pada mama Yuan.

Papa Rio terdiam. Beliau tampak sedang memikirkan sesuatu hingga pada akhirnya menyudahi pembicaraan mereka.

Sesuai dengan apa yang dibahas tadi bersama sang istri, hari ini mereka membiarkan Ara naik motornya kembali, seperti yang biasa gadis itu lakukan. Karena Ara sendiri juga tidak begitu suka di antar oleh sopir. Tidak bisa lewat ke gang kecil kalau pulang sekolah. Alasan yang sangat konyol sekali.

Namun memang Ara sangat suka lewat di jalanan yang sempit dan pasti ketika pulang, ada saja jajanan anak SD yang dia beli. Benar-benar sangat mirip dengan melakukan mama Yuan. Oleh sebab itu mama Yuan juga tidak berani terlalu melarang Ara. Takut jika gadis itu memberontak dan berujung kabur dari rumah. Tidak! Itu tidak boleh terjadi.

***

"Masuk!" perintah papa Rio pada seseorang yang berada di luar pintu ruang kerjanya.

Pria paruh baya itu kepikiran dengan ucapan dan juga cerita dari istrinya tadi. Kenapa juga semalam tidak ada yang melapor kepada dirinya mengenai kegiatan putrinya kemarin.

Setelah dipersilahkan masuk, muncul lah seorang pria dengan pakaian biasa, hanya mengenakan kaos ketat yang dipadukan dengan jaket biasa. Pria berperawakan tinggi dan besar tersebut melangkah mendekat ke arah meja kerja papa Rio.

"Selamat siang, Tuan Rio," sapa pria itu sambil membungkukkan badannya bagian atas.

Papa Rio mengangguk samar sebagai balasan dan menyuruh orang itu untuk duduk terlebih dulu.

"Kenapa nggak lapor mengenai kegiatan Nona muda?" cecar papa Rio langsung pada intinya di saat pria itu sudah duduk di kursi depan meja kerjanya.

Pria bernama Angga tersebut pun meminta maaf.

"Maafkan saya, Tuan Rio. Karena saya dilarang oleh Tuan muda, sehingga saya tidak bisa menceritakan kesemuanya," jawab pak Angga pada papa Rio.

Jawaban pak Angga barusan tentu saja membuat papa Rio terkejut. Merasa ada sesuatu yang tidak ia ketahui di sini.

"Maksudnya?" tanya papa Rio yang memang tidak mengerti maksud dari ucapan orang kepercayaannya ini. Di mana papa Rio memerintahkan pak Angga untuk mengawasi putrinya dari jarak lumayan dekat, namun tanpa terlihat.

Kemudian pak Angga pun menceritakan kejadian di mana ia melihat tuan mudanya itu bersama dengan tuan muda kedua, Hiro. Lalu, ketika ia ingin melapor mengenai kegiatan nona mudanya, namun tiba-tiba saja pak Angga mendapat sebuah telepon dari nomor asing. Di mana ternyata itu merupakan nomor tuan mudanya.

Ryu melarang pak Angga melaporkan kegiatan Ara hari itu, dia juga berpesan untuk tidak menceritakan keberadaannya pada kedua orang tuanya sendiri. Pria muda itu juga mengatakan kalau ini masalah rumah tangganya, sehingga pak Angga tidak berhak ikut campur terlalu dalam. Kalaupun ingin melapor, cukup kegiatan Ara saja. Tanpa mengungkap keberadaannya.

"Begitulah ceritanya, Tuan. Makanya saya bingung, mau laporannya bagaimana. Sedangkan Tuan muda melarang saya untuk memberitahukan keberadaannya," ujar pak Angga.

Papa Rio menggelengkan kepala. "Kalau memang pingin ketemu sama Ara, kenapa nggak milih pulang saja," gumamnya tidak mengerti cara jalan pikiran putra tunggalnya tersebut.

"Mungkin saja pingin mengenal Nona Muda lebih dulu, Tuan. Kan selama ini mereka tidak pernah bertemu," sahut pak Angga yang memang ada benarnya juga.

"Lalu di mana Ryu tinggal saat ini?" tanya papa Rio penasaran.

"Setelah Nona Muda di antara pulang, saya tidak lagi mengikuti Tuan Muda, Tuan," jawab pak Angga. Karena itu bukan perintah yang diberikan kepada dirinya.

Papa Rio paham. Mungkin putranya itu tidak pulang ke rumah secara langsung, karena ingin beradaptasi dengan status dan juga keadaan di sini. Lagi pula, kalau sampai dia muncul sebagai suaminya Ara, mungkin putrinya itu bakalan shock dsn berakhir kabur. Belum lagi larangan yang dibuat oleh istrinya. Tentu, papa Rio tidak akan mengatakan mengenai keberadaan Ryu kepada istrinya.

"Kalau begitu, cukup awasi mereka dan jangan sampai terlihat lagi oleh Ryu. Dia sangat peka terhadap orang yang mencurigakan di sekitarnya. Apa lagi dia bisa mendapatkan nomormu dengan mudah. Lebih baik kamu berhati-hati. Dan jangan sampai Nyonya tau," ingat papa Rio.